Bola Ganjil: Blunder Pecat Pelatih Pimpinan Klasemen di Tengah Musim

Sejumlah pelatih kehilangan pekerjaan meski membawa tim memimpin klasemen. Klub pun harus membayar mahal keputusan tersebut.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 15 Jan 2022, 00:30 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2022, 00:30 WIB
Foto: Ronald Koeman dan 4 Pelatih Lainnya yang Pernah Dipecat Barcelona
Ernesto Valverde dipecat saat Barcelona memimpin klasemen Liga Spanyol. (AFP/Pau Barrena)

Liputan6.com, Jakarta - Prestasi kadang tidak berbuah penghargaan. Panggung sepak bola menunjukkan itu.

Sudah banyak kasus pelatih dipecat usai mempersembahkan gelar. Apalagi hanya menduduki peringkat pertama klasemen ketika kompetisi masih berlangsung.

Ernesto Valverde merasakannya kala menangani Barcelona. Dia membawa El Azulgrana menguasai posisi teratas La Liga 2019/2020, meski cuma unggul produktivitas gol atas musuh abadi Real Madrid pada jornada ke-20.

Namun, kekalahan 2-3 dari Atletico Madrid di Piala Super Spanyol membuatnya kehilangan pekerjaan.

Nestapa di kompetisi lain juga membuat Bobby Robson kehilangan pekerjaan di Sporting CP. Dia diberhentikan klub Portugal itu usai disingkirkan FC Salzburg pada babak 16 besar Piala UEFA 1993/1994.


Tidak Berujung Gelar

img_kombouare-021211.jpg
Gaya pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Antoine Kombouare di sesi konferensi pers jelang laga Europa League menghadapi Red Bull Salzburg di Salzburg, 29 November 2011.AFP PHOTO / wildbild

Kisah Antoine Kombouare lain lagi. Kontribusinya membawa Paris Saint-Germain (PSG) memuncaki Ligue 1 pada paruh musim 2011/2012 tidak berarti apa-apa bagi pemilik kaya baru dari Qatar.

Dia dipecat untuk memberikan ruang bagi Carlo Ancelotti. Saat itu PSG unggul tiga poin dari Montpellier.

Silaunya PSG terhadap reputasi mentereng Ancelotti ternyata berakhir tragis. PSG mengakhiri kompetisi di posisi dua. Mereka harus mengakui keunggulan Montpellier yang jadi raja Prancis untuk kali pertama sepanjang sejarah.


Nestapa Lain

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Penyesaan PSG dirasakan klub lain. Real Madrid (Radomir Antic, 1991/1992), Hamburg (Branko Zebec, 1980/1981), FC Copenhagen (Roland Nilsson, 2011/2012), dan Heart of Midlothian (George Burley, 2005/2006) menuntaskan kompetisi di urutan kedua setelah menempati urutan teratas bersama nakhoda yang dicoret.

Di antara mereka, FC Copenhagen barangkali paling sedih. Pasalnya, mereka melewatkan kesempatan merebut tiket otomatis ke babak utama Liga Champions. Kala itu juara Denmark mulai mendapat jatah di fase grup bersama klub-klub raksasa Eropa.

 


Dipecat tapi Tetap Bekerja

ilustrasi bola ganjil
bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Kisah Ola By Rise bersama Rosenborg pada Liga Norwegia 2004 lain lagi. Dia dipecat dua putaran sebelum musim berakhir dengan tim yang diasuhnya menduduki posisi pertama.

Namun, Rosenborg membiarkannya menyelesaikan kompetisi. Rise pun membawa Rosenborg menjadi juara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya