Mohamed Salah Buat Islamophobia di Liverpool Menyusut

Penelitian menunjukkan angka Islamophobia di Merseyside, Liverpool, menurun 18,9 persen sejak Mohamed Salah tiba di Anfield.

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 05 Jun 2019, 08:10 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2019, 08:10 WIB
Mohamed Salah
Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Stanford menyebut angka Islamophobia di Merseyside, Liverpool, menurun 18,9 persen sejak kehadiran Mohamed Salah. (AFP/Gabriel Bouys)

Jakarta - Mohamed Salah memberi banyak pengaruh positif bagi Liverpool. Tidak cuma prestasi, pemain asal Mesir itu juga menjadi duta perdamaian dengan menurunnya angka Islamophobia di Merseyside.

Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan Laboratorium Kebijakan Keimigrasian Universitas Stanford, Inggris, yang diunggah dari media Abu Dhabi, The National.

Kehadiran Salah diklaim telah menurunkan ketakutan akan Islam yang dikenal sebagai Islamophobia sebesar 18,9 persen di Distrik Merseyside, Liverpool.

Sejak Salah bergabung dengan Liverpoool pada 2017, kicauan anti-Muslim di Twitter oleh suporter Liverpool pun berkurang. Ukurannya adalah setengah dari perbandingan kicauan anti-Muslim yang dilakukan suporter-suporter klub besar di Inggris.

"Jika digabungkan, bukti penelitian menunjukkan kenaikan pamor Mohamed Salah yang menyebabkan penurunan kejahatan kebencian (anti-Islam) di negara bagian asal Liverpool FC," ujar penulis dalam laporan penelitian tersebut.

"Eksperimen survei ini menunjukkan hasil penelitian ini mungkin didorong dari meningkatnya keakraban (masyarakat Merseyside, Liverpool) dengan Islam," lanjutnya.

Menurunnya angka Islamophobia di Merseyside diketahui terjadi karena kepribadian Mohamed Salah yang kharismatik. Dengan sikap rendah hati dan humanis terhadap rekan setimnya membuat angka sentimen anti-Islam menurun.

"Mohamed Salah sering terlihat becanda dengan rekan setimnya, menghibur anak perempuannya di sela-sela pertandingan, dan menghormati lawan-lawannya jika melakukan kesalahan. Contohnya dengan menolak merayakan gol ke mantan klubnya," ucap kesimpulan dalam penelitian tersebut.

Penelitian menurunnya Islamophobia melalui peran Mohamed Salah di Liverpool berdasarkan data dari catatan kriminal di 25 Departemen Kepolisian Inggris (2015-2018), 15 juta tweet (kicauan Twitter) dari followers klub sepak bola terkenal di Inggris, dan 8.060 orang suporter Liverpool.

"Secara keseluruhan, kami menyimpulkan hasil ini mendukung hipotesis kedatangan Mohamed Salah di Liverpool telah menyebabkan penurunan tindakan fanatik ekstim (Islamophobia)," tutup hasil penelitian tersebut.

Kecintaan suporter Liverpool akan Salah pun diyakini bertambah setelah final Liga Champions 2018-2019. Pemain berusia 26 tahun itu sukses mencetak gol yang membuat Liverpool menang 2-0 atas Tottenham Hotspur, sekaligus menjadi juara di kompetisi elite Benua Biru itu untuk keenam kalinya.

 

Sumber: Bola.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya