Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang badai panas equinox melanda Indonesia saat pandemi virus corona COVID-19 beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook Heru Budi Samiaji pada 18 Mei 2020. Akun Facebook Heru Budi Samiaji mengunggah narasi di yang menyebut badai equinox menyebabkan kenaikan suhu udara mencapai 41 derajat Celcius.
"COVID 19INDONESIABADAI PANAS EQUINOX...
Baca Juga
*PERINGATAN BADAI PANAS EQUINOX.....*
Advertisement
Mulai hari ini 17/05/2020... ke depan Suhu rata2 di seluruh kota di Indonesia akan sampai ke 41 derajat celcius dikarenakan matahari akan tepat melintasi garis Equator...
Masyarakat seluruh Indonesia diminta tetap tinggal di rumah saja karena jika berada dan beraktivitas di luar rumah tanpa sadar akan mudah terserang dehidrasi yg luar biasa...
Terutama di antara jam 9 pagi sd dgn jam 13.00...
Disarankan masyarakat umum untuk sesering mungkin membasahi tubuh dgn air agar terhindar dari dehidrasi...
Disarankan 5 hari ke depan banyak minum air putih di waktu buka dan sahur serta makan buah dan sayur sayuran...
Semoga bermanfaat untuk membunuh virus corona... 👍💪🏻😷," tulis akun Facebook Heru Budi Samiaji.
Konten yang disebarkan akun Facebook Heru Budi Samiaji telah 32 kali mendapat komentar warganet. Benarkah informasi yang ia sebarkan?
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang badai panas equinox melanda Indonesia saat pandemi virus corona COVID-19. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "badai equinox".
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai fenomena equinox ini. Satu di antaranya artikel berjudul "Viral Badai Panas Equinox Landa Indonesia, Ini Kata BMKG".
Liputan6.com, Jakarta - Kabar soal adanya badai panas equinox viral di media sosial. Disebutkan mulai lima hari ke depan sejak 17 Mei 2020 suhu rata-rata di seluruh kota di Indonesia akan sampai ke 41 derajat celcius dikarenakan matahari akan tepat melintasi garis Equator.
Menanggapi kabar itu, Plt Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal menyatakan bahwa fenomena equinox bukanlah fenomena badai panas atau gelombang panas atau heat wave yang kerap terjadi di daerah lintang menengah dan tinggi seperti di India, Jepang, Korea, Amerika dan Eropa.
Fenomena gelombang panas adalah fenomena suhu udara lebih panas dari 5°C dari ambang batas suhu normal suatu wilayah yang disebabkan munculnya anomali sistem cuaca tekanan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari atau minggu.
"Sedangkan fenomena equinox merupakan salah satu fenomena astronomi, dimana posisi semu matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Fenomena equinox dapat terjadi dua kali dalam satu tahun, yaitu sekitar tanggal 21 Maret dan 23 September setiap tahunnya. Secara umum suhu rata-rata di wilayah Indonesia pada saat periode equinox berkisar antara 32-36°C," ujar dia kepada wartawan, Rabu (20/5/2020).
Sedangkan pada bulan Mei ini, posisi semu matahari sudah berada di Belahan Bumi Utara (BBU), sehingga dapat dikatakan bahwa fenomena ekuinox tidak terjadi lagi hingga periode pertengahan September mendatang.
"Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum bulan Mei 2020 di wilayah Indonesia masih cukup normal dengan kisaran antara 31 - 36°C," ujar dia.
Dengan memperhatikan penjelasan teknis tersebut, dapat dikatakan bahwa isu ini adalah Hoax dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari fenomena equinox sebagaimana disebutkan dalam isu hoax tersebut.
"Masyarakat diimbau dan diharapkan tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas pada siang hari terlebih bagi yang sedang menjalankan puasa dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan diri, keluarga serta lingkungan," ujar dia.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar tentang badai panas equinox melanda Indonesia saat pandemi virus corona COVID-19 ternyata tidak benar. Berdasarkan keterangan dari BMKG, fenomena equinox adalah merupakan salah satu fenomena astronomi.
Saat equinox berlangsung, posisi semu matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Tidak benar jika fenomena equinox ini menyebabkan badai panas hingga suhu udara naik mencapai 41 derajat Celcius.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement