Sepp Blatter dan Michel Platini Segera Jalani Persidangan Korupsi

Mantan Presiden FIFA dan UEFA, Sepp Blatter dan Michel Platini akan menghadapi pengadilan korupsi Swiss karena kasus yang diungkap oleh Kantor Jaksa Agung Swiss (OAG) terhadap korupsi dalam sepak bola. Menurut Michel, dia sangat tenang menghadapi persidangan ini karena keadilan perlu ditegakkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2022, 19:30 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2022, 19:30 WIB
Sepp Blatter sesali penunjukan Qatar sebagai tuan rumah PD 2022
Sepp Blatter (AFP/Philippe Desmazes)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan eksPresiden UEFA Michel Platini akan muncul di Pengadilan Swiss untuk menghadapi tuduhan korupsi yang memicu kejatuhan mereka dari puncak otoritas sepak bola.

Jaksa Swiss menuduh kedua pasangan yang pernah menjadi salah satu tokoh paling kuat dalam permainan itu, secara tidak sah mengatur pembayaran 2,08 juta dolar AS pada tahun 2011 dari FIFA ke Platini. 

Kasus ini mengakhiri 17 tahun pemerintahan Blatter sebagai presiden FIFA dan mengobarkan harapan Platini untuk menggantikannya. Ini adalah salah satu dari 25 penyelidikan oleh Kantor Jaksa Agung Swiss (OAG) terhadap korupsi dalam sepak bola.

Setelah penyelidikan enam tahun, OAG menuduh Blatter yang kini berusia 86 tahun melakukan ‘penipuan dan penyelewengan dari salah urus kriminal serta pemalsuan dokumen’. 

Blatter dan Platini yang dulunya adalah rekan dekat tapi sekarang menjadi musuh. Keduanya telah menyangkal kesalahan. Mereka mengatakan memiliki perjanjian lisan atas pembayaran yang terkait dengan pekerjaan konsultasi oleh Platini antara 1998 dan 2002.

Pembelaan Blatter dan Platini

Michel Platini
Mantan Presiden UEFA, Michel Platini, ditangkap karena terindikasi korupsi dan suap pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022 (Valery HACHE / AFP)

Platini dan Blatter akan masuk ke persidangan pada 22 Juni. Putusan akan dijatuhkan pada 8 Juli. Jika terbukti bersalah, Platini dan Blatter menghadapi hukuman hingga lima tahun penjara. 

"Kasus ini kembali ke sebuah peristiwa pada tahun 2011. Ini masalah administrasi, pembayaran gaji yang terutang," kata Blatter. "Masalah ini dinyatakan dengan benar sebagai pembayaran gaji, diperhitungkan sesuai dan disetujui oleh semua badan terkait FIFA."

Sementara itu, Platini menjelaskan bahwa dia sangat tenang dan yakin bahwa keadilan akan ditegakkan sepenuhnya. 

“Saya mendekati sidang ini dengan ketenangan dan keyakinan. Saya yakin bahwa keadilan akan sepenuhnya dan definitf dilakukan kepada saya setelah bertahun-tahun tuduhan liar dan finah. Kami akan membuktikan di pengadilan bahwa saya bertindak dengan sangat jujur, bahwa pembayaran sisa gaji itu karena saya oleh FIFA dan sangat legal.” 

Komite Etik FIFA

Atas pelanggaran tersebut, Komite Etik FIFA mendepak Blatter dan Platini dari dunia sepak bola pada 2015. Komite Etik juga mengatakan transaksi yang dilakukan ketika Blatter sedang terlibat pemilihan ulang tidak memiliki transparansi dan menghadirkan konflik kepentingan. 

Ketika Blatter menyetujui pembayaran itu, dia berkampanye untuk pemilihan ulang melawan Mohamed bin Hammam dari Qatar. Platini, sebagai presiden asosiasi sepak bola Eropa UEFA, dipandang memiliki pengaruh dengan anggota Eropa yang dapat mempengaruhi pemungutan suara.

OAG mengatakan penyelidikannya mengungkapkan bahwa Platini bekerja sebagai konsultan antara 1998-2002 dan bahwa kompensasi tahunan sebesar 300 ribu franc Swiss disepakati secara kontraktual.

 

Penulis: Jesslyn Koesman

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya