Liga Champions: Ketika Keunggulan 3-0 Tidak Lagi Berarti

Sudah adal enam tim melaju ke babak berikut Liga Champions meski kalah di pertemuan pertama, beberapa di antaranya meski tumbang 0-3.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 09 Mei 2019, 17:10 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2019, 17:10 WIB
Tottenham Hotspur ke Final Liga Champions
Perayaan gol yang memastikan kemenangan Spurs pada leg kedua semifinal Liga Champions yang berlangsung di Stadion Amsterdam Arena, Amsterdam, Kamis (9/5). Spurs menang 3-2 atas Ajax. (AFP/Adrian Dennis)

Liputan6.com, Amsterdam - Beberapa musim terakhir Liga Champions menunjukkan keunggulan tiga gol tidak lagi berarti banyak. Tottenham Hotspur dan Liverpool jadi dua tim teranyar yang memperkuat fenomena tersebut.

Sebelumnya tim hampir dipastikan melangkah ke babak berikut jika memimpin tiga gol. Banyak faktor memainkan peran. Mulai kedisiplinan tim dalam menjaga supremasi hingga rendahnya motivasi lawan yang tertinggal.

Namun Liga Champions menghadirkan tren baru. Tottenham dalam kedudukan 0-3 ketika Matthijs de Ligt dan Hakim Ziyech merobek gawang Hugo Lloris di Johan Cruyff Arena, Kamis (9/5/2019) dini hari WIB, setelah sebelumnya tumbang 0-1 di pertandingan pertama.

Namun, hattrick Lucas Moura membantu Tottenham berjaya dan unggul agregat gol tandang. "Kami tidak pernah menyerah. Semangat itu penting. Taktik atau perubahan gaya bermain tidak berperan sama sekali," kata manajer Tottenham Mauricio Pochettino, dilansir Guardian.

Sehari sebelumnya, Liverpool menghancurkan Barcelona 4-0 untuk membalikkan keadaan usai menyerah 0-3 pada pertemuan pembuka. Berbekal comeback tersebut, Tottenham dan Liverpool kini memperebutkan trofi Liga Champions di Wanda Metropolitano pada 1 Juni mendatang.

Fenomena Baru

Liga Champions, Selebrasi, Real Madrid
Bek AS Roma, Kostas Manolas, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Barcelona pada laga leg kedua perempat final Liga Champions, di Stadion Olimpico, Selasa (10/4/2018). AS Roma menang 3-0 atas Barcelona. (AFP/Lluis Gene)

Kemampuan tim membalikkan defisit tiga gol atau lebih di Liga Champions sudah terlihat dalam beberapa kampanye terakhir. Tumbang 1-4 dari Barcelona di leg pertama, AS Roma lalu berjaya 3-0 untuk mencapai semifinal 2017/2018.

Pada 2016/2017, giliran Barcelona yang dalam posisi buruk karena dibungkam Paris Saint-Germain 0-4 di pertandingan pertama. Namun, Lionel Messi dan kawan-kawan melaju usai menang 6-1 di partai kedua.

Rekor Comeback

Liga Champions musim ini juga memecahkan rekor dalam comeback. Tercatat enam tim yang tumbang pada laga pertama mampu membalikkan kedudukan di duel kedua untuk memesan tempat di putaran selanjutnya.

Selain Liverpool dan Tottenham pada semifinal, Ajax (vs Real Madrid), Juventus (vs Atletico Madrid), Manchester United (vs Paris-Saint Germain), FC Porto (vs AS Roma) melakukannya di 16 besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya