5 Alasan Mengapa Zidane Istimewa untuk Real Madrid

Alasan-alasan ini bisa membuat Real Madrid sukses bersama Zidane.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Agu 2017, 21:20 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2017, 21:20 WIB
Zinedine Zidane
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane. (AFP/Sergio Camacho)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah bertahun-tahun ada dalam bayangan Barcelona, Real Madrid kini sekarang melejit bak roket. Bahkan boleh dibilang, sejak Zinedine Zidane datang, Madrid lebih sukses ketimbang rivalnya itu.

Bayangkan, Zidane datang, Madrid langsung menciptakan tujuh gelar dan ajaibnya diraih dalam 19 bulan terakhir. Teranyar, mereka sukses mempecundangi Barcelona dengan agregat 5-1 di Piala Super Spanyol.

Zidane menjadi manajer ketiga Madrid yang paling sukses sepanjang masa, sama seperti Vicente del Bosque. Namun, Del Bosque meraih tujuh gelar itu dalam empat tahun.

Kini, pelatih yang juga legenda hidup Madrid ada di belakang Luis Molowny dan Miguel Muniz. Zidane jelas tak instan menciptakan semuanya.

Pelatih asal Prancis itu menciptakan sesuatu yang spesial di sana. Jika biasanya Madrid terbiasa hal instan, Zidane bangun kesuksesan dengan berpondasikan pemain muda.



Ada lima alasan lain mengapa Zidane menciptakan sesuatu istimewa di Madrid. Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


5. Memupuk Rasa Kekeluargaan

Piala Super Eropa-Zinedine Zidane-Real Madrid
Zinedine Zidane dan asistennya David Bettoni merayakan di podium setelah memenangkan pertandingan melawan MU di Arena Philip II di Skopje (8/8). Gelar ini menjadi yang keenam bagi Zidane sebagai pelatih Los Blancos. (AFP Photo/Dimitar Dikloff)

Ego ruang ganti di Madrid selalu menjadi hal yang sulit untuk ditangani bagi pelatih manapun yang datang. Jose Mourinho dan Rafa Benitez pernah frustrasi karena kesulitan bangun kebersamaan ruang ganti.

Namun, Zinedine Zidane, ada perasaan ikatan keluarga di tim. Hal itu terlihat saat para pemain terlihat rela berjuang demi tim tanpa ego.

Tengoklah berita-berita di media. Tak ada satupun kabar pertengkaran antara Cristiano Ronaldo dengan Gareth Bale. Atau Ronaldo yang marah-marah ketika diganti. Kharisma Zidane sepertinya mengubah semua itu.


4. Rotasi Pemain yang Jeli

Piala Super Spanyol 2017-Real Madrid-Barcelona
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane (kiri) bersalaman dengan Karim Benzema merayakan kemenagan atas Barcelona pada Piala Super Spanyol 2017 usai pertandingan melawan Barcelona di stadion Santiago Bernabeu, Spanyol (16/8). (AFP Photo/Gabriel Bouys)

Seni rotasi peman tidak mudah dikuasai. Kebanyakan pelatih mengadopsinya, tapi Zidane yang paling lihai dalam hal ini. Bahkan di era Barcelona yang brilian bersama Pep Guardiola jarang sekali melakukan rotasi untuk mempertahankan pilihan pemain utama dan di bangku cadangan bahagia.

Zidane, boleh dibilang cerdik. Hal itu lebih merupakan kebutuhan mengingat klub tersebut memiliki begitu banyak talenta kelas dunia. Pada leg kedua El Clasico melawan Barca, dia simpan Isco, Bale dan Casemiro serta tanpa Cristiano Ronaldo yang dihukum.

Lucas Vazquez, Marco Asensio dan Mateo Kovacic berada di lapangan dan hasilnya sama cantiknya. Ketiganya bermain luar biasa. Faktanya, Los Blancos memenangkan gelar ganda musim lalu sebagian besar karena kebijakan rotasi pelatih Prancis itu yang membuat Cristiano Ronaldo mendapatkan jumlah istirahat yang cukup dan tetap fit sampai akhir musim.


