Liputan6.com, London Babak 16 besar leg 2 Liga Champions antara Chelsea dan Galatasaray, Selasa (18/3/2014) atau Rabu dini hari WIB di Stamford Bridge menjanjikan pertandingan seru. Hasil imbang 1-1 di leg pertama membuat kedua kubu sama-sama memiliki peluang lolos ke perempat final sama besar. Pertarungan berebut untung demi tiket perempat final.
Melihat catatan perjalanan Chelsea di fase knock-out, tim Ibu kota Inggris dua kali gagal melangkah ke babak selanjutnya dalam enam kali kesempatan setelah bermain imbang di partai tandang. Terakhir, tim Ibukota Inggris itu bertekuk lutut di hadapan Barcelona pada semifinal musim 2008-09 setelah bermain imbang tanpa gol di leg pertama.
Baca Juga
Chelsea empat kali menang agregat setelah bermain imbang 1-1 di markas lawan. Terakhir kali mereka melakukannya saat menang 3-2 melawan Liverpool di musim 2007-08 dalam partai semifinal.
Advertisement
Kemenangan atas wakil Turki nanti pun menjadi harga mati bagi Chelsea untuk memperpanjang napas di kompetisi bergengsi antarklub Eropa itu. Berkaca dari hasil di leg pertama kontra Galatasaray, Chelsea hanya butuh hasil imbang tanpa gol di laga dinihari WIB nanti.
Meski demikian, Chelsea wajib waspada. Pasalnya, Galatasaray hanya membutuhkan satu gol untuk lolos ke perempatfinal. Defisit satu gol sejatinya bisa dikejar Galatasaray semakin dekat dengan gelar juara. Di babak penyisihan grup, Galatasaray sukses menyingkirkan Juventus. Label pembunuh tim raksasa menempel di skuat berjuluk Cimbom tersebut.
Pertemuan kedua kubu sempat terjadi di ajang Liga Champions musim 1999-00. Chelsea memetik kemenangan 5-1 di pertemuan pertama. Namun kalah 0-1 di leg kdua. Sejauh ini, rekor Galatasaray dengan tim asal Inggris pun terbilang buruk. Dalam delapan lawatan terakhir ke Inggris, raksasa Turki itu selalu gagal meraih kemenangan. Rapor Galatasaray saat menghadapi tim asal Inggris secara keseluruhan adalah menang tiga kali, imbang delapan kali dan kalah tujuh kali.
Jelang pertandingan, Jose Mourinhou meminta tim asuhannya menunjukkan naluri pembunuh. Menurut Mou, hal itu tidak terlihat di leg pertama lalu. “Kami seperti tim yang tidak memiliki nafsu pembunuh,” kata The Special One dilansir dari The Guardian.
Instruksi yang ditekankan mantan pelatih Real Madrid itu cukup beralasan. Di ajang Premier League akhir pekan lalu, Chelsea harus mengakui keunggulan Aston Villa dengan skor tipis 0-1. Kemenangan Villa atas Chelsea pun bisa menjadi inspirasi bagi Galatasaray menumbangkan Chelsea di markasnya.
Namun pelatih Galatasaray, Roberto Mancini bersikap sebaliknya. Kendati kepercayaan diri pemain Chelsea tengah menurun, menurut dia, Chelsea tim kuat yang bisa dengan mudah membalikkan prediksi. “Kami harus menaruh respek besar dalam 20 menit pertama. Karena di momen itu, kami kerap gugup,” ucap mantan pelatih Manchester City itu sebagaimana dikutip situs resmi UEFA.
Pelatih asal Italia itu menekankan pentingnya kekuatan mental untuk menghadapi Chelsea. “Cara pandang kami menghadapi dan memulai pertandingan ini sangat penting,” sambung Mancini seraya mengatakan, rindu dengan atmosfer sepakbola Inggris.
“Pertandingan nanti akan sangat berat bagi kedua kubu. Kami akan tetap mencoba. Chelsea memiliki sedikit keuntungan (gol tandang). Tapi tidak ada yang berkata tidak mungkin dalam sepakbola. Kami harus percaya pada diri sendiri,” Mancini menuturkan.