3 Sosok Ini Punya Peran Vital di Balik Sukses Rossi

Liputan6.com, Jakarta Tak bisa dipungkiri, Valentino Rossi adalah pembalap terhebat dalam sejarah MotoGP. Namun, berbagai kesuksesan itu tak dicapainya sendiri. Ia mengaku ada banyak sosok yang ikut membantu kesuksesannya.

Bertahan 20 tahun dalam balapan Grand Prix seperti yang dilakukan Rossi jelas bukan hal mudah. Seiring terjadinya perubahan dan munculnya para pembalap berbakat, sulit bagi siapa pun mempertahankan konsistensinya.

Namun, Rossi adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa melakukannya. Apalagi, ia sudah membuktikan kehebetannya dengan meraih satu gelar juara dunia di kelas 125cc, satu di kelas 250cc, dan tujuh di kelas 500cc/MotoGP.

Setelah 20 tahun berlalu, terbukti penampilan The Doctor masih dijadikan sebagai panutan pembalap-pembalap yang jauh lebih muda darinya. Berbagai pencapaian ini bisa didapat pembalap berusia 37 tahun itu lewat kerja keras. Namun, ada juga beberapa orang yang memiliki peran penting dalam kesuksesan Rossi.

Dalam wawancara dengan Bikesport News, secara terang-terangan Rossi menyebut tiga nama yang kerap memberikan saran kepadanya. "Saya memiliki sahabat seperti Alessio Salucci dan (Alberto) Albi. Dari sisi teknis, saya memiliki Luca Cadalora, mantan pembalap 500cc."

Salucci memang dikenal sebagai sahabat dekat Rossi sejak lama. Sementara Albi ditunjuk Rossi sebagai manajer VR46 Academy. Sedangkan Cadalora adalah pembalap yang sempat memenangkan gelar juara dunia 125cc pada 1986 serta 250cc pada 1991 dan 1992.

"Saya memilihnya (Cadalora) karena kami bergaul dengan baik dan ia memilki gairah besar untuk motor. Ia mempelajari gaya saya di lintasan, lalu ia menganalisa apa yang saya dan pengendara lain lakukan. Saya banyak mengubah gaya balap saya sejak kembali ke Yamaha. Anda harus melakukannya karena ada banyak perubahan terkait mesin, ban, dan elektronik," jelas Rossi.

Tiga sosok tersebut pun akan berjuang mati-matian untuk membantu Rossi di MotoGP 2017. Pasalnya, Rossi masih memiliki keinginan untuk kembali menjadi juara dunia sebelum memutuskan gantung helm.