3. Variasi Taktik

Piala Super Eropa-Zinedine Zidane-Real Madrid
Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane berbincang dengan gelandang Gareth Bale saat break selama 3 menit dalam pertandingan final Piala Super melawan MU di Arena Philip II di Skopje (8/8). (AP Photo/Thanassis Stavrakis)

Banyak kalangan yang menyebut Zidane acap dinaungi keberuntungan di Madrid. Tapi nyatanya itu salah besar.

Bila ditilik lebih dalam, musim lalu sang legenda hidup Madrid menerapkan taktik yang brilian. Karena Gareth Bale tidak fit, ia harus menggunakan sistem yang mendapat hasil terbaik dari tim sementara dan memunculkan bakat Isco.

Pada akhirnya, ia beralih ke 4-3-1-2 dengan empat gelandang dan dua pemain depan. Isco mengambil tempat di belakang depan. Ternyata hal itu berjalan sempurna hingga lahirlah gelar La Liga dan Liga Champions.

Melawan Barcelona di leg kedua Piala Super Spanyol, Zidane kembali ke formasi 4-3-3 setelah menggunakan 4-3-1-2 di leg pertama. Ini mengejutkan Barca karena Madrid benar-benar mendominasi permainan dengan lima pemain di lini tengah saat tanpa bola dan tiga di antaranya menyerang.


2. Taktik di Bursa Transfer

Sergio Ramos tengah berbisik kepada Zinedine Zidane dalam laga Real Madrid Vs Espanyol
Sergio Ramos tengah berbisik kepada Zinedine Zidane dalam laga Real Madrid Vs Espanyol (AP Photo/Daniel Ochoa de Olza)

Ada saat ketika Real Madrid mendatangkan bintang hanya untuk kepentingan lain. Namun lihatlah, Zidane tak banyak datangkan nama besar selama menjadi pelatih El Real.

Saat ini, cara Zidane pada bursa transfer sepertinya salah satu yang terbaik di dunia. Mereka hanya datangkan pemain yang bisa memainkan peran besar di masa depan dan bersedia menerima peran pengganti saat ini.

Pemain seperti Marco Asensio, Dani Ceballos, Theo Hernandez dan Jesus Vallejo semuanya mewakili ideologi baru klub tersebut. Bahkan Isco dan Mateo Kovacic adalah pemain penting yang telah membantu klub tersebut. Dengan kebijakan seperti itu, masa depan selalu tetap cerah.


1. Tinggalkan Warisan

Zinedine Zidane
Sejak ditangani Zidane, klub bertabur bintang tersebut sudah mengklaim 5 gelar yaitu Juara La Liga 2016/2017, Liga Champions 2015/16, Liga Champions 2016/2017, Piala Super Eropa 2016 dan Piala Dunia Antarklub 2016. (AFP Photo)

Inilah sebabnya mengapa Zidane benar-benar menciptakan sesuatu yang istimewa di Madrid. Dalam 19 bulan di Madrid, Zidane rata-rata memiliki trofi setiap 13 pertandingan karena telah memenangkan 7 trofi dalam waktu singkat.

Bahkan, ia juga cuma kalah 7 kali dalam masa jabatannya sebagai pelatih Madrid. Dia jua menjadi pelatih pertama yang memenangkan Liga Champions dua kali berturut-turut. Musim double winners Madrid musim lalu adalah yang pertama sejak 1958.

Begitu banyak pihak yang sekarang berdebat mengenai kualitas Zidane Madrid yang dianggap jadi salah satu pelatih terbaik sepanjang masa. Tidak dapat dipungkiri Zidane jua meninggalkan warisan besar dari skuat maupun mental buat Madrid.

I. Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya