Liputan6.com, Vatikan City - Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, diketahui telah menjabat selama 11 tahun 340 hari. Ia terpilih pada 13 Maret 2013, menjadi Paus pertama dari Amerika Latin.
Meski di awal masa jabatannya pernah menyatakan bahwa ia memperkirakan masa kepemimpinannya tidak akan lama, kenyataannya ia masih memimpin hingga saat ini, 19 Februari 2025. Namun, perjalanan kepemimpinannya tidak lepas dari berbagai tantangan kesehatan yang harus dihadapinya.
Advertisement
Baca Juga
Melansir sejumlah sumber, Rabu (19/2/2025), diketahui bahwa Paus Fransiskus yang merupakan pemimpin umat Katolik sedunia ini mengalami beberapa masalah kesehatan yang cukup serius. Pada Maret 2023, ia dirawat di rumah sakit akibat bronkitis. Kondisi ini membuat banyak orang khawatir, mengingat usianya yang kala itu sudah mencapai 86 tahun. Setelah perawatan intensif, ia dinyatakan pulih dan kembali melanjutkan tugasnya sebagai pemimpin spiritual umat Katolik di seluruh dunia.
Advertisement
Namun, tantangan kesehatan yang dialami Paus Fransiskus tidak berhenti di situ. Pada April 2023, Paus Fransiskus juga pernah didiagnosis mengalami pneumonia bilateral. Pneumonia ini adalah infeksi pada kedua paru-paru yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan gejala lainnya.
6 Juni 2023, ia juga pernah menjalani pemeriksaan medis yang tidak disebutkan di Gemelli sebelum kembali ke Vatikan.
Lalu pada 7-16 Juni 2023, Paus Fransiskus menjalani operasi perut untuk mengangkat jaringan parut dan memperbaiki hernia perut dan diperbolehkan pulang sembilan hari kemudian. Dokter bedahnya, Dr. Sergio Alfieri, mengungkapkan bahwa jaringan parut tersebut tidak hanya disebabkan oleh operasi perut tahun 2021, tetapi juga operasi usus sebelumnya yang pernah dijalani Paus.
Pada 5 Februari, rawat inap dilakukan setelah Fransiskus mengatakan ia flu, dan sehari kemudian Vatikan melaporkan bahwa itu adalah bronkitis.
9 Februari 2025, Fransiskus mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan bernapas saat menyampaikan homilinya dalam Misa di luar ruangan. Seorang ajudan menyelesaikan tugas itu untuknya. Ia juga menyerahkan agenda katekismus mingguan pada 12 Februari kepada seorang ajudan, dengan mengatakan bahwa ia tidak dapat melakukannya pekan itu karena bronkitis yang dideritanya, tetapi “saya berharap lain kali saya dapat melakukannya.”
Pada 14 Februari 2025, Paus Fransiskus kembali ke Gemelli untuk menjalani perawatan bronkitis dan menjalani tes diagnostik lebih lanjut, kata Vatikan.
“Pemindaian CT dada lanjutan, yang dilakukan kepada Bapa Suci sore ini—yang diresepkan oleh tim medis Vatikan dan staf medis Yayasan Poliklinik A. Gemelli —mengungkapkan timbulnya pneumonia bilateral, yang memerlukan terapi farmakologis tambahan,” demikian kabar terkini Paus Fransiskus yang dikutip dari keterangan pers Vatican News.
Pernyataan Kantor Pers diakhiri dengan pernyataan bahwa Paus telah "menerima Ekaristi dan, sepanjang hari, bergantian antara istirahat, doa, dan membaca. Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang ia rasakan saat ini dan meminta agar doa untuknya terus berlanjut."
Masyarakat pun bertanya-tanya, bagaimana kondisi Paus setelah diagnosis ini dan perawatan apa yang dijalaninya.
Kondisi Pasca Diagnosis Pneumonia Bilateral
Setelah didiagnosis pneumonia bilateral, Paus Fransiskus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Ia dikabarkan dirawat dengan obat-obatan dan terapi untuk membantu pemulihan paru-parunya.
Meskipun mengalami kesulitan, Paus Fransiskus menunjukkan semangat yang kuat untuk segera pulih dan kembali menjalankan tugasnya. Tim medis yang merawatnya melaporkan bahwa ia merespons dengan baik terhadap perawatan yang diberikan.
Selama masa perawatan, Paus tetap berkomunikasi dengan dunia luar melalui pesan-pesan yang disampaikan kepada umatnya. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan dan tetap berdoa untuk kesejahteraan semua orang. Momen ini menjadi pengingat bagi banyak orang tentang pentingnya menjaga kesehatan, terutama di usia lanjut.
Advertisement
Riwayat Penyakit Paus Fransiskus
Sebelum diagnosis pneumonia bilateral, Paus Fransiskus juga memiliki riwayat kesehatan yang cukup kompleks. Ia pernah mengalami masalah kesehatan lainnya, seperti:
- Masalah Pencernaan: Pada tahun 2021, Paus Fransiskus menjalani operasi usus besar untuk mengatasi masalah pencernaan yang telah mengganggu kesehatannya.
- Masalah Lutut: Ia juga pernah mengalami masalah lutut yang membuatnya kesulitan bergerak dan berdiri dalam waktu lama.
- Infeksi Saluran Pernapasan: Beberapa kali, Paus mengalami infeksi saluran pernapasan yang memerlukan perawatan medis.
Meski dengan berbagai tantangan kesehatan yang dihadapinya, Paus Fransiskus tetap berkomitmen untuk menjalankan tugasnya. Ia menunjukkan ketahanan dan semangat yang luar biasa dalam menghadapi setiap ujian yang datang. Masyarakat dunia pun terus memberikan dukungan dan doa untuk kesehatannya.
Kesimpulan, perjalanan Paus Fransiskus selama 11 tahun kepemimpinannya dipenuhi dengan berbagai tantangan, baik dalam menjalankan tugas spiritual maupun menghadapi masalah kesehatan. Meskipun menghadapi pneumonia bilateral dan riwayat penyakit lainnya, ia tetap menunjukkan semangat yang kuat untuk melanjutkan tugasnya. Semoga Paus Fransiskus terus diberikan kesehatan dan kekuatan dalam memimpin umat Katolik di seluruh dunia.
