Waspada, Inilah 10 Fakta Keamanan Siber di Dunia Usaha: Hacker Juga Serang UMKM

Tak hanya pribadi atau individu yang memanfaatkan kecanggihan dunia digital. Usaha level kecil dan menengah hingga usaha besar praktis memanfaatkan kemudahan di dunia siber ini.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 17 Agu 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2020, 18:30 WIB
Ilustrasi Keamanan Siber, Kejahatan Siber, Malware
Ilustrasi Keamanan Siber, Kejahatan Siber, Malware. Kredit: Elchinator via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Hampir tiap hari di kehidupan saat ini selalu bersinggungan dengan dunia siber. Mulai dari urusan makanan hingga pendidikan.

Teknologi yang ada semakin memudahkan kita untuk melakukan sesuatu. Namun efek negatif juga terpampang saat kita menggunakan teknologi di dunia siber.

Keamanan data dan privasi kerap dimanfaatkan penjahat untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Sayangnya, terkadang kejahatan itu tanpa disadari merupakan kesalahan kita sendiri.

Tak hanya pribadi atau individu yang memanfaatkan kecanggihan dunia digital. Usaha level kecil dan menengah hingga usaha besar praktis memanfaatkan kemudahan di dunia siber ini.

Lalu apa saja mitos dan fakta terkait keamanan siber? Termasuk di dalamnya bisnis kecil hingga besar.

Berikut ulasannya seperti dilansir dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

 

 

 

 

 

1 dan 2

Ilustrasi malware, scam, ancaman siber terkait Covid-19
Ilustrasi malware, scam, ancaman siber terkait Covid-19. Kredit: Engin Akyurt from Pixabay

1. Mitos: Password saja sudah cukup untuk menjaga keamanan data dan peralatan.

Fakta: Password harus kuat dan diganti secara periodik serta didukung mekanisme keamanan lain seperti two-factor authentication, data monitoring dan software keamanan seperti antivirus, firewall, enkripsi, VPN dan backup data teratur.

2. Mitos: Ancaman siber berasal dari luar sistem

Fakta: Kebocoran/ kerusakan data atau sistem yang disebabkan kesengajaan atau kesalahan pengguna yang berasal dari kalangan internal lebih sulit diprediksi.

3 dan 4

Hacker
Kawasan Asia Tenggara mulai menjadi pemain ekonomi skala besar sehingga memicu para hacker untuk melakukan penyerangan siber. (Doc: iStockphoto)

3. Mitos: Wifi publik yang berpassword sudah pasti aman

Fakta: Tanpa didukung dengan penggunaan VPN, pembatasan jumlah pengguna dan penggunaan password yang sama pada Wifi publik sangat berisiko dieksploitasi.

4. Mitos: Keamanan siber memerlukan investasi yang sangat besar

Fakta: Banyak pilihan taktik dan peralatan keamanan siber dengan biaya terjangkau bisa dipilih dan diaplikasikan sesuai kebutuhan.

5 dan 6

5. Mitos: Keamanan siber 100 persen bisa dicapai

Fakta: Keamanan siber merupakan proses dinamis yang dapat berubah setiap saat dengan cepat keadaannya karena ancaman bisa muncul setiap saat.

6. Mitos: Hacker menyasar perusahaan besar

Fakta: Data statistik menunjukkan korban serangan siber di berbagai negara sebagian besar merupakan sektor usaha kecil dan menengah.

7 dan 8

7. Mitos: Sektor industri tertentu rawan serangan siber

Fakta: Semua sektor dan jenis bisnis dengan informasi sensitif berisiko diserang.

8. Mitos: Keamanan siber merupakan urusan dan tanggung jawab bagian IT

Fakta: Bagian IT sebatas berperan membuat dan mereview kebijakan keamanan. Sedangkan pelaksanaanya bergantung dan menjadi tanggung jawab masing-masing individu atau karyawan.

9 dan 10

9. Mitos: Infeksi malware dapat langsung diketahui

Fakta: Malware termasuk ancaman siber terbesar yang sulit dideteksi dan tidak menunjukkan gejala. Walaupun sistem sudah dikuasai dan membocorkan data.

10. Mitos: Gawai pribadi tidak perlu diamankan, cukup alat kerja kantor saja

Fakta: Hacker bisa memanfaatkan peralatan pribadi karyawan untuk melakukan penetrasi pada jaringan atau sistem kantor.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya