Hantavirus dari Tiongkok Tidak Menular Antarmanusia

Menurut Ilmuwan asal Swedia Dr Sumaiyah Shaikh, Hantavirus Pulmonary Syndrome merupakan virus yang sudah ada sejak lama, yakni sejak 1950.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mar 2020, 21:30 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2020, 21:30 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Belum selesai dengan kasus pesebaran Corona Covid-19, publik kini dikejutkan dengan Hantavirus yang baru-baru ini menelan korban di Tiongkok.

Hantavirus atau Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) merupakan penyakit pernapasan yang parah dan bisa berakibat fatal pada manusia, dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention. Virus ini dibawa oleh tikus. Penyakit paru ini memiliki gejala yang sama seperti flu.

Tentu saja hal ini menimbulkan kepanikan baru bagi warga Indonesia. Sebab, baru-baru ini Hantavirus Pulmonary Syndrome menyerang penumpang bus dari Provinsi Yunnan di Tiongkok hingga menyebabkan kematian.

Namun, tidak perlu panik. Karenam Hantavirus dari Tiongkok tak bisa menular antarmanusia.

Menurut Ilmuwan asal Swedia Dr Sumaiyah Shaikh, Hantavirus Pulmonary Syndrome merupakan virus yang sudah ada sejak lama. Hantavirus pertama kali muncul pada 1950 di sungai Hanta tempat perang antara Korea dan Amerika Serikat

Agar tidak menimbulkan kepanikan dengan munculnya kasus baru mengenai Hantavirus dari Tiongkok ini, berikut Liputan6.com (25/3/2020) sudah merangkum penjelasan lengkapnya dari berbagai sumber.

 

Tidak Perlu Panik

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Sebelum terjadi di China baru-baru ini, kasus serupa mengenai Hantavirus Pulmonary Syndrome yang menyebabkan kematian juga terjadi di New York pada 2018 lalu.

Jika di China Hantavirus menyebabkan kematian penumpang bus. Kasus Hantavirus di New York menyebabkan kematian seorang penunggang kuda di Benmnt Park.

Kendati demikian Dr Sumaiya Shaikh menjelaskan jika warga dunia tak perlu panik akan Hantavirus. Virus ini tidak menyebar seperti Covid-19. Virus ini tidak menular antar manusia.

“Jangan panik, kecuali Anda berencana untuk makan tikus,” ujar Ilmuwan asal Swedia, Dr Sumaiyah Shaikh.

Hal ini juga dipertegas oleh Bandan Pengontrol Penyakit Amerika (CDC) yang menyebutkan bahwa Hantavirus sangat jarang terjadi. Penyakit paru-paru ini memiliki tingkat kematian antara 38-40 persen. Penyakit paru Hantavirus ini tak bisa menular antar manusia.

Cara Penularan Hantavirus

Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru Hantavirus ini tak bisa menular antar manusia tetapi hanya bisa ditularkan melalui tikus ke manusia.

Biasanya penularan ini hanya bisa terjadi ketika udara yang sudah terkontaminasi oleh kotoran, urin, air liur tikus terhirup oleh manusia.

Atau bisa juga ketika manusia memegang tikus tanpa menggunakan perantara atau dengan tangan kosong kemudian memegang wajah dan hidung. Sedangkan dalam kasus yang jarang terjadi bisa melalui gigitan tikus.

Organisasi Kesehatan Dunia juga menyebutkan bahwa kasus Hantavirus ini biasanya terjadi di daerah pedesaan, hutan, ladang, dan peternakan. Karena di sana terdapat banyak sekali Tikus Sylvatic yang menampung virus.

Gejala Terinfeksi Hantavirus

Ilustrasi Sakit Flu dan Demam
Ilustrasi Sakit Flu dan Demam (iStockphoto)

Demam dan Mengigil

Gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Hantavirus adalah penderita akan mengalami demam dan menggigil. Menggigil ini menjadi sebuah tanda otot tubuh mengalami kontraksi secara cepat dan berulang hingga meningkatkan suhu tubuh penderita.

Mengalami Sakit Kepala dan Sakit Tubuh

Sakit tubuh ini menjadi sebuah tanda ada infeksi dari virus yang masuk ke dalam tubuh penderita. Dalam kasus ini adalah infeksi yang disebabkan penyakit paru Hantavirus.

Penderita Akan Mengalami Kram Perut

Kram perut ini akan menyebabkan perut terasa kaku dan tegang pada otot perut atau juga otot-otot yang ada di sekitar perut. Jadi bisa berarti pula bahwa infeksi penyakit paru Hantavirus ini juga menyerang lapisan dinding perut atau organ yang ada di dalam rongga perut.

Muncul Cairan di Paru-paru

Gejala Hantavirus terakhir setelah 10 hari penderita terinfeksi penyakit paru Hantavirus adalah akan ada cairan yang terbentuk di paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan pernafasan yang cukup fatal. 

Cara Mencegah Infeksi Hantavirus

Tikus – hewan yang berpotensi menularkan Leptospirosis. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Tikus – hewan yang berpotensi menularkan Leptospirosis. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Agar risiko infeksi atau penularan penyakit paru Hantavirus ini bisa diminimalisir, maka biasakan untuk rajin membersihkan rumah yang diduga memiliki banyak tikus. Hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya kutu yang disebabkan oleh tikus dan mengurangi dibentuknya sarang tikus oleh induk.

Begitu juga bagi para petani yang seringkali menjumpai tikus di sawah agar tetap waspada dengan memakai masker dan sepatu boat jika memungkinkan.

Kemudian jangan membiarkan gudang, kabin, garasi, dan bangunan atau ruang apapun ditutup dalam waktu yang lama. Karena hal ini akan menyebabkan tikus banyak yang suka bersarang di sana. Sehingga kotoran, urin, bahkan air liur tikus akan mudah menyebar juga ke ruangan lain yang ada di sekitarnya.

Bekerja di daerah yang mungkin banyak kutu tikus seperti lumbung padi. Bahaya dari interaksi dengan kutu tikus ini karena bakteri yang menyebabkan penyakit berasal dari kerongkongan kutu yang menghisap darah tikus. Penularan kutu tikus ini bisa menyebar melalui gigitan baik manusia maupun hewan.

Sebenarnya yang perlu diwaspadai tidak hanya pada tikus tetapi pada hewan lain seperti unta, kelinci, kucing, rusa, anjing, tupai, dan domba. Pasalnya, hewan-hewan ini memiliki kemungkinan besar dihinggapi kutu tikus, sehingga mudah bagi kutu tikus menjadi perantara penularan infeksi penyakit paru Hantavirus. Apabila infeksi penyakit paru akibat kutu tikus tidak segera ditangani dapat mengancam nyawa penderitanya.

Disadur dari Liputan6.com (Penulis Laudia Tysara / Editor Sheptika Shidqiyyah Published 25/3/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya