Persiba Keluarkan Beragam Opsi untuk Atasi Konflik Suporter

"Satu orang suporter bernama Jupita mengalami koma sejak Sabtu malam dan hingga malam ini masih dirawat di Panti Rapih Jogja," kata Wika.

oleh ulul diperbarui 12 Feb 2014, 07:09 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2014, 07:09 WIB
persiram-persiba-isl-080214a.jpg
Persiba Bantul mengancam mundur dari kompetisi Indonesia Super League setelah insiden antar suporter usai laga melawan Persiram Raja Ampat di Stadion Sultan Agung Bantul, Sabtu (8/2/2014).

Direktur Pertama Persiba, Wikan Werdokisworo mengatakan, langkah itu diambil agar suporter Persiba yang terlibat bentrok, Paserbumi dan Curva Nord Famiglia (CNF) introspeksi menyusul peristiwa itu.  

Dalam kericuhan itu, seorang suporter bernama Yupita dari kelompok pendukung Paserbumi koma setelah kepalanya dihantam benda tumpul. Dia mengalami pendarahan di Otak. Setelah menjalani perawatan selama 5 hari, pria 35 tahun itu akhirnya menghembuskan napas terakhirnya, Rabu (12/2/2014) hari ini. 

"Kami tidak ingin menyalahkan suporter, maka kami wacanakan untuk membubarkan Persiba. Ini kami lakukan agar para suporter berpikir sekaligus mengetahui rasa memiliki mereka terhadap tim seperti apa?," kata Wikan kepada Liputan6.com, Selasa (11/02/2014).

Menurut Wikan, Persiba dibentuk dengan semangat membangun karakter bangsa yang kreatif dan bergotong royong. Namun, insiden antar suporter dinilai telah mencederai tujuan awal itu. Wikan menyebut pertikaian antar suporter sudah lama terjadi dan beragam cara telah ditempuh untuk mendamaikan dua kelompok suporter tersebut.

"Kami sudah lama mengupayakan perdamaian setelah mencium perselisihan di antara mereka. Beberapa kali timbul ketengangan di lapangan, tapi masih wajar hanya lempar-lempar dan bisa diredam. Lalu, terjadi insiden sabtu itu yang sudah tidak bisa ditoleransi," jelas Wikan.

Konflik antar dua kelompok suporter yang tidak kunjung reda itu membuat Wikan mengapungkan empat opsi agar bentrok kedua suporter kembali terjadi lagi.

Opsi pertama, Persiba dibubarkan, kedua Persiba tidak dibubarkan tapi pertandingan digelar tanpa penonton. Alternatif lainnya, home base Persiba tidak di Bantul lagi. Pilihan terakhir, saat pertandingan, penonton dilarang menggunakan atribut suporter dari kelompok tertentu dan hanya boleh menggunakan jersey Persiba.

"Kami akan bubarkan saja Persiba jika suporter menginginkan itu atau pertandingan Persiba tetap digelar tapi tanpa penonton. Bisa jadi  homebase tidak di Bantul, terserah monggo nanti dimana. Atau opsi tambahan, tetap main tapi tidak ada atribut suporter hanya Jersey Persiba saja," beber Wikan.

Wikan juga menjelaskan, tim Persiba tetap menjalani persiapan seperti biasa tidak terpengaruh dengan insiden kemarin. Dia  juga menyatakan, tim berjuluk Laskar Sultan Agung itu siap menjalani pertandingan selanjutnya melawan PSM Makasar dan Persebaya Surabaya pada 19 dan 22 Februari 2014.

"Kita tetap latihan biasa. Aktifitas masih normal tidak  ada masalah. Kami siap dengan 23 orang di tim ini untuk kompetisi ISL. Ada 3 pemain asing, Eduardo Bizzaro, Ngon A Djam, dan Emile Mbamba," kata Wikan. (Lul/Rej)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya