Youssouf Fofana, Gelandang Prancis di Piala Dunia 2022 yang Pernah Jadi Pengantar Pizza

Liputan6.com, Jakarta Youssouf Fofana memainkan peran penting dalam perjalanan Prancis ke final Piala Dunia 2022. Pemain AS Monaco itu menggantikan Adrien Rabiot yang absen di semifinal karena sakit. 

Fofana sebenarnya terbilang wajah baru di skuad Les Bleus. Namanya baru menghiasi timnas Prancis mulai September 2022 lalu. Meski demikian, Fofana tampak tidak canggung saat dipercaya tampil sejak menit pertama melawan Maroko di babak semifinal, Kamis (15/12/2022). 

Pemain berusia 23 tahun itu tampil solid bersama Tchouameni. Mereka tak hanya mampu memutus aliran serangan lawan, tapi ikut aktif dalam membantu serangan Les Bleus. 

Bertanding di Al Bayt Stadium, Prancis akhirnya menang dengan skor 2-0. Dua gol Les Blues dicetak oleh Theo Hernandez (5') dan pemain pengganti Randal Kolo Muani menit ke-79. 

Nama Fofana pun ikut terangkat oleh kemenangan ini. Kemampuannya menggantikan peran dari Rabiot di lini tengah membuat sosok yang jarang diperhitungkan itu mulai banyak dibicarakan.

Di babak final, Prancis akan berhadapan dengan Argentina. Pertandingan akan berlangsung di Lusail Stadium, Minggu (18/12/2022). Melihat penampilan gemilang melawan Maroko, bukan mustahil Fofana yang mengawali karier dari Starsbourg itu kembali jadi andalan Les Bleus. 

Lalu siapa sebenarnya Youssouf Fofana?

Seperti dilansir dari Goal, Fofana lahir di Paris, Prancis dari orang tua yang berasal dari Mali dan Pantai Gading. Sejak kecil dia sudah mengasah kemampuan sepak bolanya dengan bermain di klub-klub lokal di pinggiran kota Paris. Selama ini, kota dengan ikon menara Eifel itu terkenal penghasil bakat-bakat muda seperti Pogba, Mbappe, Saha, Matuidi, hingga Kingsley Coman.

Tumbuh dan besar di kota Paris menjadi berkah sekaligus kutukan bagi para pesepak bola. Di satu sisi, kesuskesan Paris Saint Germain (PSG) telah memberikan mereka tujuan yang jelas. Hanya saja, perjalanan tidak sesederhana yang dipikirkan. Seperti banyak orang, Fofana harus mampu melewati melampuai kekayaan  Les Parisiens untuk menemukan pijakannya pada sepak bola.

Pada tahun 2005, dia kemudian masuk Esprance Paris dan menghabiskan semusim di Red Star. Namun mimpinya sempat hancur saat dikeluarkan dari akademi sepak bola Prancis di Clairefontaine pada usia 15 tahun. Mimpinya menjadi pemain profesional dalam bahaya. 

Selama tiga tahun dari 2014 hingga 2017 dia menghabsikan waktu bersama klub amatir JA Drancy. Dan untuk membiyayai hidupnya, Fofana harus bekerja di restoran pizza seusia latihan. 

Dia bertugas sebagai supir pengantar pesanan. Dalam wawancara setelah Prancis memenangkan babak perempat final baru-baru ini, Fofana kembali mengenang masa-masa sulit tersebut. 

"Itu cara terbaik untuk mendapatkan uang dan juga untuk mengikuti impian saya," katanya.

"Saat itu saya ragu (menjadi profesional), dan Anda harus tahu bagaimana melangkah maju."

Fofana tidak pernah menyesal pernah bekerja sebagai pengantar Pizza. Sebaliknya, pengalaman itu menjadi kenangan indah yang membantunya tetap membumi saat menjadi bintang. Sejumlah bintang Prancis seperti Kante, Franck Ribery dan Dimitri Payet juga punya pengalaman serupa. 

Kerja keras Fofana akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 2017, dia mendapat kesempatan untuk menimba ilmu di klub akademi peserta Ligue 1, Starsbourg. Tidak butuh waktu lama, dia kemudian diorbitkan ke tim utama dan berhasil tampil memukau saat laga debut melawan Lyon. 

Dari Starsbourg, Fofana pindah ke AS Monaco. Dia diboyong dengan nilai transfer of 15 juta euro pada tahun 20202. Dia masih memperkuat tim yang sama hingga kini dan telah tampil 89 laga. 

Meski sempat dikeluarkan dari akademi usia muda, Fofana berhasil kembali dan mewakili Prancis di level U-19, U-20, dan U-21. Namun momen penting baru datang pada September 2022 ketika Didier Deschamps memanggil sang gelandang untuk pertama kalinya. Fofana mejalani debut di Nations League, bermain 90 menit dalam kemenangan 2-0 atas timnas Austria.

Pada Piala Dunia 2022, Fofana diplot sebagai pemain pelapis. Dia lebih banyak menghuni bangku cadangan dan telah tampil di hampir seluruh laga Prancis kecuali saat perempat final.