Liputan6.com, Zagreb - Di Real Madrid, Luka Modric adalah salah satu pemain yang kerap dielu-elukan. Sayang, perlakuan yang diterima di negaranya, Kroasia, justru berbanding terbalik. Kini ia menjadi salah satu sosok yang dibenci.
Bagi suporter Real Madrid, Modric tak ubahnya seorang pahlawan. Gelandang berusia 31 tahun itu punya kontribusi besar di balik sukses Los Blancos dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga
Sejak datang dari Tottenham Hotspur pada musim panas 2012, Modric membantu Madrid meraih satu gelar La Liga, satu Copa del Rey, satu Piala Super Spanyol, tiga Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan dua Piala Dunia Antarklub.
Berbeda dengan yang dirasakan di Real Madrid, kini nama baik Modric di Kroasia justru sedang tercoreng. Itu karena keterlibatan dalam kasus penipuan dan penggelapan pajak oleh mantan bos Dinamo Zagreb, Zdravko Mamic.
Salah satu kasus yang dituduhkan adalah ketika Zagbreb menjual Modric ke Tottenham pada 2008 lalu. Kala itu dia dilepas dengan tebusan seharga 21 juta euro.
Awalnya Modric yang dipanggil ke pengadilan sebagai saksi menyatakan memang ada masalah dalam proses transfernya kala itu. Tapi beberapa hari lalu, pemain 31 tahun tersebut tiba-tiba mengubah pernyataan.
Advertisement
Saksikan video menarik berikut ini:
Desakan Masyarakat Kroasia
Dia memberikan kesaksian yang meringankan Mamic. Modric beralsan dia sempat bingung dengan pertanyaan yang dilemparkan oleh jaksa penuntut umum, seperti diberitakan The Sun.
Situasi tersebut membuat publik Kroasia geram. Sebagian besar menuding Modric telah memberikan kesaksian palsu. Tak ayal, protes kepada pemain bertubuh mungil tersebut langsung muncul. Bahkan sampai ada yang meminta dia melepas ban kapten Kroasia.
Yang dialami Modric ini memperpanjang daftar pemain Real Madrid yang berurusan dengan hukum. Sebelumnya diketahui Cristiano Ronaldo dituding telah melakukan penggelapan pajak mencapai 14,7 juta euro dalam kurun waktu 2011 hingga 2014.