Liputan6.com, Jakarta - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI bakal menggelar sidang perkara pertandingan pekan keempat Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak, pekan ini. Kericuhan di partai Arema FC melawan Persib Bandung, Minggu (15/4/2018) di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, bakal jadi pokok pembahasan.
Anggota Komdis PSSI, Dwi Irianto mengatakan, pihaknya tinggal menunggu laporan dari Pengawas Pertandingan (PP) pertandingan Arema FC versus Persib. Partai tersebut diwarnai dengan kericuhan di menit-menit akhir laga.
Advertisement
Baca Juga
"Belum dapat laporan. Kan masih tadi malam, PP langsung buat laporan dan sebagainya. Dilaporkan ke operator dan federasi," ujar Dwi ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (16/4/2018).
Komdis PSSI bakal menggelar sidang putusan pada Rabu atau Kamis pekan ini. Adapun keputusan finalnya akan dirilis pada keesokan harinya. Arema FCÂ kemungkinan bakal mendapat hukuman berlipat.
"Saya berharap setiap ada pelanggaran, di setiap pekan, kami berharap Rabu dan Kamis sidang. Jadi, Jumat sudah ada hasilnya. Rabu-Kamis insyaallah pekan ini," kata Dwi.
Banyak Pelanggaran
Kericuhan mewarnai partai Arema FC menghadapi Persib. Suporter tuan rumah, Aremania, menyerbu lapangan di menit ke-94.
Insiden ini membuat pelatih Persib, Roberto Carlos Mario Gomez, mengalami luka di bagian kepala. Dugaan awal, arsitek asal Argentina itu terkena lemparan benda keras dari penonton.
Dari penglihatan Dwi, banyak pelanggaran yang tercantum di Kode Disiplin Komdis PSSI pada pertandingan tersebut. Selain penonton yang masuk ke lapangan, ada pula suar yang menyala di dalam stadion dan pelemparan ke arah lapangan.
"Siapa pun klubnya, kami tidak memandang. Sementara ini ada kasus kemarin empat pekan, kami telah sidang dua kali. Kami sidang pasti per pekan. Kami tidak mau, Komdis dijelek-jelekkan terus," imbuh Dwi.
Advertisement
Langsung Berlaku
Dwi menjelaskan, apabila sidang digelar pada Rabu dan Kamis pekan ini, maka hukuman tersebut bakal diumumkan pada Jumat. Artinya, sanksi tersebut telah berlaku pada pekan kelima Liga 1.
"Kita tidak ingin seperti di Eropa. Keputusan sekarang, berlakunya pada dua minggu setelahnya. Kalau kita tidak ya. Kita tidak biasa seperti itu. Jangan sampai, sekarang diputuskan, kami tidak melihat jadwal," tutur Dwi.