Ini Penyebab Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Thomas-Uber

"Indonesia perlu stadion yang memadai selain Istora Senayan," kata Bambang Roedyanto.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 30 Mei 2014, 21:04 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2014, 21:04 WIB
Istora Senayan
Istora Senayan (badmintonindonesia.org)

Liputan6.com, Jakarta: Indonesia kalah bersaing dengan China pada bidding tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2016. Pada pertemuan council member Rabu (28/5/2014) lalu di New Delhi, India, BWF (Badminton World Federation) memutuskan ajang perebutan supremasi bergengsi tersebut akan dihelat di kota Kunshan, di bagian timur China.

Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI Bambang Roedyanto yang mewakili Indonesia pada proses bidding mengatakan Indonesia memerlukan lebih banyak fasilitas gedung olahraga yang memadai untuk menggelar turnamen-turnamen besar. Selama ini, Indonesia selalu mengandalkan Istora Senayan yang memang menjadi satu-satunya stadion dengan fasilitas paling memadai untuk gelaran kejuaraan bulu tangkis kelas dunia.

Selama ini, Istora Senayan menjadi tempat gelaran turnamen Indonesia Open Super Series Premier, Piala Thomas serta Uber, Piala Sudirman, dan lainnya. Pemilihan ini didasarkan pada standar yang ditentukan BWF menyangkut kapasitas penonton, jumlah lapangan, dan sebagainya. Baru turnamen kelas grand prix gold yang dilangsungkan di daerah, seperti Samarinda, Palembang dan Yogyakarta.

Sebaliknya, Tiongkok memiliki fasilitas olahraga yang lebih maju. Dalam beberapa tahun terakhir, kejuaraan-kejuaraan bulu tangkis bergengsi dilangsungkan di beragam kota, tak hanya Beijing sebagai ibukota, tapi juga di Shanghai, Guangzhou, Wuhan, Nanjing, Changzhou, Lingshui, Jiangshu dan sebagainya.

"Indonesia perlu stadion yang memadai selain Istora Senayan. BWF mau melihat development badminton di kota-kota lain, bukan hanya di Jakarta. Kami mengajukan Jakarta karena memang tidak ada pilihan lain," kata Roedy kepada Badminton Indonesia.

"BWF menilai terlalu banyak event yang diadakan di Jakarta pada waktu tersebut. Juni ada Indonesia Open, kemudian ada World Championships pada Agustus 2015. Sedangkan Piala Thomas dan Uber diadakan Mei 2016," tambahnya.

Belum berhasil memenangkan bidding tuan rumah Piala Thomas dan Uber 2016, Indonesia akan berkonsentrasi untuk menggelar turnamen BWF World Championships 2015. Kejuaraan ini akan digelar di Istora Senayan, 16-23 Agustus 2015. Jakarta dinobatkan sebagai tuan rumah setelah mengalahkan Kunshan (Tiongkok) dalam proses bidding di Athena, Yunani, November 2013 silam.

Setelah 26 tahun lamanya, kejuaraan dunia akhirnya kembali digelar di Indonesia. Ini adalah kali ketiga buat Indonesia menjadi tuan rumah BWF World Championships. Sebelumnya Indonesia juga menggelar kejuaraan dunia pada 1980 dan 1989, keduanya bertempat di Jakarta.

Tak cuma fokus di level senior, Indonesia pun akan ambil bagian dalam proses bidding kejuaraan kelas taruna (U-19) yaitu Asia Junior Championships 2015.
"Kami akan ikut serta dalam bidding Asia Junior Championships 2015, rencananya kami mengajukan kota Yogyakarta," ujar Roedy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya