Liputan6.com, Monaco - Catatan tak terkalahkan Claudio Ranieri selama 12 pertandingan harus terhenti. Uniknya, ia harus menelan kekalahan perdananya saat melawan tim yang dihuni para pembalap Formula 1.
Ranieri baru saja melewati musim yang luar biasa bersama Leicester City. Ia mampu menorehkan sejarah yang tak akan pernah dilupakan dunia: membawa Leicester tampil sebagai juara Liga Premier Inggris 2015/2016.
Baca Juga
- Dukung Barca, Bomber Semen Padang Tak Sudi Madrid Juara
- Ketika Rio Haryanto Terkagum-kagum dengan Messi
- Faktor Karakter Motor, Vinales Pede Jadi Rekan Rossi
Kampanye sekaligus faktor penentu Leicester juara adalah tren positif yang mereka ukir sejak takluk 1-2 dari Arsenal pada 14 Februari 2016. Sejak itu, Ranieri membawa Leicester tak terkalahkan dalam 12 pertandingan beruntun.
Sayang, rekor Ranieri harus ternoda kala melakoni laga ekshibisi melawan tim yang dihuni para pemain F1 di Stade Louis II, kandang AS Monaco. Itu adalah pertandingan amal yang digelar rutin setiap menjelang GP Monaco.
Pada laga itu, tim All Stars yang ditangani Ranieri harus menyerah 1-3 dari tim yang dihuni para pembalap F1. Ranieri melawan tim yang diperkuat pembalap McLaren, Alonso, Max Verstappen (Red Bull), Felipe Massa (Williams), dan Carlos Sainz (Toro Rosso).
Kemenangan itu bukan sebuah kejutan. Sebab, tim yang dikapteni Alonso juga diperkuat dua legenda hidup Arsenal, yakni Emmanuel Petit dan William Gallas. Hebatnya, Alonso juga menyumbang satu gol lewat tendangan bebas indah.
Advertisement
Di sisi lain, kunjungan ke Stade Louis II juga menjadi ajang reuni bagi Ranieri. Tercatat, Ranieri pernah menjadi pelatih Monaco selama dua musim sejak 30 Mei 2012-20 Mei 2014. Saat itu, Ranieri mempersembahkan tiket promosi ke Ligue 1 setelah meraih gelar juara Ligue 2 2012/2013.