Para Pemain Real Madrid Sempat Tidur di Lantai Selama Tur Pramusim

Tur pramusim menjadi bagian dari persiapan tim-tim elite Eropa dalam menghadapi musim baru, termasuk Real Madrid.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 10 Jul 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2019, 20:40 WIB
Logo dan ilustrasi Real Madrid
Logo dan ilustrasi Real Madrid. (AFP/Christof Stache)

Liputan6.com, Jakarta Tur pramusim menjadi bagian dari persiapan tim-tim elite Eropa dalam menghadapi musim baru, termasuk Real Madrid. Guna mendukung program ini, masing-masing klub bakal menyediakan fasilitas terbaik bagi para pemain dan staf selama mempersiapkan diri. 

Hotel super mewah, lapangan yang ideal, hingga fasilitas kelas satu lainnya pun sudah jamak menyambut tim-tim yang menjalani tur pramusim belakangan ini. 

Namun ternyata, tidak selamanya tur pramusim berjalan mulus bagi Real Madrid. Para pemain dan staf Los Blancos bahkan sempat tidur di lantai selama menjalani program itu. 

Masa-masa sulit seperti ini pernah dirasakan Real Madrid ketika John Toshack datang 1989 lalu. Saat itu, beban berat harus dirasakan pria asal Wales itu karena sebelumnya Real Madrid telah memenangkan empat gelar La Liga secara berturut-turut.  

Toshack memang sukses. Dia membawa Real Madrid merebut gelar La Liga kelima secara beruntun. Mencetak 107 gol dan belum terpatahkan hingga 2012. 

Hanya saja, tidak kesuksesan saja yang membekas di era Toshack. Kisah miris yang harus dihadapi para pemainnya selama pramusim juga tidak akan terlupakan sampai kapanpun. 

 

 

Tidur di Lantai

7 Pelatih Yang Dipecat atau Meninggalkan Klubnya Lebih Dari Satu Kali
John Toshack lahir di Wales, 22 Maret 1949, pernah melatih Real Madrid dua kali yaitu pada tahun 1989-1990 dan 1999. (AFP/Chris Young)

Semua bermula ketika Toshack kembali membawa para pemain ke Galicia untuk menjalani latihan pramusim. Padahal dalam dua musim sebelumnya, pelatih Leo Beenhakker tidak lagi memboyong para pemain Los Blancos ke daerah di barat laut Spanyol tersebut. 

Tujuan Toshack tentu saja baik. Pria yang kini sudah berusia 70 tahun itu ingin mematangkan strategi dan taktik yang bakal mereka gunakan pada musim berikutnya. Sayang, fasilitas yang didapatkan para pemainnya selama di Galicia jauh dari harapan. 

Seperti dilansir Marca, para pemain komplain tentang ukurang kamar yang kecil dan tempat tidur yang terlalu empuk untuk mereka gunakan. Bukan saja tidak nyaman, kasur tersebut membuat punggung para pemain sakit, sehingga memutuskan pindah ke lantai.

Mantan pemain Real Madrid, Adolfo Aldana sempat merasakan penderitaan ini. "Saya sakit punggung selama beberapa hari dan memutuskan menaruh kasur di lantai dan rasa sakit itu hilang; Saya tahu beberapa pemain melakukan hal yang sama," kata Adolfo Aldana. 

 

Tanpa Korban

Masalah lain adalah seputar komunikasi. Menurut Aldana, hotel tempat mereka menginap hanya punya satu unit telepon. Selain itu, suasana juga menjadi berisik karena tidak jauh dari lokasi ada perkemahan remaja dan kehadiran tim menjadi daya tarik bagi warga lokal.

Toshack dan staf juga salah memprediksi cuaca yang ternyata terik selama pramusim. Padahal mereka sebelumnya berharap cuaca yang lebih sejuk. Beruntung, skuat Real Madrid berhasil melalui rintangan tersebut. Satu-satunya korban yang mendapat pertolongan dari tim medis hanyalah anggota perkemaham muda-mudi yang mengalami bahu terkilir. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya