3 Pemain Ini Sangat Menderita Usai Pergantian Pelatih

Pergantian pelatih bisa membuat seorang pemain bisa tersisih

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 08 Sep 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2018, 19:00 WIB
Brighton & Hove Albion Permalukan Manchester United
Pemain Brighton & Hove Albion, Shane Duffy berselebrasi usia mencetak gol ke gawang Manchester United pada lanjutan Liga Inggris di stadion Amex, Brighton, (19/8). Brighton & Hove Albion berhasil mengalahkan MU 3-2. (AP Photo/Alastair Grant)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki musim baru, banyak tim melakukan perubahan. Entah itu jabatan pelatih atau komposisi pemain, dengan menjual dan mendatangkan pemain baru.

Khusus pergantian pelatih, dampak yang dirasakan klub biasanya cukup besar. Mulai dari perombakan strategi hingga pergantian pemain.

Manajer anyar sering membawa pemain baru. Dan, pergantian ini tentu akan membuat seorang pemain bisa tersisih. Padahal, sang pemain pernah menjadi sosok kunci di timnya.

Begitu juga di Liga Inggris. Ada beberapa pemain yang menderita gara-gara kedatangan pelatih baru. Berikut ada 3 pemain ini yang tengah berjuang, karena perubahan rezim di klubnya.

Gary Cahill

Kapten Chelsea, Gary Cahill
Kapten Chelsea, Gary Cahill. (AFP/Tolga Akmen)

Akhir karier Cahill tampaknya hanya untuk membuktikan kesalahan manajer. Dipercaya oleh pelatih Antonio Conte, Cahill kembali ke tim utama Chelsea untuk menjadi kapten dan sukses merengkuh Piala FA pada bulan Mei.

Sekarang Chelsea kini ditangani manajer baru Maurizio Sarri. Sejak tiba di Stamford Bridge, Sarri membawa kesukaan untuk lini pertahanan tinggi yang mungkin tidak cocok untuk seorang pria yang berusia 33 pada bulan Desember ini.

Itu bukan kabar baik bagi Cahill - atau, memang, Andreas Christensen, yang diperkirakan akan menjadi kapten Chelsea masa depan.

Pablo Zabaleta

West Ham United, Manchester United, Premier League
Pemain West Ham United, Pablo Zabaleta (kanan) membuang bola dari kejaran pemain Manchester United, Jesse Lingard pada lanjutan Premier League di London Stadium, London, (10/5/2018). West Ham tahan MU 0-0. (AP/Alastair Grant)

Ada asumsi mudah bahwa penunjukan Manuel Pellegrini di West Ham akan menguntungkan mantan pemain Manchester City, Pablo Zabaleta. Pemain asal Argentina akan memiliki pemahaman terbaik tentang gaya melatih manajer Chili.

Ketika Pellegrini mengambil alih di Etihad Stadium pada 2013, Zabaleta adalah pemain yang paling "berkuasa" di City dan menjadi wakil kapten. Sebaliknya, Yaya Toure menjadi wakil Vincent Kompany.

Namun, Zabaleta yang kini berusia 33 tahun telah kehilangan tempatnya. Posisi dia diganti Ryan Fredericks di tiga dari empat pertandingan pertama West Ham.

Alexandre Lacazette

Atletico Madrid, Liga Europa, Arsenal
Striker Arsenal, Alexandre Lacazette, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Atletico Madrid pada laga semifinal Liga Europa di Stadion Emirates, Kamis (26/4/2018). Arsenal ditahan 1-1 oleh Atletico Madrid. (AP/Tim Ireland)

Manajer baru Arsenal, Unai Emery, mengalami masalah yang sama dengan pendahulunya dan memulai dengan membuat keputusan yang sama. Setelah kedatangan Pierre-Emerick Aubameyang dan Henrikh Mkhitaryan (ditambah kontrak baru Mesut Ozil), Arsenal kini punya kuartet penyerang utama.

Situasi ini membuat posisi Alexandre Lacazette makin tersisih. Musim ini, penyerang asal Prancis itu, baru memulai tiga pertandingan pertama dari bangku cadangan. Sepertinya Emery lebih menyukai Aubameyang sebagai striker tunggal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya