Timor Leste Minta Bulog Jadi Konsultan Pengembangan Logistik

Centro Logistica Nacional Intittuto Public memiliki tujuan membangun ketahanan pangan di Timor Leste. Tujuan ini sama dengan Bulog untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Nov 2024, 11:32 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2024, 11:31 WIB
Pertemuan Perum Bulog, Badan Pangan Nasional dan delegasi dari Centro Logistica Nacional Intittuto Public (NCL I.P.) Timor Leste. (Dok Bulog)
Pertemuan Perum Bulog, Badan Pangan Nasional dan delegasi dari Centro Logistica Nacional Intittuto Public (NCL I.P.) Timor Leste. (Dok Bulog)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengadakan pertemuan dengan delegasi Centro Logistica Nacional Intittuto Public (NCL I.P.) Timor Leste. Dalam pertemuan ini Perum Bulog diwakili oleh Wakil Direktur Utama Marga Taufiq dan Direktur Human Capital Sudarsono Harjosoekarto. 

Dalam pertemuan ini, Delegasi Centro Logistica Nacional Intittuto Public menyampaikan dua) agenda yang menjadi tujuan kedatangan ke Perum Bulog. Pertama adalah kerja sama dalam penguatan capacity building dalam rangka mendukung ketahanan pangan di Timor Leste seperti manajeman pergudangan, pemberantasan hama, penyimpanan dalam SILO, dan penggilingan.

Sedangkan agenda kedua adalah permintaan dari Centro Logistica Nacional Intittuto Public (NCL I.P.) adalah untuk mendapatkan personil ahli dari Bulog untuk menjadi konsultan manajemen dan teknis dalam pengembangan NCL I.P.

Dalam pemaparannya Centro Logistica Nacional Intittuto Public bertujuan untuk membangun ketahanan pangan di Timor Leste. Satu tujuan yang sama dengan Bulog untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Saat ini, Centro Logistica Nacional Intittuto Public baru mengelola beras (gabah dan beras) dan kacang-kacangan.

Tindak lanjut dari pertemuan ini adalah kunjungan delegasi Centro Logistica Nacional Intittuto Public untuk melihat terkait kegiatan Bulog mulai dari on farm (kegiatan Mitra Tani), pengglingan (SPP - SPB), pergudangan (termasuk silo), dan pemberantasan hama. Selain itu itu akan dilakukan pelatihan bagi personil Centro Logistica Nacional Intittuto Public sekitar 15 - 20 orang untuk belajar terkait manajemen logistik pangan di Bulog Corporate University.

Bulog

Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Pemerintah melalui Perum Bulog dikabarkan akan melakukan kerjasama ekonomi dan investasi pangan dengan negara Kamboja, menjaga stabilitas pangan dan melakukan keunggulan kompetitif rantai pasok beras.

Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Bulog Sonya Mamoriska mengungkapkan pihaknya masih melakukan penjajakan lebih dulu, terhadap beberapa produsen di Kamboja.

"Tentunya memang kita akan menjajaki dulu ya, menjajaki mana yang kita bisa lakukan kerjasama, tentunya juga kita harus lihat dulu dari sisi risiko-risikonya juga, tentunya kita harus kaji lebih dalam cost and benefitnya, nanti baru kita tentukan, kita pilih mana partner yang bisa kita lakukan kerjasama," kata Sonya kepada media, Jumat (20/9/2024).

Sonya menjelaskan, Perum Bulog hingga saat ini belum mendapatkan arahan lanjutan dari Direktur Utama yang baru Wahyu Suparyono. Ia menuturkan pihaknya masih menunggu untuk mengetahui lanjutan investasi terhadap produsen beras di Kamboja.

"Belum tahu, belum tahu ini kan baru seminggu (menjabat). Beliau belum beri arahan soal investasi karena masih konsolidasi. Kita juga lihat dulu arahan dari pemerintah selanjutnya seperti apa," terang dia.

Produksi Beras Indonesia

Berdasarkan KSA BPS, diperkirakan pada Juni 2024, produksi beras mulai menurun menjadi 2,12 juta ton. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi penurunan produksi beras adalah krisis iklim.

Menurut peringkat SeaSia.co, negara Kamboja, sebagai produsen beras yang semakin diperhitungkan di Asia Tenggara pada tahun 2023, memiliki tanah yang subur untuk menanam beras karena secara gografis terletak di pinggiran Sungai Mekong dan anak-anak sungainya menyediakan sumber air yang melimpah untuk irigasi.

Hal ini tentunya sesuai untuk tanaman padi yang membutuhkan banyak air untuk tumbuh. Karakteristik kesuburan tanahnya juga menyerupai tanah di pulau Jawa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya