Liputan6.com, Jakarta - Kebanggaan yang tak ternilai harganya dirasakan karateka cilik Komang "Lolak" Sastrawan pada bulan kemerdekaan tahun 2017 ini. Lolak menjadi tamu kehormatan Presiden RI Joko Widodo pada acara puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia pada Kamis (17/8/2017) di Istana Negara, Jakarta.
Kesempatan bocah berusia 11 tahun tersebut bertemu orang nomor satu di negeri ini didapat setelah menjuarai kejuaraan Cuope Internasional de Kayl 2016 di Luksemburg pada 2016. Berkat prestasinya ini, nama Lolak masuk dalam daftar 27 Ikon Prestasi Indonesia dalam Festival Ikon Indonesia, Senin (21/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
Di Luksemburg, Lolak menggondol dua emas dari kelas Kata Male U-11 dan Kumite Male U-12. Dia mampu mengalahkan lawan-lawannya yang lebih besar dan tinggi secara postur dari berbagai negara Eropa, seperti Belanda, Prancis, dan Belgia.
"Kalau mau bertanding saya ngedrop waktu itu soalnya lawan saya tinggi-tinggi," kata Lolak kepada Liputan6.com di sela-sela acara Festival Ikon Indonesia di Senayan, Jakarta pada Selasa (22/8).
Darah karateka memang mengalir ke Lolak dari sang kakek, Ketut Suanda. Kedua orangtuanya, Wayan Sukarta (38) dan Kadek Manisyoni (39), adalah buruh tani asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.
Sejak kelas 3 SD, sang kakek, Suanda, sudah membawa Lolak kecil ke Dojo (tempat latihan). Kini anak bungsu dari tiga bersaudara itu sudah menginjak kelas 1 SMP dan mengemban sabuk cokelat, tingkat tertinggi kedua sebelum sabuk hitam.
"Di Dojo saya yang sabuk cokelat paling tua umurnya 17 tahun," ucap Lolak.
Dia menyambung, "Saya punya cita-cita jadi Brimob karena dulu kakek anggota Brimob di Kalimantan. Dengan jadi Brimob saya bisa mengangkat derajat kakek saya yang lagi sakit di Bali."
Saat ini Lolak tengah bersiap mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (02SN) tingkat SMP yang akan digelar di Bali. "Saya ingin emas di sana," kata atlet yang mengidolakan karateka nasional Made Dwi Dipra Adnyana tersebut.
Berhutang Demi Hadir ke Istana
Ada kisah di balik keberangkatan Lolak ke Istana. Orangtua Lolak harus berutang pada tetangga sebesar Rp 540 ribu untuk membeli perlengkapan sebelum terbang ke ibu kota.
Orangtua Lolak harus membeli jas, kemeja putih, dan celana panjang hitam untuk putra bungsunya sebagai syarat pakaian resmi untuk bertemu Presiden Jokowi pada acara puncak peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia.
"Saya bangga bisa ketemu presiden. Bapak saya juga bisa nonton di televisi," ucap Lolak.
Advertisement