"KONI & KOI Mustahil Kelola Kompetisi"

PSSI tidak mau mengikuti arahan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 21 Apr 2015, 23:04 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2015, 23:04 WIB
Dibekukan, Ketua Umum PSSI Datangi Kantor Menpora
Ketua Umum PSSI La Nyalla Mataliti menyambangi kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Senin (20/4/2014). Kedatangan La Nyalla ingin bertemu dengan Menpora Imam Nahrawi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI, La Nyalla Matallitti tetap menjalankan kompetisi Liga Super Indonesia (sekarang bernama QNB League) dengan 18 klub.

PSSI tegas ogah mengikuti arahan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI)

Pekan lalu, Kemenpora melalui Mentri Imam Nahrawi membekukan PSSI dan menunjuk KOI serta KONI memutar QNB League dengan 16 tim, tanpa Arema Cronus dan Persebaya Suranya yang dianggap bermasalah karena terganjal administrasi.

Meski sudah dibekukan, PSSI tetap berniat mengelola dan menjalankan QNB League dengan 18 tim. Kompetisi kasta tertinggi di Indonesia itu akan kembali bergulir pada 25 April mendatang.

"Kami tidak mengikuti rekomendasi BOPI atau Kemenpora. Kami punya Statuta sendiri. Sudah ada 18 klub yang sudah tercatat di FIFA, kalau tidak dijalankan maka kami akan disalahkan oleh FIFA. Harus tetap jalan," ucap La Nyalla kepada redaksi Liputan6.com, Selasa (21/4/2015).

Pria berusia 55 tahun tersebut mengatakan telah berkomunikasi dengan KOI dan KONI. La Nyalla menambahkan, kedua induk organisasi olahraga di Indonesia itu tidak akan sanggup mengelola QNB League.

"KOI atau KONI beda bidangnya dengan PSSI. KONI adalah kumpulan cabang-cabang olahraga, termasuk PSSI. Kalau disuruh mengurus sepak bola yang besar ini tentu tidak akan bisa karena mereka tidak punya perangkat pertandingan, seperti wasit," tutur La Nyalla.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya