Jangan Sampai Salah, Ini 5 Mitos dan Fakta soal Diet

Sah-sah saja jika Anda terobsesi untuk menjadi kurus, tapi pastikan cara untuk diet itu bukan mitos belaka.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 19 Sep 2020, 09:10 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi Diet
Ilustrasi diet (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Semua manusia ingin tubuhnya ideal. Untuk meraihnya, setiap orang pasti ingin melalukan berbagai cara, mulai dari olahraga hingga diet.

Sah-sah saja jika Anda terobsesi untuk menjadi kurus, tapi pastikan cara untuk diet itu bukan mitos belaka. Mengutip artikel dari Pop Sugar, ahli diet Julie Upton dari Appetite For Health menyebut ada lima mitos seputar nutrisi yang mengacaukan upaya penurunan berat badan.

Mitos: Harus minum detox

Fakta: Tidak ada yang menganjurkan kalau puasa atau minum jus sebagai detoksifikasi. Kebenarannya, jika Anda hanya meminum jus saat diet, itu bakal membuat Anda menjadi lebih cepat lapar.

Jika ingin sehat, cukup dengan makanan yang bergizi, yang mencakup buah dan sayuran. Kemudian, tidur yang cukup dan jangan minum minuman beralkohol.

Mitos: Minuman bersoda bikin gemuk

Fakta: Jurnal Obesity pernah melakukan studi selama 12 minggu, minum minuman pemanis berkalori rendah dan minuman diet tidak bermasalah untuk menurunkan beat badan. Studi-studi ini memperkuat bahwa jika ingin minum minuman diet atau soda cari yang rendah kalori.

 

Mitos vs Fakta soal Diet

Ilustrasi Diet
Ilustrasi diet (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Mitos: Minyak kanola tidak baik

Fakta: Untuk diketahui, minyak kanola berasal dari biji tanaman kanola yang dihancurkan. Pada tahun 1960-an, para petani memakai metode pemuliaan untuk menghilangkan asam erusat dari tanaman kanola.

Sekarang, minyak kanola diatur dengan senyawa yang dapat diabaikan untuk memastikan minyak ini 100 persen aman digunakan. Minyak kanola hanya mengandung 7 persen lemak jenuh dibandingkan dengan minyak zaitun, yaitu 15 persen lemak jenuh.

Mitos: Garam laut punya sedikit natrium ketimbang garam meja

Fakta: Pada dasarnya, garam laut Himalaya mengandung sodium sebanyak 2.300 miligram per sendok teh. Namun, itu tidak banyak mengandung mineral.

Sebagai contoh, satu sendok garam meja memiliki 1 miligram kalsium dibandingkan dengan 12 miligram yang ada dalam garam laut. Namun, garam laut tidak memiliki yodium dan tidak mendapatkan cukup dari senyawa ini yang bisa menyebabkan gondok, gangguan intelektual, keterbelakangan pertumbuhan, dan banyak lagi.

Mitos: Seledri punya kalori yang rendah

Fakta: Terlalu banyak makan makanan yang sangat rendah kalori termasuk seledri, apel, dan limau, maka bisa membuat tubuh defisit kalori. Dengan kata lain, makanan-makanan ini akan berakhir dengan nol kalori. Seledri memiliki tujuh kalori.

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya