Dituduh Lakukan Pengaturan Skor di ABL, Louvre Surabaya Lapor ke Polda Metro

Louvre melaporkan pengirim email soal tuduhan pengaturan skor di ABL ke Polda Metro Jaya.

oleh Thomas diperbarui 28 Feb 2023, 13:30 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2023, 13:30 WIB
Louvre Surabaya membuat laporan soal tuduhan pengaturan skor di ABL ke Polda Metro Jaya
Louvre Surabaya membuat laporan soal tuduhan pengaturan skor di ABL ke Polda Metro Jaya (Liputan6.com/Thomas)

Liputan6.com, Jakarta- Klub bola basket Louvre Surabaya merespons tuduhan pengaturan skor yang dilakukan di ajang ASEAN Basketball League (ABL) dengan membuat laporan ke Polda Metro Jaya. Louvre merasa dirugikan dengan adanya kabar pengaturan skor yang mereka nilai tidak benar dan tidak dapat dipertanggung-jawabkan.

Seperti diketahui, Perbasi memutuskan membekukan Louvre sementara waktu akibat adanya beberapa masalah saat mengikuti ABL Invitational 2023. Salah satunya tuduhan pengaturan skor.

Pembekuan dari Perbasi ini berlaku untuk manajemen dan seluruh pemain Louvre. Mereka tidak bisa ikut kompetisi dalam dan luar negeri selama dibekukan. Perbasi memutuskan membekukan Louvre untuk mempermudah pemeriksaan dugaan pengaturan skor di ABL.

Louvre memilih menempuh jalur hukum atas tuduhan pengaturan skor ini. Mereka membuat laporan resmi ke Polda Metro Jaya pada Selasa (28/2/2023) siang WIB. Louvre melaporkan seseorang yang memakai nama Alan di email.

Alan dilaporkan dengan tuduhan pencemaran nama baik dan menyebarkan berita hoax. Dalam email tersebut Alan menuding Louvre melakukan pengaturan skor di ABL. Email Alan ini kemudian beredar luas dan tersebar ke Whatsapp.

Louvre menilai apa yang disebarkan Alan ini menjadi dasar Perbasi membekukan mereka. Louvre merasa tudingan Alan tidak benar dan sangat merugikan mereka sehingga memutuskan melapor ke polisi.

Pernyataan Pengacara

Louvre Surabaya membuat laporan soal tuduhan pengaturan skor di ABL ke Polda Metro Jaya
Louvre Surabaya membuat laporan soal tuduhan pengaturan skor di ABL ke Polda Metro Jaya (Liputan6.com/Thomas)

"Terlapor adalah nama dalam email tersebut Alan. Terlapor lain akan kita buat setelah penyelidikan," ujar pengacara Louvre, Dr. Rinto Wardana, SH, MH, CRA, kepada wartawan.

"Kedatangan kami dalam rangka membuat laporan kepada kepolisian berkaitan pelanggaran dugaan tindak pidana pasal 27 ayat 3 tentang pencemaran nama baik, pasal 14 dan 15 Undang-Undang no 1 1946 terkait berita hoax. Kami menemukan, mendapatkan dan menerima satu berita yang tidak dapat diverifikasi asal usulnya. Tidak dapat divalidasi siapa yang mengirim itu lewat email yang kemudian terbroadcast lewat WA. Setelah kami telusuri kami tidak bisa menemukan secara valid siapa yang mengirim email tersebut," lanjut Rinto.

"Dalam email tersebut dimunculkan tuduhan adanya pengaturan skor oleh Louvre. Sementara itu tidak dapat diverifikasi dan diklarifikasi. Kami menduga email ini berisi berita bohong dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Kami menyesalkan berita ini digunakan sebagai dasar untuk membekukan Louvre oleh Perbasi. Sangat disayangkan karena harusnya dilakukan terlebih dahulu pembinaan, mendengarkan kedua belah pihak, mengumpulkan seluruh informasi yang bisa dipertanggung jawabkan secara hukum."

Louvre turut membawa beberapa data pendukung untuk membuktikan tuduhan pengaturan skor di ABL oleh seseorang bernama Alan tersebut tidak benar.

Baori

Sementara mengenai sanksi pembekuan dari Perbasi ini, Louvre juga berniat membawanya ke Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI). Rencananya laporan ke Baori akan dilakukan Louvre pekan depan.

Adapun manajer Louvre Erick Herlangga merasa didzolimi atas jatuhnya sanksi pembekuan oleh Perbasi.

"Saya merasa di dzolimi aja. Kalau sudah tidak mau lagi saya ada di sini (basket), saya out. Saya tidak peduli," ujar Erick Herlangga yang turut datang ke Polda Metro.

 

Kecewa Berat

Erick juga menyesalkan sikap salah satu pengurus Perbasi yang mencecarnya atas prestasi buruk Louvre di ABL 2023. Menurut Erick, pihaknya sudah berusaha sebaik-baiknya membangun tim untuk ikut ABL meski waktu yang tersedia begitu mepet.

Menurut Erick, Louvre sulit bersaing sehingga cuma menang sekali di ABL 2023 karena tim-tim lawan memakai pemain haritage yang semuanya berasal dari Amerika Serikat. Sehingga total praktis ada empat pemain asing bermain bersamaan.

"Bukan pak Danny Kosasih atau bu Sekjen Nirmala Dewi ya, tapi adalah orang tersebut yang mempertanyakan kenapa persiapan Louvre mepet sekali. Saya buka saja ya, surat rekomendasi dari Perbasi baru keluar 29 Desember 2022, sedangkan tim main 3 Januari. Apa yang bisa saya perbuat. Saya sudah berusaha terbaik dari yang terburuk. Saya mati-matian untuk menang. Di ABL ada aturan heritage. Ternyata tim lain pake heritage benar-benar dari Amerika. Jadi pakai Empat pemain asing."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya