Ironi Lucas Moura, Dibuang PSG Hingga Jadi Pahlawan di Liga Champions

Lucas Moura mmencetak hattrick untuk Tottenham Hotspur saat menyingkir Ajax Amsterdam dan melaju ke final Liga Champions 2018-2019.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 09 Mei 2019, 09:20 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2019, 09:20 WIB
Lucas Moura, Ajax Amsterdam Vs Tottenham Hotspur
Ekspresi pemain Tottenham Hotspur, Lucas Moura, setelah membobol gawang Ajax Amsterdam pada leg kedua semifinal Liga Champions di Amsterdam Arena, Kamis (9/5/2019) dini hari WIB. (AFP/John Thys)

Jakarta Lucas Moura menjadi pusat sorotan di tengah ingar bingar Tottenham Hotspur merayakan keberhasilan melaju ke final Liga Champions 2018-2019, Kamis (9/5/2019) dini hari WIB. Siapa sangka dalam 18 bulan nasibnya berubah drastis dari seorang pecundang menjadi pahlawan. 

Laju Tottenham ke final tak bisa dilepaskan dari sosok Lucas Moura. Dia memborong tiga gol Spurs, termasuk pada menit ke-96 yang memastikan tiket final masuk genggaman. Tottenham seperti bangkit dari kematian. 

Spurs sepertinya bakal mengucapkan selamat tinggal pada laga final ketika tertinggal 0-2 pada babak pertama. Itu, artinya mereka kalah agregat 0-3. Namun, roda nasib berputar pada babak kedua.

Moura menjadi aktor utamanya. Setelah mencetak gol pada menit ke-54 dan 59, pemain asal Brasil itu menggenapi misinya dengan hattrick saat pertandingan tinggal hitungan detik. Tottenham lepas dari lubang jarum dan melaju ke final. 

Moura langsung panen puja puji. Sebagian fans Tottenham bahkan menyebutnya lebih hebat daripada bintang Barcelona, Lionel Messi. Moura seperti terbang ke langit ketujuh. 

Hidupnya berubah drastis. Sekitar 18 lali, kariernya berada di titik terendah. Dia bagaikan seorang pecundang. Nasibnya di Paris Saint-Germain (PSG) tak menentu setelah kedatangan Neymar. Pengabdiannya selama lima tahun di sana seolah tak berarti.  

Manajer Tottenham, Mauricio Pochettino, kemudian memberikan jalan keluar kepada Moura pada Januari 2018. Sang pemain diboyong ke London Utara. 

Saat tiba di London Utara, Moura berani mengucapkan mimpi tinggi, yang saat itu sepertinya nyaris mustahil bakal terwujud. 

"Saya rasa tim ini sangat, sangat kuat. Kami bisa memenangi banyak hal dan mengapa tidak Liga Champions?" ujar Lucas Moura saat itu, seperti dilansir AFP

Buktikan Sekali Lagi

Tahun berikutnya, ucapan Lucas Moura tinggal selangkah lagi menjadi kenyataan. Spurs tinggal berjarak satu pertandingan dari trofi Liga Champions.  

"Semua pemain adalah pahlawan, tapi Lucas adalah superhero. Hattrick yang sulit dipercaya. Dia layak mendapatkannya. Dia pria hebat," puji Pochettino. 

Gelandang Tottenham, Christian Eriksen, bahkan mengusulkan supaya timnya membuatkan patung Moura. Apalagi Moura mengukit catatan istimewa berkat hattricknya.

Dia menjadi pemain kelima yang bisa mencetak hattrick dalam sejarah semifinal Liga Champions. Empat pemain lainnya adalah  Alessandro Del Piero, Ivica Olic, Robert Lewandowski, dan Cristiano Ronaldo.

Jadi, apakah Lucas Moura layak dibuatkan patung? Dia sepertinya harus membuktikan diri sekali lagi pada final Liga Champions kontra Liverpool di Stadion Wanda Metropilitano, Madrid pada 1 Juni 2019. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya