Alireza Beiranvand, Dari Hidup Nomaden dan Minggat dari Rumah Hingga ke Piala Dunia

Alireza Beiranvand merupakan kiper andalan timnas Iran, perjalanan hidupnya merupakan potret perjuangan menggapai mimpi jadi kenyataan

oleh Yo Kavya diperbarui 14 Okt 2022, 22:34 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2022, 22:34 WIB
Alireza Beiranvand
Kiper Iran, Alireza Beiranvand. (Twitter)

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan hidup kiper Timnas Iran, Alireza Beiranvand adalah perjuangan menggapai mimpi, dengan berbagai resiko yang tak mudah. Apalagi ia melakukannya saat usianya masih belia. Perjuangan yang mengantarnya ke Piala Dunia.

Alireza lahir di Sarabias, Lorestan 21 September 1992. Keluarganya hidup nomaden, selalu berpindah-pindah demi mendapatkan padang rumput untuk domba mereka. Sebagai anak tertua, ia harus bekerja sejak masih kecil untuk membantu keluarganya.

Pekerjaan pertamanya adalah menggembala domba, dan kapanpun mendapatkan waktu senggang, ia akan bermain sepakbola serta permainan lokal bernama Dal Paran. Permainan ini memiliki peran yang signifikan terhadap kemampuannya di lapangan.

Dal Paran merupakan permainan dengan menggunakan sebuah batu, dan pemainnya harus melemparnya sejauh mungkin.

Pada usia 12 tahun, Alireza berlatih dengan tim lokal tempat tinggalnya di Sarabias. Ia memulai sebagai striker, namun karena ada kiper yang cedera, ia mulai memainkan perannya sebagai penjaga gawang.

Sayang, kecintaan Alireza terhadap si kulit bundar ditentang sang ayah, Morteza Alireza. Ayahnya menilai bahwa sepak bola tidak bisa menjadi lahan pekerjaan.

"Ayah saya sama sekali tidak menyukai sepakbola dan meminta saya untuk bekerja. Dia bahkan merobek pakaian dan sarung tangan saya. Beberapa kali saya bermain dengan tangan kosong," tutur Alireza kepada The Guardian.

Untuk mengejar mimpinya, Alireza yang bernama lengkap Alireza Safar Beiranvand pun harus meninggalkan rumah dan pergi ke Teheran dengan modal pinjaman uang dari sanak saudara. Ia memutuskan untuk pindah ke ibu kota demi bisa bergabung dengan klub yang lebih besar.

Pengemis

Ekspresi suporter wanita Iran
Ekspresi suporter wanita Iran saat mendukung Timnas Iran pada laga kualifikasi Piala Dunia 2022 kontra Kamboja, di Azadi Stadium, Kamis (10/10/2019). (AFP/Atta Kenare)

Di perjalanan, ia bertemu dengan salah satu pelatih bernama Hossein Feiz, yang sedang menukangi sebuah klub lokal. Feiz mengatakan bahwa Alireza bisa berlatih bersama timnya jika bisa memberi 200.000 toman (30 paun).

Permintaan itu tentu saja tidak bisa dipenuhinya. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur di depan pintu klub. Beberapa orang yang melintasinya bahkan mengiranya sebagai pengemis dan memberinya uang.

"Saya tidur di depan pintu klub dan saat bangun pada pagi hari, saya menyadari bahwa orang-orang memberi saya recehan. Mereka berpikir saya adalah pengemis! Saya jadi bisa menikmati sarapan enak untuk pertama kalinya sejak lama," lanjutnya.

Pintu hati Feiz pun langsung terketuk dan memberikan kesempatan pada Alireza untuk berlatih secara gratis. Alireza juga menumpang di rumah rekannya selama dua pekan, dan melakukan pekerjaan lain untuk menghidupi dirinya.

Alireza pun harus bergabung dengan beberapa klub agar bisa mencapai mimpinya.

Penalti

Foto: Rahasia di Balik Julukan Timnas Negara Asia Peserta Piala Dunia 2022
Iran juga memiliki julukan untuk Timnasnya yakni Tim Melli dalam bahasa Persia memiliki arti tim nasional. Namun ada beberapa julukan lain untuk Iran seperti Shirane Iran yang berarti Singa Iran, Shirdelan yang berarti Hati Singa dan Pangeran Persia. (AFP/Atta Kenare)

Kerja kerasnya pun akhirnya membuahkan hasil. Ia mulai bersinar dan mendapatkan tempat di dalam skuat timnas Iran U-22 dan U-23 pada tahun 2013.

Alireza mencatatkan debutnya bersama timnas Iran pada 4 Januari 2015. Saat itu, Alireza debut melawan Irak dalam laga persahabatan sekaligus jelang persiapan Piala Asia 2015.

Pada laga tersebut Alireza Beiranvand hanya bermain selama 65 menit. Kendati demikian, ia berhasil membawa negaranya menang 1-0 atas Irak

Dan berkat dirinya, Iran pun sukses mendapatkan jatah bermain di Rusia 2018.

Di Piala Dunia 2018 pula Alireza yang tingginya 196 cm menjadi perhatian publik ketika melakukan penyelamatan heroik dengan menggagalkan eksekusi penalti pemain terbaik dunia, Cristiano Ronaldo.

Dalam laga yang berlangsung 26 Juni 2018 itu Iran bermain imbang dengan Portugal. Namun Iran harus tersingkir karena hanya mengoleksi empat poin saja dan berada di peringkat ketiga klasemen akhir Grup B di bawah Spanyol (5) dan Portugal (5).

Rekor Dunia

Pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara timnas Iran melawan Lebanon di stadion Imam Reza kota Mashhad, Iran Selasa (29/3).
Pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara timnas Iran melawan Lebanon di stadion Imam Reza Kota Mashhad, Iran Selasa (29/3).

Tak hanya kehebatannya menjaga gawang Iran, Alireza juga membuat kagum dunia ketika berhasil masuk buku rekor dunia setelah mencatatkan lemparan dengan jarak sejauh 61 meter.

“Alireza dinobatkan oleh Guiness World Record sebagai pemilik lemparan terjauh dalam pertandingan sepak bola resmi,” tulis laman resmi Boavista, klub yang saat itu dibela oleh Alireza.

Klub aslinya adalah Royal Antwerp, tim asal Belgia. Alireza dipinjamkan ke klub asal Portugal tersebut selama satu musim hingga 30 Juni 2022.

Meskipun menerima penghargaan sebagai kiper dengan lemparan terjauh di pertandingan sepakbola resmi pada tahun 2021, sejatinya lemparan Alireza Alireza terjadi lima tahun sebelumnya.

Tepatnya pada 11 Oktober 2016 dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Asia yang mempertemukan Iran dan Korea Selatan.

Dalam laga penting bagi nasib Iran di Piala Dunia 2018 tersebut, Alireza Alireza berhasil melepaskan lemparan sejauh 61,66 meter atau nyaris tiga perempat lapangan. Sayangnya lemparan fantastis untuk menginisiasi serangan balik itu tidak membuahkan gol. Tembakan rekan satu timnya masih melebar di sisi kanan tiang gawang.

Meski demikian, Iran berhasil meraih kemnangan 1-0 atas Korea Selatan berkat gol tunggal yang dicetak oleh Sardar Azmoun pada menit ke-25.

Tampaknya rekor dunia yang dimiliki oleh Alireza Alireza ini akan bertahan lama. Pasalnya, sedikit sekali kiper yang memiliki kemampuan istimewa seperti dirinya.

"Saya mengalami banyak kesulitan untuk membuat mimpi saya menjadi nyata, tapi saya tidak punya niatan untuk melupakan mereka, sebab mereka yang membuat saya menjadi seperti sekarang," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya