Blatter Mundur, Platini: FIFA Terlalu Banyak Skandal

Platini menilai mundurnya Blatter sebagai Presiden FIFA sebagai langkah tepat.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 03 Jun 2015, 14:47 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 14:47 WIB
Michel Platini
REFORMASI - Platini berharap adanya reformasi besar-besaran di tubuh FIFA. ( REUTERS/Ruben Sprich)

Liputan6.com, Zurich - Presiden UEFA, Michel Platini, mendukung langkah Sepp Blatter mundur dari jabatan sebagai Presiden FIFA. Menurut Platini, sikap berani Blatter tersebut merupkana keputusan yang tepat dalam kondisi seperti sekarang ini.

Seperti diketahui, Platini merupakan sosok yang menentang keras agar Blatter tak mencalonkan diri lagi sebagai Presiden FIFA periode 2015-2019. Dalam pemilihan Presiden FIFA untuk periode 2015-2019 pada 29 Mei 2015, Blatter sesungguhnya kembali terpilih setelah mengalahkan Prince Ali bin al-Hussein.

Namun, tekanan terus menerpa Blatter setelah dia menjadi Presiden FIFA untuk kali kelima. Tekanan datang juga setelah sejumlah pejabat tinggi FIFA ditangkap oleh gabungan Kepolisian Swiss dan FBI terkait skandal korupsi.

"Itu adalah keputusan yang sulit, keputusan yang berani, dan keputusan yang tepat," terang Platini soal mundurnya Blatter sebagai Presiden FIFA, seperti dilansir Goal.

"Saya mengatakan kepada Sepp Blatter untuk meninggalkan FIFA, untuk mundur, karena dia membuat citra FIFA memburuk," sambung legenda sepak bola Prancis itu. 

Bersambung ke halaman selanjutnya>>>

Selanjutnya

img_platini-180711.jpg
Presiden UEFA Michel Platini terpilih kembali untuk kedua kalinya pada Kongres UEFA di Paris, Prancis, 22 Maret 2011. AFP PHOTO/PATRICK KOVARIK

Belakangan, posisi Blatter kian terdesak, terutama setelah Sekjen FIFA, Jerome Valcke, disebut-sebut juga terlibat dalam skandal suap sebesar USD 10 juta. Blatter sendiri mengumumkan pengunduran dirinya dan berjanji menggelar kongres luar biasa FIFA untuk memilih suksesornya.

Platini dikabarkan bakal menjadi salah satu kandidat untuk menggantikan Blatter sebagai Presiden FIFA. Bila Platini maju, dia akan bersaing dengan Prince Ali dan David Ginola , yang terang-terangan siap maju sebagai kandidat Presiden FIFA berikutnya.

"Itu tidak mudah untuk mengatakan kepada seoarang teman bahwa dia mesti mundur, tapi itu cara sejarah berjalan," jelas dia.

"Saya mengatakan ini adalah kesedihan, dengan air mata saya. Ada terlalu banyak skandal di FIFA," beber mantan pemain Juventus ini. 

Babak juga: 

De Gea ke Madrid, Seperti Ini Respon Sergio Ramos

Beda Intervensi kepada PSSI di 2007,2011 dan 2015

Indonesia Kalah, Pelatih Singapura: Sanksi FIFA Berpengaruh

Enrique Analisa Duel Final Juventus vs Barcelona

Mengenal Cara Melatih Calon Juru Taktik Baru Real Madrid

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya