Liputan6.com, Rio de Janeiro - Sukses Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut medali emas di Olimpiade Rio 2016 mengembalikan tradisi Indonesia di Olimpiade. Sebelumnya, Indonesia sempat absen memperoleh medali emas di Olimpiade 2012 London, setelah selalu meraihnya sejak Olimpiade 1992.
Ini menjadi medali emas ketujuh yang disumbangkan oleh cabang olahraga bulutangkis Indonesia di ajang Olimpiade. Pada Olimpiade 1992 Indonesia meraih dua emas, lalu pada Olimpiade 1994 hingga 2008 masing-masing satu emas.
Baca Juga
Â
Kiprah bulutangkis Indonesia khususnya di Olimpiade sangat diperhitungkan. Sebab, Indonesia memiliki sejarah panjang menjadi salah satu negara langganan meraih medali emas di ajang Olimpiade.
Tercatat, sejak gelaran Olimpiade Barcelona 1992 hingga sekarang total Indonesia telah mengoleksi lima emas. Rinciannya, tunggal putra (2 emas), tunggal putri (1 emas) dan ganda putra (2 emas).
Emas terakhir yang diraih kontingen Merah Putih lahir dari ganda putra Hendra Setiawan / Markis Kido di Olimpiade Beijing 2008.
Sayangnya, perjalanan bulutangkis Indonesia di ajang Olimpiade tak selalu berjalan mulus. Contohnya pada gelaran Olimpiade London 2012, cabang olahraga tepok bulu ini gagal menyumbangkan satu medali pun.
Lalu, bagaimana perjalanan cabor bulutangkis Indonesia meraih medali emas di ajang Olimpiade? Berikut ulasannya:
Advertisement
Olimpiade Barcelona 1992
Olimpiade Barcelona 1992
Gelaran Olimpiade Barcelona 1992, menjadi momen paling membanggakan bagi rakyat Indonesia. Sebab, dua medali emas berhasil disumbangkan atlet bulutangkis Indonesia, Susi Susanti dan Alan Budikusuma.
Susi meraih medali emas usai menaklukkan wakil Korea Selatan Bang Soo Hyun. Pada laga final, Susi mampu menghentikan perlawan Bang lewat pertandingan ketat tiga gim, 11-5, 5-11 dan 11-3.
Sementara itu, di nomor tunggal putra, Indonesia berhasil menciptakan All Indonesia Final di Olimpiade. Dua pebulutangkis putra, Alan Budikusuma dan Ardy Wiranata bersaing di final demi medali emas. Hingga pada akhirnya, Alan keluar sebagai pemenangan setelah menang dalam dua gim, 15-2 dan 18-13.
Selain medali emas, kontingen bulutangkis Indonesia juga sukses mempersebahkan dua medali perak dari atlet Ardy B Wiranata dan Eddy Hartono/Rudi Gunawan, serta satu medali perunggu dari Hermawan Susanto.
Advertisement
Olimpiade Atlanta 1996
Olimpiade Atlanta 1996
Kesukesan meraih banyak medali di Olimpiade Barcelona 1992 membuat harapan kembali berprestasi di Olimpiade Atlanta membumbung tinggi. Cabor bulutangkis kembali diandalkan menyumbang medali pada gelaran ini.
Hasilnya, satu medali emas berhasil diraih dari nomor ganda putra yang diwakili Rexy Mainaky/Ricky Subagja. Kedua ganda putra terbaik Indonesia itu meraih emas setelah mengalahkan wakil Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock lewat pertandingan tiga gim 5-15, 15-13 dan 15-12.
Selain medali emas, bulutangkis juga menyumbangkan satu medali perak dari Mia Audina dan dua perunggu dari Antonius Ariantho/Denny Kantono dan Susi Susanti.
Olimpiade Sydney 2000
Olimpiade Sydney 2000
Pada gelaran Olimpiade Sydney, kontingen bulutangkis Indonesia tidak sedigdaya dua Olimpade sebelumnnya. Meski begitu, medali emas berhasil tetap diraih melalui pasangan ganda putra Candra Wijaya/Toni Gunawan.
Candra/Toni meraih medali emas usai mengalahkan ganda putra Korea Selatan, Lee Dong-soo/Yoo Yung-Sung. Sedangkan di ganda campuran Tri Kusharjanto dan Minarti Timur meraih perak, begitu pula Hendrawan di tunggal putra.
Advertisement
Olimpiade Athena 2004
Olimpiade Athena 2004
Tradisi emas masih berlanjut pada gelaran Olimpiade Athena 2004. Kali ini nomor tunggal putra kembali menyumbangkan emas setelah absen dalam dua Olimpiade beruntun.
Ya, Taufik Hidayat mampu membuat lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumndang di luar negeri setelah meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004. Keberhasilan Taufik diraih setelah dia mengalahkan wakil Korea Selatan, Shon Seung Mo lewat pertandingan dua gim, 15-8 dan 15-7.
Hasil ini membuat Taufik menyamai prestasi Alan Budi Kusuma, yang merebut emas tunggal putra pada Olimpiade Barcelona 1992.
Selain medali emas, tiga medali perunggu juga berhasil disumbangkan oleh Sony Dwi Kuncoro dan ganda putra Eng Hian dan Flandy Limpele.
Olimpiade Beijing 2008
Olimpiade Beijing 2008
Olimpiade Beijing menjadi event terakhir bagi bulutangkis Indonesia meraih medali emas. Kali ini ganda putra melalui Hendra Setiawan/Markis Kido sukses meneruskan tradisi emas di Olimpiade.
Hendra/Kido memastikan menyabet emas setelah mengalahkan lawan berat dari Tiongkok, Fu Haifeng/Cai Yun lewat drama tiga gim, 12-21, 21-11 dan 21-16.
Sementara itu, ganda campuran Indonesia Nova Widianto/Liliyana Natsir mampu menyabet medali perak. Adapun tunggal putri, Maria Kristin Yulianti sukses meraih medali perunggu.
Advertisement
Olimpiade Rio 2016
Olimpiade Rio 2016
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut emas Olimpiade Rio 2016 bulutangkis nomor ganda campuran, usai mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dua set langsung, 21-14 dan 21-12 di Riocentro, Rio de Janeiro, Brasil.
Ini pertama kalinya nomor ganda campuran menyumbangkan emas bagi kontingen Indonesia di ajang Olimpiade. Tontowi/Liliyana juga menjadi satu-satunya peraih medali Indonesia dari cabang olahraga bulutangkis di Olimpiade Rio 2016.
(Penulis: Yosef Deny Pamungkas)Â