Bagaimana Berlian Terbentuk? Begini Prosesnya

Banyak orang percaya bahwa berlian terbentuk dari batu bara, namun tentu saja teori ini tidak sepenuhnya salah. Melansir laman Science Direct pada Kamis (02/01/2025), berlian memang terbentuk dari kristal dan karbon yang diasah sehingga berkilau.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 03 Jan 2025, 18:35 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2025, 18:35 WIB
Berlian
Ilustrasi berlian termahal di dunia (Photo by Edgar Soto on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Berlian adalah intan atau permata yang sering digunakan menjadi perhiasan. Tidak hanya indah, berlian juga merupakan salah satu batuan terkuat.

Banyak orang percaya bahwa berlian terbentuk dari batu bara, namun tentu saja teori ini tidak sepenuhnya salah. Melansir laman Science Direct pada Kamis (02/01/2025), berlian memang terbentuk dari kristal dan karbon yang diasah sehingga berkilau.

Namun, diketahui bahwa lapisan batu bara merupakan batuan sedimen yang biasanya muncul horizontal atau hampir horizontal. Sedangkan batuan induk berlian berupa pipa vertikal yang diisi batuan beku.

Lalu, bagaimana berlian terbentuk? Berlian terbentuk lebih dari 3 miliar tahun lalu dan terkubur jauh di dalam kerak bumi. Berlian dapat ditemukan pada kedalaman 150 hingga 200 kilometer di bawah permukaan bumi.

Di sini, suhu rata-rata 900 hingga 1.300 derajat Celsius dan tekanan 45 hingga 60 kilobar. Dalam panas dan tekanan yang tinggi, atom karbon mengkristal dan membentuk berlian.

Dalam kondisi tersebut, lelehan lamproite dan kimberlite (umumnya dikenal sebagai magma) juga terbentuk di dalam mantel atas bumi dan mengembang dengan kecepatan tinggi. Pengembangan tersebut menyebabkan magma meletus, memaksanya keluar ke permukaan bumi dan membawa serta batuan yang mengandung berlian.

Bergerak dengan kecepatan luar biasa, magma mengambil jalur dengan hambatan paling kecil, membentuk pipe (pipa) ke permukaan. Saat mendingin, magma mengeras membentuk kimberlite dan mengendap dalam struktur vertikal yang dikenal sebagai pipa kimberlite.

Pipa kimberlite ini merupakan sumber berlian yang paling signifikan, namun diperkirakan hanya 1 dari setiap 200 pipa kimberlite yang mengandung berlian berkualitas permata. Nama “Kimberlite” sendiri berasal dari kota Kimberley di Afrika Selatan, tempat berlian pertama ditemukan pada jenis batu ini.

Meski begitu ada beberapa teori pembentukan berlian yang dikemukakan para ahli. Para ahli geologi percaya bahwa berlian terbentuk di mantel bumi dan dilepaskan ke permukaan melalui letusan vulkanik yang menghasilkan pipa kimberlite dan lamproite.

Pembentukan berlian alami memerlukan suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Kondisi ini terjadi 150 kilometer atau lebih di bawah permukaan, dengan suhu setidaknya 1050 derajat Celsius.

Berlian yang terbentuk dikirim ke permukaan bumi selama letusan gunung berapi yang bersumber dari dalam. Letusan ini merobek sebagian mantel bumi dan membawanya dengan cepat ke permukaan.

 

Teori Lain

Teori lain menyebutkan berlian berasal dari asteroid yang menghantam bumi. Sepanjang sejarahnya, bumi berulang kali dihantam asteroid berukuran besar.

Ketika benda angkasa tersebut menghantam bumi, terjadi suhu dan tekanan ekstrem. Saat bertabrakan, obyek berkecepatan tinggi ini akan menghasilkan ledakan energi yang setara dengan banyak senjata nuklir dan suhu lebih panas dari permukaan matahari.

Kondisi suhu dan tekanan tinggi dari dampak tersebut lebih dari cukup untuk membentuk berlian. Teori pembentukan berlian ini didukung dengan ditemukannya berlian kecil di sekitar beberapa lokasi tumbukan asteroid.

Melansir laman NASA pada Kamis (02/01/2025), peneliti NASA telah mendeteksi sejumlah besar nanodiamond di beberapa meteorit. Nanodiamond adalah berlian yang diameternya beberapa nanometer (sepersejuta meter).

Sekitar tiga persen karbon dalam meteorit ini terkandung dalam bentuk nanodiamond. Berlian ini terlalu kecil untuk digunakan sebagai permata atau bahan abrasif industri.

Peneliti Smithsonian juga menemukan sejumlah besar berlian kecil ketika mereka memotong sampel dari meteorit Allen Hills. Berlian dalam meteorit ini diperkirakan terbentuk di ruang angkasa melalui tabrakan berkecepatan tinggi, mirip dengan bagaimana berlian terbentuk di bekas asteroid.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya