Bola Ganjil: Gemerlap Liga Champions Berbuah Vonis Degradasi

Union Berlin melampaui ekspektasi pada beberapa musim terakhir. Setelah selamat degradasi pada kampanye pertama setelah promosi ke Bundesliga, dengan menduduki peringkat 4 (2019/2020), mereka menerobos papan atas untuk terlibat persaingan tiket Eropa.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 15 Des 2023, 22:02 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2023, 00:30 WIB
Foto: Melihat Ganasnya Bayer Leverkusen Asuhan Xabi Alonso, Tak Terbendung di Liga Jerman
Pemain Union Berlin, Paul Jaeckel, menutup wajahnya saat pemain Bayer Leverkusen merayakan kemenangan pada laga Bundesliga di Bay Arena, Minggu (12/11/2023). (AFP/Ina Fassbender)

Liputan6.com, Jakarta - Union Berlin melampaui ekspektasi pada beberapa musim terakhir. Setelah selamat degradasi pada kampanye pertama setelah promosi ke Bundesliga, dengan menduduki peringkat 4 (2019/2020), mereka menerobos papan atas untuk terlibat persaingan tiket Eropa.

Puncaknya terjadi pada 2022/2023. Union Berlin sukses menduduki peringkat empat, hanya kalah dari Bayern Munchen, Borussia Dortmund, dan RB Leipzig. Capaian tersebut pun berbuah tempat di Liga Champions.

Namun, prestasi tersebut memberi dampak lain bagi kinerja tim di ajang domestik. Union Berlin keteteran menghadapi ketatnya persaingan di dua kompetisi menantang. Mereka baru mengoleksi dua kemenangan dari 11 pertandingan awal Bundesliga sehingga menempati posisi buncit klasemen.

Union Berlin juga menempati urutan terbawah Grup C Liga Champions karena cuma memiliki satu poin. Performa tersebut pun memaksa manajemen mengambil langkah berat. Petinggi klub memecat Urs Fischer, pelatih yang membawa mereka sampai titik ini dan menunjuk Marco Grote sebagai caretaker.

Union Berlin merasa perlu menempuh kebijakan tersebut jika enggan bernasib sama seperti beberapa klub pesakitan ini. Ya, beberapa tim memang sudah terdegradasi meski tampil di Liga Champions.

Juventus Juga Masuk Daftar Klub Pesakitan

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Beberapa merasakannya karena masalah di luar lapangan, yakni Juventus (2005/2006) dan Glasgow Rangers (2011/2012). Namun, jumlah klub yang turun kasta karena performa buruk juga banyak.

Celta Vigo adalah nama paling tenar. Klub Spanyol itu sedang terbang tinggi dengan menembus tujuh besar LaLiga dalam enam musim beruntun. Puncaknya adalah partisipasi ke Liga Champions 2003/2004. 

Langkah mereka dihentikan Arsenal pada babak 16 besar. Sementara di liga mereka mengakhiri musim pada urutan 19. Hingga kini laga kontra The Gunners jadi penampilan terakhir Celta Vigo di Liga Champions.

Klub Lain yang Terdegradasi

ilustrasi bola ganjil
bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Beberapa nama lain juga bernasib sama. Daftarnya mencakup FC Nurnberg (1968/1969), Djurgardens (1969/1970), Hvidore (1974/1975), dan Rabat Ajax (1986/1987).

Sementara dua nama juga layak disebut walau belum mencapai babak utama Liga Champions. Herfolge (2000/2001) dan Barry Town (2002/2003) terdegradasi dari liga dan kandas di penyisihan Liga Champions pada musim yang sama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya