Liputan6.com, Jakarta Di salah satu sudut lapangan Stadion Maracana, dikelilingi teriakan bahagia ribuan suporter, Neymar Da Silva Santos Junior berlutut dengan tangan menunjuk ke atas. Air mata bahagia terlihat membasahi pipi Neymar.
Pemandangan mengharukan ini terlihat saat tim Brasil U-23 meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 usai mengalahkan Jerman lewat adu penalti dengan skor 5-4. Dan, Neymar mencetak gol penentu kemenangan itu.
Baca Juga
Secara keseluruhan, medali itu melengkapi puzzle prestasi Brasil sebagai negara sepak bola. Seperti diketahui, Brasil sebelumnya belum pernah meraih medali emas Olimpiade, meski berstatus sebagai juara dunia lima kali.
Bukan cuma itu, medali tersebut juga seperti setetes air di tengah kemarau prestasi timnas Brasil dalam tiga tahun belakangan. Terakhir kali, timnas Brasil menggenggam trofi yaitu pada Piala Konfederasi 2013.
Maka jangan heran, kalau Neymar -yang dikenal doyan pesta-langsung menangis bahagia begitu memastikan Brasil meraih medali emas.
Advertisement
Tulang punggung timnas Brasil
Neymar memang sudah ditakdirkan jadi tulang punggung timnas Brasil. Itu lantaran talenta dan skil luar biasa Neymar dalam mengolah si kulit bundar. Pemain kelahiran 5 Februari 1992 ini terus masuk timnas sejak umur 17 tahun.
"Dia adalah satu pemain yang mendapat kepercayaan dari masyarakat Brasil dan dia punya segalanya untuk membuat sejarah," kata salah satu legenda sepak bola Brasil, Romario.
Di Piala Dunia 2014, Neymar jadi andalan Brasil saat Fred yang didapuk sebagai striker, tampil tidak memuaskan. Sayangnya, Neymar absen di semifinal. Itu secara tidak langsung berdampak pada permainan Brasil. Di partai itu, Brasil kalah telak 1-7 dari Jerman.
Kehadiran Neymar semakin krusial bagi Brasil setelah Piala Dunia 2014. Oleh Carlos Dunga, pelatih timnas Brasil usai Piala Dunia 2014, Neymar didapuk jadi kapten tim.
Ini tidak lepas dari kebijakan Dunga yang mencopot hampir semua pemain senior usai kiprah memalukan di Piala Dunia itu. Brasil pun mayoritas diisi pemain baru yang belum berpengalaman di level timnas.
Kiprah Neymar sebagai kapten tim pun dimulai di Copa America 2015. Namun di ajang ini, nama Neymar tercoreng oleh aksi tak sportif di laga melawan Kolombia pada partai kedua di fase grup.
Di partai tersebut, Brasil kalah 0-1. Neymar diganjar kartu merah usai dengan sengaja menendang bola ke pemain Kolombia, Pablo Armero. Alhasil, Neymar harus absen di semua partai sisa Copa America 2015.
Brasil memang lolos dari fase grup. Tapi, lagi-lagi ketiadaan Neymar ternyata sangat terasa. Konsekuensinya, langkah Selecao cuma sampai perempat final setelah kalah 3-4 dari Paraguay lewat babak adu penalti.
Bukan cuma gagal membawa Brasil juara. Insiden di partai melawan Kolombia itu juga sempat menimbulkan rumor, ban kapten Neymar bakal dicopot lantaran tidak mampu menunjukkan jiwa kepemimpinan yang baik.
Advertisement
Pembuktian di Olimpiade
Brasil turun kembali di Copa America Centenario 2016. Hanya saja, Neymar absen di turnamen ini lantaran ada kesepakatan antara Barcelona selaku klub tempat Neymar bernaung dan Federasi Sepak bola Brasil (CBF).
Namun, konon Neymar sendirilah yang meminta untuk bermain di Olimpiade. "Ini tak lebih dari keputusan saya sendiri. Barcelona memberikan pilihan kalau saya hanya boleh bermain di satu turnamen. Saya pilih Olimpiade," kata Neymar dilansir Eurosport.
Tekad kuat pun dipancangkan Neymar untuk memenangkan medali emas bagi Brasil. Sesuatu yang belum pernah dipersembahkan para legenda seperti Ronaldo, Ronaldinho, Socrates dan Pele.
"Saya siap untuk memikul tanggung jawab itu. Tidak ada yang tidak ingin memenangkan medali ini lebih dari saya," kata Neymar dilansir Goal.
Tapi tekad Neymar mendapat ujian. Brasil cuma imbang di dua partai awal yakni, lawan Irak U-23 dan Afrika Selatan U-23. Namun Selecao akhirnya lolos usai melibas Denmark U-23 4-0.
Kemenangan ini jadi tonggak keberhasilan Brasil selanjutnya. Di perempat final, Kolombia mereka kalahkan 2-0.
Pencetak Gol Tercepat
Lalu di babak semifinal, Honduras mereka gilas 6-0. Di partai itu, Neymar mencetak sejarah sebagai pencetak gol tercepat sepanjang sejarah Olimpiade setelah membobol gawang Honduras saat pertandingan baru berumur 15 detik.
Brasil pun lolos ke final dan bertemu Jerman. Dalam partai yang digelar di 'kuil' sepak bola Brasil, Neymar dan kawan-kawan bermain imbang 0-0 di waktu normal. Partai pun dilanjutkan ke babak adu penalti.
Empat eksekutor dari masing-masing tim sukses mengeksekusi bola. Tibalah di eksekutor penentu. Neil Petersen bagi Jerman dan Neymar bagi Brasil.
Suporter Brasil bersorak ketika Petersen gagal mengeksekusi bola. Sepakannya mampu ditahan Weverton.
Tibalah giliran Neymar mengeksekusi bola. Suporter Brasil merapalkan doa. Seketika, mereka bersorak ketika bola sepakan Neymar masuk gawang.
Brasil memenangkan medali emas Olimpiade pertamanya. Dan Neymar pun bersukacita.
"Ini adalah salah satu hal terbaik dalam hidup saya," kata Neymar.
Keberhasilan ini bagi Neymar melengkapi prestasi gemilangnya di level klub. Di Barcelona, Neymar telah menjuarai Liga Spanyol dan Copa del Rey 2 kali, Piala Super Spanyol, Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub 1 kali.
Sebelumnya di Santos (2009-2013), Neymar pun telah memenangkan Liga Brasil 3 kali, Copa do Brasil, Copa Libertadores, dan Recopa Sudamericana 1 kali.
Advertisement