Liputan6.com, Jakarta - Pertandingan Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC pada Sabtu (24/6/2016) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) berakhir antiklimaks untuk kedua kesebelasan di pekan ke-7 Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.
Kerusuhan suporter memaksa laga dihentikan pada menit ke-81 saat Sriwijaya unggul 1-0 atas Macan Kemayoran. Namun demikian, pelatih SFC, Widodo Cahyono Putro, justru menyoroti kinerja wasit di lapangan daripada insiden yang terjadi antara suporter Persija dengan pihak keamanan.
PT GTS selaku operator kompetisi terpaksa menghentikan pertandingan di menit akhir. PT GTS akan menentukan nasib pertandingan ini dan membawa peristiwa ini ke sidang Komisi Disiplin.
Advertisement
Baca Juga
- Ogah Kebobolan, Kroasia Bakal 'Matikan' Ronaldo
- Jadwal Piala Eropa 2016: Siaran Langsung Nanti Malam
- Terbiasa Lawan Striker Top, Irlandia Utara Yakin Jinakkan Bale
Striker Hilton Moreira menjadi penyelamat Laskar Wong Kito lewat gol tendangan bebasnya pada menit ke-65. Namun, pelatih tim tamu Widodo C Putro menilai timnya layak mendapatkan kemenangan lewat penalti dari wasit Djumadi Effendi di babak pertama. Mantan pelatih Gresik United ini menilai, tim seharusnya mendapatkan penalti di menit awal pertandingan.
"Saya hanya menyoroti wasit, karena menit kelima, jelas Beto (Alberto Goncalves) dapat penalti. Sudah 20 tahun saya bermain bola dan sekarang menjadi pelatih, Indonesia tetap seperti ini," tutur Widodo usai pertandingan.
Persija dan Sriwijaya langsung meninggalkan lapangan menuju ruang ganti setelah massa merangsek masuk ke lapangan. Widodo yang melihat anak-anak asuhannya terganggu akibat gas air mata dari kepolisian. Mantan striker timnas Indonesia ini menolak berkomentar soal insiden yang terjadi. Dampak gas air mata membuat bek kanan Sriwijaya, Wildansyah harus ditandu keluar pada menit ke-62. Mantan pemain Persib Bandung itu mengalami sesak napas.
"Kami hanya menyoroti pertandingan dan Komdis (Komisi Disiplin) harus melihat rekamannya. Kalau betul atau salah harus segera diputuskan soal wasit ini," tutur pria kelahiran Cilacap tersebut.
"Kami harus berusaha memajukan sepak bola. Ini bulan Ramadan, dan pemain dipaksa untuk latihan, bermain malam. Setelah seperti ini, apa yang bisa dibanggakan," kata Widodo.