Liputan6.com, Jakarta Striker Paris Saint Germain (PSG), Kylian Mbappe, mengatakan bahwa dirinya ingin membuat sejarah untuk klubnya. Bintang muda Prancis ini ingin memenangkan gelar Liga Champions pertama negara itu dalam 27 tahun dalam final Liga Champions, Minggu (23/8/2020) atau Senin dinihari WIB melawan Bayern Munchen.
PSG mengalahkan Atalanta dan RB Leipzig di babak delapan besar Liga Champions di Lisbon. Karena itu, Mbappe merasa rileks menghadapi ujian melawan Bayern Munchen.
Baca Juga
"Inilah tepatnya mengapa saya datang ke sini," katanya kepada media. “Saya selalu mengatakan bahwa saya ingin membuat sejarah untuk negara saya," ujar Mbappe.
Advertisement
"Ini kesempatan. Saat saya tiba di tahun 2017, kami mengalami beberapa kekecewaan. Hari ini, kami berada di final dan itu menunjukkan bahwa kami belum menyerah," katanya.
“Ini akan menjadi hadiah besar untuk menang [Liga Champions] bersama klub Prancis. Itu adalah misi saya ketika saya datang. Menang (pada hari Minggu) akan luar biasa, itu akan menjadi pencapaian bagi klub Prancis,” tambah Mbappe.
Simak Video Kylian Mbappe Berikut Ini
Bagian Sejarah
Terakhir kali tim Prancis memenangkan kompetisi klub utama Eropa adalah pada 1993 ketika Olympique Marseille mengalahkan AC Milan 1-0.
Meski baru berusia 21 tahun, Mbappe telah menjadikan dirinya bagian utama dari sejarah sepak bola Prancis dengan memenangkan Piala Dunia dua tahun lalu. Dan, dia telah membandingkan mood di skuad PSG dengan tim Didier Deschamp di Rusia.
Advertisement
Rasanya Aneh
Meski final akan berlangsung di Estadio da Luz tanpa penggemar, seperti semua pertandingan di delapan besar karena pembatasan COVID-19, Mbappe mengatakan suasananya tetap istimewa.
“Tentu saja, rasanya aneh bermain di balik pintu tertutup tapi ini tetap Liga Champions. Anda bisa merasakan intensitas pertandingan, ketegangan yang menguasai. Formatnya sangat istimewa tahun ini, kita akan mengingatnya lama sekali karena tragedi itu, ”ujarnya.
Cedera
Sementara itu, Manajer PSG, Thomas Tuchel, menjelaskan soal kondisi Marco Verratti. Gelandang ini bisa lagi terlibat dalam permainan, meski mungkin tidak penuh.
Verratti absen dalam pertandingan perempat final melawan Atalanta karena cedera betis. Tapi, ia sempat keluar dari bangku cadangan selama delapan menit terakhir dalam kemenangan semifinal atas Leipzig.
Advertisement
Tak Berisiko Besar
“Cedera Marco merupakan pukulan, itu tidak berotot, itulah mengapa risikonya tidak besar. Itu hanya masalah rasa sakit."
"Apakah dia memiliki kemampuan bermain 120 menit? Tidak, tentu saja tidak. Kami harus memutuskan besok apakah akan memulainya atau tidak, ”kata pria Jerman itu.