Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah berusia 90 tahun, seorang nenek asal Uruguay bernama Perla Fernandez masih sanggup mengikuti Kejuaraan Dunia Shotokan Karate-Do International Federation (SKIF) 2016 di Hall D2 JIExpp Kemayoran Jakarta, Jumat (26/8/2016).
Di ajang ini, Perla turun pada nomor Katta kelas di atas usia 70 tahun. Nenek berkacamata itu mengaku sudah bekerja keras untuk tampil di Kejuaraan Dunia Karate. "Saya banyak berjuang untuk sampai ke sini," katanya.
Baca Juga
Saat ditemui Liputan6.com, Perla mengaku bahwa ia sangat terlambat mengenal dunia karate. Dia terjun ke dunia seni beladiri asal Jepang saat sudah berusia 40 tahun.
"Memang cukup tua bagi saya (terjun ke dunia karate). Namun sampai saat ini, saya masih aktif mengikuti beberapa kejuaraan karate," katanya didampingi seorang penerjemah. Karena kurang fasih menggunakan bahasa Inggris, Perla berkomunikasi dengan bahasa Spanyol.
Perla punya kenangan buruk saat tampil pada Kejuaraan Dunia Karate yang berlangsung di Sydney, Australia, empat tahun silam. Dia terjatuh saat bertanding dan mengakibatkan dirinya kehilangan ingatan.
"Di Kejuaraan Dunia Karate di Sydney, saya mengalami hal buruk. Saya hilang ingatan," ujar Perla mengenang kejadian terburuknya itu.
Advertisement
Dibantu Anak
Kejadian di Sydney membuat semua jurus yang sudah dipelajari selama puluhan tahun tak diingat Perla. Untungnya, dia punya seorang anak yang membantu dia memulihkan memorinya.
"Sebelum saya hilang ingatan, saya mengajari anak saya beberapa jurus karate. Namun pada 2012 dia yang mengajarkan saya jurus-jurus dasar karate," ucap Perla sambil tersenyum.
Sementara itu, Public Relations Kejuaraan Dunia Shotokan Karate-Do 2016, Dwi Badarmanto mengatakan bahwa semangat Perla perlu dicontoh oleh para karateka di dunia.
"Anda tahu dia masih bersemangat tampil di ajang ini. Padahal usianya 90 tahun dan pendengarannya sudah terganggu. Orang harus bersuara keras untuk bicara dengannya," kata Dwi singkat.
Advertisement