Menpora Wawancara Susy Susanti di Hari Kartini

Susy Susanti merupakan atlet Indonesia pertama yang meraih medali emas di level Olimpiade.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 21 Apr 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 15:00 WIB
Juara All England Asal Indonesia
Susy Susanti adalah seorang legenda sekaligus tunggal putri paling sukses di Indonesia. Di sepanjang kariernya, Susi sudah mengoleksi empat titel All England yaitu pada tahun 1990,1991, 1993 dan 1994. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta - Di hari Kartini yang jatuh Selasa, 21 April 2020, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali berbincang dengan perempuan-perempuan hebat Indonesia, salah satunya Susy Susanti, melalui live streaming di Instagram Kemenpora.

Susy Susanti merupakan tokoh perempuan yang paling berpengaruh di dunia olahraga Indonesia, khususnya bulu tangkis. Dia tercatat sebagai atlet Indonesia pertama yang meraih medali emas di level Olimpiade.

Bersama Alan Budikusuma, yang kini menjadi suaminya, Susy Susanty mempersembahkan emas untuk Indonesia di Olimpiade 1992, yang berlansung di Barcelona, Spanyol.

"Saya tahu perjuangannya Susy Susanti sangat berat. Ada satu cerita yang luar biasa, dedikasinya kepada olahraga bulu tangkis, sampai sekarang. Bahkan terakhir mendampingi tim kita di All England 2020, sampai harus karantina mandiri," kata Menpora di awal pembukaannya.

Setelah itu, Zainudin Amali meminta Susy Susanti menceritakan kariernya sebagai peraih medali emas pertama untuk Indonesia di ajang Olimpiade. Di final Olimpiade 1992, dia menghadapi musuh bebuyutan, Bang Soo-hyun. Dalam laga itu, Susy menang dalam pertarungan tiga set 5-11, 11-5, dan 11-3.

"Saya merasa sangat senang dan beruntung bisa memenuhi target dari pemerintah ketika itu di Olimpiade," kata Susy Susanti menjawab pertanyaan Menpora.

Orang Paling Berharga untuk Susy Susanti

Susi Susanti-Alan Budikusuma
Kisah cinta Susy Susanti-Alan Budikusuma. (Foto: istimewa)

Pada kesempatan ngobrol ini, Menpora juga bertanya mengenai orang yang paling berpengaruh dalam karier cemerlang Susy Susanti. Selain medali emas Olimpiade 1992, sosok berusia 49 tahun tersebut juga menjadi juara dunia, Sudirman Cup, Uber Cup, hingga merebut emas World Cup.

Susy pun menyebut keberhasilannya di dunia bulu tangkis berkat dukungan kedua orang tuanya, Risad Haditono dan Purwo Banowati. Dia mengatakan, dirinya meneruskan cita-cita sang ayah yang gagal menjadi juara dunia karena cedera.

"Saya kenal bulu tangkis dari orang tua. Impian papa waktu itu ingin jadi juara dunia, tapi harus dipendam karena cedera. Cita-cita itu bisa sampai ke saya karena papa liat saya punya bakat dan mau bekerja keras di usia 14 tahun di SKO Ragunan," ucap sosok kelahiran Tasikmalaya tersebut.

"Banyak yang berjasa buat saya. Namun yang paling luar biasa adalah orang tua saya karena bimbingan mereka membawa saya juara dunia. Idola saya Rudi Hartono yang membuat saya ingin menjadi juara," lanjut Susi.

Pekerjaan Berat Susi Susanti

Susy Susanti juga bercerita soal beratnya pekerjaan yang dijalaninya selama pandemi virus Corona Covid-19. Terlebih, selain sebagai rumah tangga, dia juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI.

"Sebagai wanita, mengurus keluarga itu nomor satu. Namun di waktu-waktu tertentu, kita bisa bekerja juga. Yang penting bisa membagi waktu dengan baik."

"PSBB? Pekerjaan pasti nambah, tapi kita tidak boleh jenuh. Jangan sampai memutus mata rantai hanya dengan berdiam diri di rumah," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya