Tentara, Pemusik dan Kiper Timnas Itu Bernama R. Maladi

Nama Raden Maladi adalah salah satu nama yang mengemuka jika berbicara sepak bola Indonesia era kemerdekaan.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 17 Agu 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2017, 08:00 WIB
Raden Maladi
Raden Maladi (wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Raden Maladi adalah salah satu nama yang mengemuka jika berbicara sepak bola Indonesia era kemerdekaan. Ia bisa disejajarkan dengan Soeratin Soesrosoegondo dan Maulwi Saelan sebagai figur-figur dari sepak bola yang berjasa pada kemerdekaan Indonesia.

Dalam melawan penjajah Belanda, Maladi tercatat sebagai salah satu komandan dalam Pertempuran Empat Hari di Solo, Agustus 1949. Maladi sendiri kemudian mendapat pangkat kapten saat tentara nasional bertransformasi jadi TNI.

Karier Maladi di dunia ketentaraan dimulai pada 1940. Maladi bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) saat perang melawan Belanda meletus.

Bukan cuma rumput  hijau, 'lapangan bermain' Raden Maladi memang sampai pada politik hingga musik. Ya, selain kiper pertama tim nasional Indonesia, Maladi juga adalah Menteri Penerangan (1959-1962) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (1964-1966) pada zaman Presiden Soekarno.

Di lapangan musik, Raden Maladi pula yang menggagas nama Lokananta sebagai nama untuk studio legendaris di Indonesia. Lokananta yang berada di kota Solo, dibangun pada 29 Oktober 1956. Nama Lokananta sendiri berasal dari dunia pewayangan yang berarti gamelan milik khayangan bersuara merdu.

Maladi sendiri diketahui memang menyukai musik terutama keroncong. Dua lagu pernah diciptakan pria kelahiran 30 Agustus 1912 yaitu Di Bawah Sinar Bulan Purnama dan Nyiur Hijau.

Ketua Umum PSSI

Kiprah Maladi di sepak bola tetap berlanjut kendati tak lagi berprofesi sebagai kiper. Maladi tercatat pernah mejadi Ketua Umum PSSI pada 1950 hingga 1959.

Di bawah kepemimpinan Maladi, timnas Indonesia sempat ambil bagian dalam beberapa turnamen resmi maupun persahabatan tingkat internasional. Salah satunya adalah Olimpiade Melbourne 1956.

Karena jasanya yang besar pada Indonesia khusunya kota Solo, nama Maladi lalu dilekatkan pada Stadion legendaris kota Solo, Stadion Sriwedari. Hal itu terjadi pada 4 Agustus 2003.

Maladi wafat di Jakarta pada 30 April 2001 di usia 88 tahun.

*Diolah dari berbagai sumber

Saksikan video menarik di bawah ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya