Michael Owen Ingin Bangun Akademi di Indonesia

Michael Owen tak hanya sekadar berkunjung ke Indonesia.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 06 Feb 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2018, 10:15 WIB
Sambangi Kemenpora, Legenda Timnas Inggris Dihadiahi Batik
Mantan pemain tim nasional Inggris, Michael Owen (tengah) menerima suvenir dari Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto (kanan) usai pertemuan di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (5/2). Pertemuan berlangsung terbuka. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Michael Owen tak hanya sekadar berkunjung ke Indonesia. Legenda Liverpool dan mantan pemain Manchester United ini juga mewacanakan ingin membuka akademi sepak bola di Tanah Air.

Hal tersebut terungkap saat Owen mengunjungi kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Jakarta, Senin (6/2/2018) kemarin. Di sana, Owen bertemu dengan Sesmenpora, Gatot S. Dewa Broto.

Dalam pertemuan tersebut, Owen memperkenalkan Michael Owen Football Center (MOFC).

"Masyarakat Indonesia begitu gila dengan sepak bola. Sepak bola membutuhkan banyak orang untuk bermain. Di MOFC, kita berlatih mengontrol bola. Jadi saya pikir ini terbuka untuk semua orang," kata Owen.

Owen mengaku kerap mendengar gairah sepak bola Indonesia yang cukup tinggi. Menurutnya, hal tersebut merupakan sesuatu yang positif.

"Jadi itu suatu hal yang positif. Saya tahu dari negara saya, Indonesia punya gairah besar untuk sepak bola," ucap Owen.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sepak bola Usia Dini

Mantan pemain Timnas Inggris, Michael Owen (kiri) berbincang dengan Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (5/2). Owen berencana mendirikan Michael Owen Footbal Centre di Indonesia. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

 Lebih lanjut, Owen juga menyampaikan saran untuk sepak bola Indonesia. Menurutnya, agar menghasilkan pemain berkualitas, sebuah negara harus memiliki struktur pembinaan yang jelas.

"Kami punya struktur di Inggris. Semua klub seperti Liverpool, Manchester United, semua punya pemain berusia lima tahun belajar bagaimana menyentuh bola, bagaimana mengontrolnya," ujar Owen.

"Mungkin di kurikulum untuk sekolah, klub sepak bola, pelatih, dengan fasilitas yang bagus. Inilah yang harus dikembangkan," kata Owen menambahkan.


Tak Bisa Instan

Owen mengatakan struktur tersebut penting lantaran seorang pemain bagus tak bisa lahir dari proses yang instan. Hal tersebut karena materi latihan untuk setiap kelompok umur berbeda.

Owen mencontohkan, anak usia lima sampai enam tahun baiknya diberi materi dasar seperti mengontrol bola dan menyentuhnya. "Pada usia 13-14, Anda akan belajar level yang lebih tinggi seperti taktik atau transisi dalam permainan," papar Owen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya