Mengapa Ada Negara yang Tak Mewajibkan Masker untuk Tangkis Virus Corona Covid-19?

Ada beberapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia dan Singapura yang tak mewajibkan memakai masker dalam memerangi virus corona covid-19.

oleh Defri Saefullah diperbarui 27 Mar 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2020, 07:30 WIB
FOTO: [FEATURE] Jakarta Melawan COVID-19
Relawan membagikan masker kepada pejalan kaki di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (17/3/2020). Sebanyak 3.000 masker dibagikan secara gratis sebagai salah satu bentuk keprihatinan sekaligus berpartisipasi dalam upaya mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Masker menjadi salah satu alat yang paling diburu untuk menghindari terjangkit virus corona covid-19. Banyak spekulan masker seperti di Indonesia yang menimbun barang dan ambil keuntungan dari kondisi sulit seperti sekarang.

Indonesia, Jepang, Korea Selatan dan beberapa negara lainnya mewajibkan masker untuk melindungi diri dari terpapar virus corona covid-19. Kalau tidak pakai masker, maka akan jadi sorotan publik.

Meski begitu ada beberapa negara yang tidak mewajibkan pakai masker kepada warganya dalam menangkis virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah menjelaskan masker hanya digunakan untuk dua tipe orang.

Masker digunakan untuk orang sakit dan bergejala flu. Sedangkan kedua untuk orang yang diduga terjangkit virus corona covid-19.

Tapi mengapa negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Sydney dan Singapura tak mewajibkan warganya untuk memakai masker. Warga keempat negara itu bebas saja berjalan tanpa masker.

 

Alasan Tak Wajib

Polusi Buruk, Anak-Anak Thailand Sekolah Pakai Masker
Seorang anak perempuan mengenakan masker saat dijemput orang tuanya di Bangkok, Thailand (30/1). Partikel PM 2,5 terus meningkat di atas ambang batas aman yang ditetapkan WHO yaitu 50 mikrogram per meter kubik. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Ada beberapa alasan mengapa WHO tak mewajibkan penggunaan masker di tengah pandemi virus corona.BBC menulis, masker bukan alat yang ampuh untuk mencegah terjangkit dari virus corona.

Penelitan sudah menunjukkan virus ini terjangkit lewat tetesan bersin yang mengotori permukaan apapun yang dipegang pengidap virus corona.

Masker di sisi lain memang bisa memberi proteski di situasi tertentu. Masker bisa menghindarkan orang dari virus orang yang sedang bersin.

Meski begitu, cuci tangan dengan sabun lewat air mengalir lebih efektif. Permukaan masker juga harus dirawat dengan baik agar tak tersentuh sesuatu yang terkontaminasi.

Di banyak negara Asia seperti China, Hong Kong, Jepang, Thailand dan Taiwan ada anggapan semua orang bisa jadi pembawa virus corona.

 

 

Budaya

 

Di beberapa negara, memakai masker sudah jadi budaya. Bahkan masker hello kity sempat menjadi barang yang diburu di Hong Kong.

Di Asia Timur, masker digunakan saat mengalami demam. Bersin di depan umum dianggap tidak sopan.

Virus SARS di Hong Kong misalnya pernah membuat masker kembali jadi barang yang diburu.

Di Asia Tenggara yang padat penduduk, masker digunakan untuk melindungi diri dari polusi.

Ada beberapa alasan negara tak mewajibkan pemakaian masker. Salah satunya untuk memastikan para pekerja kesehatan dapatkan stok masker yang cukup.

"Memakai masker setiap hari seperti ritual, sama seperti pakai seragam dan ritual keagamaan. Ini dinilai aksi lebih sehat," kata ahli perilaku dari Hong Kong University, Donald Low.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya