Liputan6.com, Jakarta - Menyandang gelar juara gulat nasional maupun internasional, tidak membuat Eko Roni Saputra berpuas diri akan kemampuannya dalam ranah ground.
Semenjak banting stir ke olahraga seni bela diri campuran dan berguru di sasana Evolve MMA, atlet One Championship yang berlaga di divisi flyweight ini pun kembali mempertajam kemampuan groundnya di bawah para pelatih top dunia di sasana yang berlokasi di jalan Far East Square, Singapura tersebut.
Atlet asal Samarinda, Kalimantan Timur, tersebut mengungkap deretan grappler yang menjadi inspirasi dalam mempertajam kemampuan ground game.
Advertisement
1. Alex Silva
Eko mengungkap bahwa Alex "Little Rock" Silva merupakan grappler favoritnya. Atlet asal Brasil ini telah mengemas delapan kemenangan lewat kuncian, dari total sembilan kemenangan yang telah ia raih dalam ranah bela diri campuran.
Selain itu, mantan juara dunia One strawweight tersebut juga memiliki teknik kuncian armbar yang sangat tajam, terbukti dari 5 kemenangan yang telah ia kumpulkan.
"Alex Silva, dia sangat baik dalam submission khususnya kuncian armbar," ungkap Eko Roni dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
"Dalam posisi yang tidak siap, lawannya akan terkena armbar."
Pada laga terakhirnya dalam ajang One: Fire & Fury, atlet asal Brasil tersebut harus mengakui keunggulan sang juara dunia One strawweight, Joshua "The Passion" Pacio, ia kalah angka melalui keputusan terbelah (split decision,) walau begitu, Silva kerap memberikan ancaman lewat kuncian dalam salah satu laga terbaik divisi strawweight tersebut.
Â
Â
2. Garry Tonon
Sebelum bertanding di The Home of Martial Arts, Garry "The Lion Killer" Tonon sudah menjadi salah satu grappler terbaik di dunia. Berbagai juara dunia grappling berhasil dikalahkannya, serta beragam turnamen grappling paling bergengsi di dunia pun sukses dimenangi oleh atlet asal Evolve MMA / Team Renzo Gracie ini.
Menurut Eko Roni, ketenangan serta kuncian leg lock yang mematikan merupakan alasan utamanya menganggumi atlet asal New Jersey, Amerika Serikat tersebut.
"Garry Tonon, dia petarung yang tenang," ulas Eko Roni.
"Dia dapat memanfaatkan momen, dan kuncian leglocknya menakjubkan."
Sama seperti penampilannya di turnamen grappling, performanya di panggung dunia One Championship juga 9ptidak kalah dominan.
Sejak debut dua tahun lalu pada ajang One: Iron Will, "The Lion Killer" mampu menuliskan rekor tidak terkalahkan 5-0-0 dengan semua kemenangan diraihnya lewat penyelesaian. Banyak yang mengatakan ia juga merupakan calon lawan potensial bagi juara dunia One featherweight, Martin "The Situ-Asian" Nguyen.
Advertisement
3. Shinya Aoki
Tidak ada yang meragukan kemampuan Shinya "Tobikan Judan" Aoki di ranah ground. Atlet veteran asal Jepang ini sudah memberikan warna yang berarti pada gelaran seni bela diri campuran sejak 17 tahun silam. Dari 44 kemenangan profesionalnya, 29 diantaranya melalui teknik kuncian.
Tak heran jika Aoki menjadi inspirasi bagi Eko Roni untuk bekerja keras mempertajam kemampuannya di ranah ground.
"Shinya Aoki, dia salah satu atlet terbaik dunia. Teknik submission yang luar biasa."
"Dalam posisi apapun dia dapat mengunci lawannya," ungkap Eko.
Mantan juara dunia One lightweight tersebut sampai saat ini masih menjadi kesatria yang perlu diwaspadai.
Menginjak usia 36, kuncian "Tobikan Judan" masih sangat tajam. Terbukti, dalam ajang One: Century ia mampu menghentikan perlawanan atlet asal Filipina yang juga seorang mantan juara dunia One featherweight, Honorio "The Rock" Banario, melalui teknik kuncian D'arce choke pada detik ke 54 ronde pertama.