Liputan6.com, Perjalanan Jorge Lorenzo bersama Ducati sejak MotoGP 2018 memang penuh dengan rintangan. Ia butuh 24 balapan untuk meraih kemenangan perdana. Meski begitu, Lorenzo tetap sosok yang berkontribusi besar dalam kebangkitan Ducati.
Momen kebangkitan Ducati terjadi pada MotoGP 2017. Itu adalah musim perdana di mana Lorenzo baru tiba dari Yamaha. Namun, bukan Lorenzo yang jadi aktor utama di balik kebangkitan Ducati. Andrea Dovizioso yang jauh lebih disorot.
Advertisement
Baca Juga
Itu karena Dovi mampu jadi pesaing Marc Marquez dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2017. Meski pada akhirnya hanya jadi runner-up, Dovi tetap menuai pujian berkat kesuksesannya merangkai enam kemenangan dari delapan kali naik podium.
Alex Debon yang notabene mantan pelatihnya pun setuju jika menyebut Lorenzo memiliki andil besar di balik kebangkitan Ducati. Itu karena para mekanik Ducati lebih sering mendengarkan masukan-masukan Lorenzo ketimbang Michele Pirro yang notabene pembalap penguji mereka.
"Saya percaya Ducati tak pernah bisa mengevaluasi kualitasnya sebagai pembalap dan seseorang. Jika kita melihat lebih dekat, karier Dovi meledak setelah Jorge datan," ujar Debon, dilansir Tuttomotoriweb.
Â
Condong ke Lorenzo
Sayangnya, masukan-masukan Lorenzo justru tak berdampak positif untuk dirinya sendiri. Di musim lalu, pembalap asal Spanyol itu begitu menderita. Dari 18 balapan, ia hanya naik podium tiga kali hingga finis di urutan ketujuh klasemen akhir musim.
Baru pada MotoGP Italia Lorenzo mampu menuai hasil dari kerja kerasnya sejak 2017. Podium juara MotoGP Italia direbut usai unggul 6,370 detik atas Dovi. Sayang, usai memenangkan MotoGP Italia, ia malah mengumumkan kepindahannya ke Honda.
"Tak ada yang pernah mengikuti pesan Pirro. Mereka selalu mengikuti garis yang ditunjukkan Jorge. Saya pun percaya krisis di Yamaha karena ketidakhadirannya. Ia memiliki bakat yang benar-benar sensitif," kata Debon.
Â
Advertisement
Statistik Lorenzo di Setiap Musim MotoGP
2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin
2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin
2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin
2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin
2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin
2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin
2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin
2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin
2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin
2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin
2018: 6 balapan, 1 menang, 1 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 41 poin