Liputan6.com, Jakarta - Dalam kamus Bayern München tak ada kata kalah dan menyerah. Semua pemain dan pelatih yang bergabung dengan Bayern tahu persis bahwa menang dan juara adalah kewajiban. Nilai-nilai ini, menurut Holger Badstuber, bahkan diperkenalkan kepada para pemain di akademi klub.
Baca Juga
- MU Dapatkan Titisan Giggs dari Belanda
- Zidane Beberkan Penyebab Kekalahan Madrid dari Wolfsburg
- Juventus Raih Gelar Scudetto Kelima Berkat Striker Napoli
Maka dari itu, cukup mengherankan ketika Matthias Sammer, Direktur Olahraga Bayern, kebakaran jenggot saat eks presiden klub, Uli Hoeness, mengatakan pelatih Josep Guardiola menginginkan treble winners sebagai kenang-kenangan.
Sammer, karena sehari-hari selalu berkomunikasi dengan Guardiola, berkeras menyatakan ambisi treble winners seperti yang diungkapkan Hoeness itu omong kosong belaka. Dia menegaskan, sejak awal musim, mencetak rekor juara empat kali beruntun di Bundesliga 1 adalah prioritas utama Die Roten.
Sammer mungkin coba mencegah Philipp Lahm cs. dari sikap jemawa sekaligus meringankan pundak mereka dari ekspektasi yang kelewat tinggi. Namun, kata-katanya itu bertentangan dengan kultur Die Roten. Di Bayern, mimpi juara tak boleh bertepi. Di mana pun ikut kompetisi, Bayern harus membidik trofi.
Lagi pula, soal treble winners, semua orang pun tahu, itulah yang diharapkan para fans Bayern dari Guardiola. Sebagai sosok yang kerap disebut pelatih terbaik dunia, Guardiola diharuskan menyamai atau bahkan melewati pencapaian Jupp Heynckes musim 2012-13. Karena dari segi apa pun lebih baik dari Don Jupp, Guardiola sudah semestinya mampu melakukan hal yang mustahil sekalipun.
Guardiola yang awalnya menyatakan bukanlah sosok yang bisa menghadirkan treble winners setiap musim, tak menutup mata dan telinga dari ekspektasi tinggi itu. Jelang laga leg I perempat final Liga Champions kontra Benfica di Allianz Arena, dia antara lain menyebutkan, hanya treble winners yang akan membuat dirinya dinilai sukses di Bayern.
Para pemain pun menyadari hal tersebut. Saat pemusatan latihan musim dingin di Qatar, Lahm sempat mengungkapkan tekad mempersembahkan treble winners bagi Guardiola yang akan hijrah ke Manchester City pada akhir musim nanti. Karena kontribusi besarnya dalam mengembangkan kemampuan para pemain, Guardiola pantas mendapatkan hadiah perpisahan istimewa tersebut.
Advertisement
Jadwal Berat
Kini, dengan bantahan Sammer, para pemain patut bertanya-tanya. Apakah benar cukup juara Bundesliga 1 saja? Bukankah kewajiban mereka adalah memenangi semua kompetisi yang diikuti?
Kegamangan itu terlihat jelas pada hasil laga Bayern. Setelah perdebatan Sammer dengan Hoeness, Die Roten hampir disingkirkan Juventus di babak 16-besar Liga Champions. Tiga laga selanjutnya pun hanya dimenangi dengan skor tak meyakinkan, 1-0. Tak ada lagi pesta gol yang terakhir dilakukan ke gawang SV Werder Bremen pada spieltag ke-26.
Itu bukanlah tren yang elok mengingat perjalanan Bayern jelang akhir musim justru terbilang berat. Andai tak kembali ke jalur yang tepat, bukan tidak mungkin Lahm dkk. justru mengakhiri musim tanpa trofi sama sekali.
Di Liga Champions, Bayern harus melawat ke kandang Benfica. Hanya berbekal kemenangan 1-0, laga nanti tak ubahnya final. Bayern tak bisa terlalu optimistis karena Benfica meraih 16 kemenangan dari 19 laga kandang mereka di semua ajang musim ini. Hanya Sporting Clube, Atletico Madrid, dan FC Porto yang bisa menang di Estadio da Luz.
Di DFB Pokal, lawan Bayern di semifinal memang hanya Bremen yang pada pertemuan terakhir dihajar lima gol tanpa balas. Namun, itu bukan jaminan bagi Die Roten untuk melenggang mulus ke final.
Performa anak-anak asuh Viktor Skripnik memang amburadul di Bundesliga 1. Namun, mereka terbilang spesial di DFB Pokal. Di perdelapan final, Borussia Mönchengladbach disingkirkan dengan skor 4-3. Babak berikutnya, giliran Bayer Leverkusen yang dihajar 3-1. Dua-duanya di kandang lawan.
Sementara itu, di Bundesliga 1, ujian mahaberat akan dilakoni pada spieltag ke-30 hingga 32. Mereka harus menghadapi FC Schalke 04, Hertha BSC, dan Mönchengladbach yang tengah berebut tiket ke Liga Champions.
Sulitnya lagi, ketiga laga tersebut berimpitan dengan laga di dua ajang lain. Bila tak hati-hati dan gagal menjaga konsentrasi, keunggulan lima poin atas Dortmund bukan tidak mungkin tereduksi dan sirna pada tiga pekan tersebut.
Itu sebabnya Guardiola jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti pasukannya untuk lebih waspada. Dia mengungkapkan bahwa setiap laga yang dihadapi Bayern saat ini adalah final.
Modal Apik Dortmund
Situasi Bayern saat ini menjadi angin segar bagi Dortmund yang diam-diam juga berpeluang merebut tiga gelar (Bundesliga 1, DFB Pokal, dan Liga Europa). Bahkan, Die Schwarzgelben terkesan lebih siap mewujudkannya. Semua komponen klub memiliki pandangan dan kesadaran yang sama akan hal itu.
Striker Pierre-Emmerick Aubameyang sejak awal musim punya keyakinan tinggi bahwa gelar juara Bundesliga 1 tak akan diraih Bayern. Memasuki paruh kedua, dia tetap memegang keyakinan tersebut. Pemain asal Gabon itu menunjuk kepastian Guardiola hengkang sebagai faktor yang akan menguntungkan timnya.
"Kita lihat saja apa yang akan terjadi. Kami tak akan menyerah tanpa berjuang terlebih dahulu," kata pemain yang belakangan kerap dikaitkan dengan Real Madrid tersebut.
Kesiapan memanfaatkan turbulensi di Bayern juga diungkapkan Chairman Hans-Joachim Watzke. "Kami tak perlu mengurusi hal-hal yang tak realistis. Namun, bila Bayern terpeleset, kami siap menyodok," terang dia.
Para penggawa Die Schwarzgelben memahami hal itu. Hal terpenting bagi mereka adalah mengambil peluang dan menggapai target secara bertahap. Setelah memastikan tiket Liga Champions musim depan pada spieltag ke-27, Mats Hummels dkk. mulai membidik target-target lain. Mereka tak malu-malu mengumbar keinginan juara di semua ajang yang diikuti.
"Musim ini masih banyak yang ada di depan. Liga Europa, DFB Pokal, dan kami juga masih berpeluang di Bundesliga 1," terang kiper Roman Bürki. Bek kiri Marcel Schmelzer menimpali, "Berhasil meraih target pertama tentu menyenangkan. Tapi, kami perlu fokus pada tugas-tugas ke depan. Kami ingin meraih gelar."
Di mata kapitän Hummels, kans terbesar Dortmund ada di DFB Pokal dan Liga Europa. Itu karena nasib sepenuhnya ada di tangan mereka. Sementara itu, di Bundesliga 1, mereka juga harus berharap Bayern terpeleset. Memenangi semua laga sisa tak akan berarti apa pun bila Bayern tak kehilangan banyak poin.
Dortmund punya modal apik untuk mewujudkan hal tersebut. Sepanjang 2016, mereka tak pernah menderita kekalahan. Hingga jelang laga kontra Liverpool, Jumat (8/4/2016) dinihari WIB, Die Schwarzgelben memetik 14 kemenangan dalam 16 laga di semua ajang. Sisanya, dua kali imbang. Mereka antara lain dua kali menaklukkan FC Porto, dua kali mengalahkan Tottenham Hotspur, menang atas Leverkusen, dan menahan imbang Bayern.
Melihat optimisme dan performa yang ditunjukkan saat ini, bukan kejutan besar bila Dortmund juara di tiga ajang. Bagaimanapun, mereka telah mengejawantahkan tekad kuat ke dalam penampilan luar biasa. Itu modal istimewa. Jangankan hanya menjuarai kompetisi, misi mustahil pun bisa mereka tuntaskan.
*Penulis adalah komentator, jurnalis dan pengamat sepakbola. Tanggapi kolom ini di @seppginz.
Advertisement