5 Pembalap Nasional Bersaing di ITdBI 2017

International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 berlangsung selama empat etape.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 26 Sep 2017, 23:30 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 23:30 WIB
International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017
International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 berlangsung 27 hingga 30 September. (foto: istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Lima pembalap nasional yang mengikuti International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2017 saling bersaing memperebutkan gelar juara individual alias general classification. Mereka adalah Dadi Suryadi (Terengganu Cycling Team), Aiman Cahyadi (Sapura Pro Cycling Team), Jamal Hibatullah (KFC Cycling Team), Hari Fitrianto (CCN Cycling Team), dan Bambang Suryadi (BRCC Banyuwangi).

Kelima pembalap tersebut memiliki peluang besar karena sama-sama bertipe climber. Sebab, (ITdBI) 2017 memang balapan yang hanya bisa dimenangi oleh climber tulen. Ini karena lintasan penentuan juara selalu menggunakan jalur tanjakan sangat curam menuju Paltuding di kawasan Gunung Ijen.

"International Tour de Banyuwangi Ijen selalu berat. Tak hanya medannya, tapi para pembalap yang turun juga bukan sembarangan. Hanya climber murni yang bisa memenanginya,” kata Hari Fitrianto di Banyuwangi, Selasa (26/9/2017).

Apalagi, tambah Hari, kehadiran para pembalap Eropa yang sudah berpengalaman di ajang grand tour. Peluang untuk meraih juara individual bakal sangat ketat. Meskipun begitu, sejatinya masih ada nomor lain yang bisa diperebutkan. Seperti King of Mountan (red jersey), Sprint Classification (green jersey), dan Best Indonesian Rider (red and white jersey).

"Sebenarnya kondisi saya sedang tidak fit. Sedang terserang batuk dan flu. Tapi, saya tidak ingin menyerah. Target saya lima besar di perebutan gelar juara individual," ujar Hari.

Etape pertama (ITdBI) 2017, start di Pasar Bajulmati dan finis di Kantor Pemkab Banyuwangi sepanjang 137,7 km dan etape kedua (Glenmore-Pemkab Banyuwangi) 180,9 km. Sedangkan etape ketiga, hanya melintasi 116,3 km atau jarak terpendek kedua dibanding tiga etape lainnya.

Walau pendek, etapi ketiga justru menjadi yang terberat. Sebab, para pembalap harus melahap rute dari Muncar yang berada 6 meter di atas permukaan laut (mdpl) menuju Paltuding setinggi 1.880 mdpl.

Para pembalap harus menaklukkan tanjakan-tanjakan maut di kawasan menuju Paltuding. Tanjakan tersebut bahkan menurut standar federasi balap sepeda internasional alias UCI merupakan hors categorie yang dalam bahasa Inggris juga disebut beyond category. Secara sederhana, beyond category berarti tanjakan yang paling berat.

Tanjakan terberat merentang sepanjang 16 km terakhir menuju Paltuding. Sepanjang tanjakan tersebut, para pembalap harus menghadapi jalanan yang curam hingga tingkat gradient mencapai 20-24 persen. Padahal, tanjakan maksimal yang normal untuk dilintasi kendaraan umum hanya 10 persen.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya