Ketika Cristiano Ronaldo Keluar dari Krisis Cinta

Cristiano Ronaldo mulai bersikap tidak egoistis.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 05 Mar 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2017, 19:30 WIB
Real Madrid Vs Celta Vigo
Penyerang Real Madrid, Cristiano Ronaldo

Liputan6.com, Madrid - Apa penyakit menahun dari mereka yang sedang disandera penggal drama cinta? Bersikap egoistis atau cinta diri secara berlebihan. Itu jawabannya. Hal ini sempat dialami bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.

Pujangga Latin klasik Suetonius menulis, bahwa cinta dan kemesraan merupakan kodrat dari setiap manusia. Maksudnya, dalam diri setiap manusia tidak terkecuali, antara cinta dan kemesraan dapat diibaratkan sebagai dua sisi dari satu mata uang.

Cinta dan kemesraan satu adanya. Dengan begitu, orang yang saling mencinta berarti saling mengetahui cara membahagiakan orang yang dicintai. Inilah energi cinta.

Dalam kenyataannya, virus untuk mencinta diri sendiri atau bersikap dan berlaku egoistis tidak jarang menggerus dan mengerosi energi cinta.

"Saya ingin membahagiakan orang lain, tapi saya ingin mencintai diri sendiri." Pernyataan itu benar, karena bagaimana bisa mencintai orang lain, tanpa lebih dulu mencintai diri sendiri. Hanya saja, mencintai orang lain berarti mau dengan bebas keluar diri kepentingan diri sendiri.

Orang yang mengatakan, "aku mencintai dirimu," kepada kekasihnya, berarti dia mau meninggalkan diri sendiri kemudian mendekatkan dan memberikan dirinya kepada orang yang ia cintai. Inilah daya pikat cinta.

Seperti dilansir Antara, contoh dari sosok yang mampu keluar dari krisis cinta, di dunia sepak bola, dapat ditunjuk, salah satunya, megabintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.

Menemukan Kambing Hitam

20160529- Cristiano Ronaldo- Liga Champions-Real Madrid-AFP Photo
Cristiano Ronaldo memamerkan ototnya usai mencetak gol ke gawang Atletico Madrid saat Final Liga Champions 2015/16 di San Siro, Milan, Minggu (29/5). CR7 mengaku yakin menjadi penentu kemenangan Real Madrid saat adu penalti.(AFP Photo/Gerard Julien)

Tidak ingin langsung mencari untuk menemukan kambing hitam, sejumlah pengamat sepak bola menyebut bahwa salah satu penyebab krisis penampilan Real Madrid, yakni sikap dan perilaku pemain Portugal itu yang dinilai egoistis.

Manakala digelar sesi latihan pada Jumat pekan ini yang diikuti seluruh penggawa Real Madrid, didapati bahwa Ronaldo justru tidak terperangkap kepada kepentingan diri sendiri.

Sesama personel tim memahami bahwa situasinya benar-benar sedang genting. Sebelum melawan Eibar dalam laga Liga Spanyol yang digelar di Estadio Municipal, pada Sabtu (4/3), Real Madrid hanya berbeda satu poin dari Barcelona.

"Madrid hanya berbeda satu poin dari Barcelona. Itu hanya membutuhkan setidaknya dua kemenangan pertandingan. Laga melawan Eibar harus dimanfaatkan untuk mengejar selisih poin dari Barca," kata pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane.

Sergio Ramos mengatakan sebagaimana dikutip dari laman 101 Great Goals, "Di sini, kami harus berlatih bertahan dan berlari. Dan satu pemain di sini yang tidak perlu berlari, yakni Cristiano, karena ia telah mencetak 60 goal."

Baik Cristiano Ronaldo, maupun Zidane dan Ramos, beserta pemain-pemain lainnya menjaga dan merawat "kemesraan", atau dalam istilah teknis sepak bola, kekompakan agar tercipta kerjasama tim yang padu. Tujuannya satu dan sama: meraih kemenangan!

Kemesraan Dalam Sepak Bola

Zinedine Zidane
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane (kanan) memberi selamat kepada Cristiano Ronaldo, pada gelaran Piala Dunia Antarklub 2016, di Stadion Internasional Yokohama (18/12/2016). (Reuters/Kim Kyung-hoon)

Sama halnya dengan kemesraan dalam cinta, justru kekompakan dalam sepak bola, terlahir dan terhidupi dari dorongan dalam diri yang stabil. Bahasa kerennya, afeksi yang stabil.

Mereka yang afeksinya tidak stabil, boleh dijamin tidak mampu keluar diri kepentingan diri sendiri. Sebaliknya, mereka yang mampu menjalin kemesraan dan kekompakan tim dapat berkanjang dalam cinta.

Apa syarat agar seseorang dapat berkanjang dalam cinta sebagaimana ditunjukkan oleh Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan di Real Madrid?

Mengendalikan diri sendiri dan membuka hati kepada penilaian dari orang lain, serta tidak cepat tersulut emosi jika diterpa kritik. Ini tiga syarat agar seseorang berkanjang dalam cinta.

Hati yang terbuka memudahkan seseorang untuk keluar dari perangkap cinta diri. Kesimpulan ini justru dilakoni oleh gelandang Manchester United Michael Carrick yang secara khusus membedah dan menguliti pertanyaan, "siapa lebih hebat, Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi?"

"Saya tidak bisa mengatakan begitu saja bahwa Messi lebih baik dibandingkan Cristiano Ronaldo, karena saya menyaksikan sendiri bahwa Ronny (panggilan Ronaldo) bekerja demikian keras dalam latihan. Ia punya mentalitas bertanding yang kokoh dan keras dalam berlatih. Ia senantiasa bersemangat, dan haus mencetak gol," katanya.

Perdebatan Tiada Habisnya

Sergio Ramos
Kapten Real Madrid Sergio Ramos (kiri) memberi selamat ke Cristiano Ronaldo setelah mencetak gol ke gawang Real Sociedad, Senin (30/1/2017) dinihari WIB. Madrid menang 3-0. (AP Photo/Francisco Seco)

Carrick pernah berkongsi dengan Ronaldo di Manchester United selama tiga musim, sebelum akhirnya pemain berpaspor Portugal itu hengkang ke Real Madrid.

Ketika ditanya mengenai Messi, jawaban Carrick menarik. Ia tidak bisa menilai bintang Barcelona itu lantaran Carrick tidak pernah bermain bareng dengan punggawa asal Argentina itu.

Carrick berketetapan hati akan pensiun di akhir musim nanti, jika memang kubu Old Trafford tidak memberi perpanjangan kontrak anyar.

Mantan gelandang timnas Inggris itu menyebut bahwa kalau ia pensiun dari sepak bola, maka sebuah laga kehormatan bakal digelar dan dihadiri oleh Cristiano Ronaldo pada 4 Juni 2017.

"Messi versus Cristiano, sebuah perdebatan yang tiada habisnya dalam sepak bola dalam dekade ini. Satu hal yang pasti dan tidak berubah, mana dari keduanya yang punya kualitas kepribadian yang unggul," kata Carrick yang kini sudah berusia 35 tahun sebagaimana dikutip dari laman Spoortkeeda.

Kualitas kepribadian yang unggul? Ya, itu jawaban kunci dari pertanyaan, bagaimana cara mencintai orang lain secara jujur dan terbuka.

Dan Cristiano Ronaldo tidak melupakan pesona dari hati yang terbuka untuk mencintai dan mengasihi sesama. Dia mesra dengan sepak bola layaknya mencintai kekasih-kekasihnya.

"Ab uno disce omnes", kata pepatah Latik klasik, yang artinya dari yang satu ini engkau bisa belajar dari semua (hal) dalam kehidupan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya