Prediksi Ghana Vs Mali: Ajang Balas Dendam The Black Star

Ghana selalu kalah dari Mali di babak gugur.

oleh Raden Arya Prasetya diperbarui 21 Jan 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2017, 15:00 WIB

Liputan6.com, Port Gentil - Timnas Ghana memiliki ambisi besar untuk mengunci satu tempat di perempat final Piala Afrika 2017 saat melawan Mali di Stadion Port Gentil, Sabtu (21/1/2017). Kemenangan akan membawa tim berjulukan The Black Star meraih enam poin dalam dua pertandingan terakhir. Dengan kondisi seperti itu, Ghana pun bisa sedikit bersantai atau mengatur strategi di laga ketiga ketika melawan Mesir untuk babak gugur.

Tidak hanya itu, tiga poin yang didapat dalam laga nanti juga bisa melanjutkan tradisi bagus Ghana atas Mali. Berdasarkan rapor pertemuan di Piala Afrika, kedua tim sudah dua kali bertemu di fase grup.

Dalam kesempatan itu, Ghana selalu menang atas Mali di babak awal, pada edisi 2012 (2-0) dan edisi 2013 (1-0). Pertandingan nanti pun membuka peluang untuk pasukan Avram Grant mencatatkan hattrick kemenangan atas Mali dalam tiga Piala Afrika beruntun di fase grup.

Tetapi, bukan kemenangan semata yang dibidik Asamoah Gyan dan kawan-kawan. Melainkan hasrat menuntaskan dendam terhadap Mali. Meski memenangi dua laga di babak grup, tetapi Ghana selalu kalah dari Mali di babak gugur. Pada Piala Afrika edisi 2012 dan 2013 itu juga, Ghana dua kali takluk dalam perebutan tempat ketiga dari Mali, 0-2 serta 1-3.

“Pertandingan antara Ghana dan Mali selalu sangat sulit dan menuntut. Kami bermain imbang (1-1) di Paris, Prancis pada pertemuan terakhir. Mereka tim bagus yang kami hormati, tapi kami harus tetap berkonsentrasi,” ujar Grant.

Dalam pertandingan nanti, Grant menyayangkan absennya bek Baba Rahman karena cedera saat menang 1-0 atas Uganda di laga pertama. Selain itu, striker Andre Ayew juga diharapkan sudah pulih untuk laga nanti.

Prakiraan pemain

Sementara, pelatih Mali, Alain Giresse mengatakan, timnya siap menang meski menghadapi Ghana yang merupakan tim kuat dengan kualitas individu mumpuni. Giresse juga melontarkan ketidaksetujuannya dengan pandangan banyak pihak yang menilai Ghana dan Mesir lebih popular dibanding Mali.

“Semua orang berpikir bahwa Ghana dan Mesir adalah yang paling sulit di grup dan bisa lolos dengan mudah ke babak kedua. Semua orang berpikir Mali sudah keluar dari kompetisi. Mari jangan lupakan, bahwa kami memenangi peringkat ketiga pada 2012 dan 2013,” Giresse menegaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya