Suara Pemain dan Pelatih Tak Buat Tim Transisi Tergerak

"Jika Kemenpora tetap memaksakan menggelar KLB, itu hanya membuat sepak bola Indonesia terpecah kembali."

oleh Windi Wicaksono diperbarui 11 Agu 2015, 16:34 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2015, 16:34 WIB
Sepak Bola Indonesia, Hanya Separuh Nafas
Tim Transisi bentukan Kemenpora untuk menggelar turnamen sepak bola dalam waktu dekat. (Bola.com/M. Ridwan)

Liputan6.com, Jakarta - Ungkapan para pemain dan pelatih yang menyuarakan kesedihan atas matinya kompetisi tak mempengaruhi kebijakan Tim Transisi. Anggota Tim Transisi Pokja Komunikasi, Zuhairi Misrawi, menyiratkan tak berubah sikap meski para pemain dan pelatih mendatangi kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Hari ini (11/8/2015), seribuan Jakmania dan sejumlah pelatih dan pemain menyuarakan aspirasi mereka kepada perwakilan Kemenpora. Para pemain dan pelatih yang mendatangi Kemenpora antara lain, Rahmad Darmawan, Francis Wewengkang, Hermansyah, Gunawan Dwi Cahyo, dan Leonard Tupamahu, yang juga ditemani oleh sejumlah petinggi Jakmania.

Mereka ditemui oleh Sesmenpora Alfitra Salamm, dan anggota Tim Transisi Zuhairi Misrawi. Para pemain dan pelatih mengungkapkan kerugian-kerugian yang mereka alami selama kompetisi tidak bisa digulirkan.

Para pemain dan pelatih itu mengingatkan Kemenpora untuk tidak memecah sepak bola Indonesia lagi, sehingga menimbulkan dualisme kembali. Mereka berharap Kemenpora mencabut SK Pembekuan terhadap PSSI, bukan malah membuat Kongres Luar Biasa (KLB) yang di luar koridor.

"Setelah mendengar ini kami akan tetap berkoordinasi dengan Menpora untuk segera menggelar kompetisi," jelas Misrawi usai menemui para pemain dan pelatih di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (11/8/2015).  "Setelah pembekuan acting PSSI adalah Tim Transisi. Kami juga akan melakukan persiapan bertemu FIFA, kemudian menggulirkan KLB," sambungnya.

Mantan Pelatih Timnas Indonesia U-23, Rahmad Darmawan, memperingatkan akan dampak yang bisa ditimbulkan bila Kemenpora menginginkan adanya KLB PSSI. Rahmad menilai, seluruh elemen sepak bola Indonesia sudah trauma dengan perpecahan dan dualisme, yang menyebabkan keterpurukan.

"Jika Kemenpora tetap memaksakan menggelar KLB, itu hanya membuat sepak bola Indonesia terpecah kembali. Kerugian besar akan dialami sepak bola Indonesia selama bertahun-tahun," papar Rahmad Darmawan. (Wnd/Ary)

Baca Juga:
Legenda Timnas Dukung Demo The Jakmania di Kemenpora
Jika Menpora Cabut Pembekuan, Jakmania Siap Awasi PSSI
Evan Dimas Belum Bisa Perkuat Klub Spanyol Llagostera

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya