Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade Rio de Janeiro 2016 berpotensi menjadi momen terakhir pebulu tangkis Liliyana Natsir mempersembahkan gelar juara bagi Indonesia. Setelah pesta olahraga multieven empat tahunan itu, Butet--sapaan akrabnya--mulai berpikir untuk pensiun.
Faktor usia menjadi pertimbangan utama Butet untuk segera pensiun. Sebab di usia yang sudah mencapai 31 tahun, Liliyana menganggap dirinya sudah tidak muda lagi untuk terus berkarir sebagai atlet bulu tangkis.
Advertisement
Baca Juga
"Sebenarnya hasrat ada, karena pastinya dari kecil saya sudah bermain bulu tangkis sudah olahraga, pastinya ingin terus menyumbangkan medali untuk Indonesia tapi kan saya harus juga melihat kondisi saya apakah saya masih sanggup atau tidak karena kan untuk ukuran cewek tahun ini saya sudah 31 sudah enggak muda lagi. Olahraga butuh kecepatan, kekuatan dan stamina, itu yang harus saya pikirkan lagi dan diskusikan lagi," kata Butet di Istana Kepresidenan RI, Rabu (24/8/2016).
Namun Liliyana juga tidak mau gegabah. Dia ingin mempertimbangkan masak-masak sebelum mengambil keputusan.
Pembicaraan dengan pelatih pun terus dilakukan. Butet ingin memastikan kondisi dirinya masih kuat dan cukup prima dalam menjalani setiap kejuaraan-kejuaraan yang mungkin masih bisa diikuti. Lilitana khawatir stamina pasti sudah tak sebaik dulu.
"Jadi saya harus pikirkan itu apa saya masih sanggup ke depan. Saya enggak mau, saya menjalankan tapi saya sudah enggak prima lagi , saya pengen setiap kali saya turun saya harus menyumbangkan medali atau berprestasi untuk bangsa dan negara."
Niat ini ternyata tidak mendapat 'restu' dari pasangannya Tontowi Ahmad. Menurut Butet, pria yang akrab disapa Owi tersebut bahkan terus-menerus memintanya agar tidak segera gantung raket usai kembali dari Rio de Janeiro.
"Jujur dari kemarin dia di pesawat dia ngomong 'Ci jangan berhenti dulu lah, kita masih bisa'," ungkap Butet.
Tontowi dan Liliyana mulai berpasangan sejak 2011. Pada Olimpiade 2012, keduanya sudah tampil di London namun gagal membawa pulang medali. Barulah empat tahun kemudian, pasangan Owi/Butet mampu merebut medali emas. Di babak final, ganda campuran tebaik Indonesia itu berhasil mengalahkan wakil Malaysia, Cah Peng Soon/Goh Liu Ying 21–14, 21–12.Â