Liputan6.com, Tokyo - Saptoyoga Purnomo tidak menyangka bisa meraih medali perunggu pada Paralimpiade Tokyo 2020. Semula dia hanya ingin memperbaiki catatan pribadi.
"Medali perunggu ini merupakan sebuah kejutan di ajang Paralimpiade 2020. Awalnya saya hanya ditargetnya untuk pecah rekor pribadi, tetapi bersyukur bisa dapat medali perunggu," jelas Saptoyoga pada keterangan resmi.
Dalam babak final yang berlangsung di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, Saptoyoga finis ketiga dengan catatan waktu 11,31detik pada nomor lari 100 meter putra kategori T37.
Advertisement
Atlet Amerika Serikat Nick Mayhugh memecahkan rekor dunia dengan 10,95 detik untuk meraih emas. Sedangkan wakil ROC Andrei Vdovin membawa pulang perak lewat catatan waktu 11,18 detik.
Sesaat setelah masuk garis finis, atlet asal Banyumas, Jawa Tengah itu tidak kuasa menahan rasa gembiranya. Dia langsung berteriak senang ketika berhasil merebut medali perunggu.
"Saya sangat senang karena dipastikan merebut medali perunggu. Saya berterima kasih atas dukungan semua masyarakat Indonesia, Presiden, Menpora, NPC Indonesia, dan pelatih," kata Saptoyoga.
Pujian Pelatih
Pelatih Saptoyoga, Slamet Widodo, juga mengapresiasi keberhasilan anak asuhnya merebut medali perunggu di gelaran empat tahunan itu.
"Awalnya kami melakukan pelatnas untuk Paralimpiade tahun lalu. Namun karena Paralimpiade dimundurkan ke tahun ini, maka persiapan Saptoyoga semakin matang," jelasnyan
Di mata Slamet, atlet berusia 23 tahun itu adalah sosok yang disiplin dalam berlatih dan bekerja keras menuntaskan semua menu latihan.
"Yogo memang orangnya disiplin dengan menjalankan semua program pelatih dalam latihan sehingga ia berhak atas prestasi ini," tambah Slamet.
Â
Advertisement
Atlet Kedua
Saptoyoga menjadi atlet kedua Indonesia yang menyumbang medali di Paralimpiade 2020. Sebelumnya Indonesia meraih medali perak dari Ni Nengah Widiasih dari cabang olahraga powerlifting.
Infografis
Advertisement