Simak 6 Informasi Hoaks Terbaru Seputar Covid-19

Simak kumpulan informasi hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Jan 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2021, 11:00 WIB
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Bupati Cirebon Imron Usai Positif Covid-19
ilustrasi covid-19. copyright by diy13 (Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi hoaks seputar virus corona (Covid-19) masih terus beredar seiring dengan meluasnya sebaran virus yang disebut SARS-CoV-2 ini. Jika informasi hoaks seputar Covid-19 dipercaya tentunya akan merugikan.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19 dalam sepekan, hasilnya informasi tersebut hoaks.

Simak kumpulan informasi hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. Daftar Obat Covid-19 untuk Perawatan di Rumah

Beredar di aplikasi percakapan pesan berantai daftar obat covid-19 untuk perawatan mandiri di rumah. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan di Whatsapp sejak pekan lalu.

Dalam pesan berantai tersebut terdapat daftar obat untuk pasien covid-19 beserta kegunaannya. Berikut isi lengkap pesan berantai tersebut:

"Kalau ada yg kena covid tdk perlu panik dan tdk harus ke RS kalau memang tdk terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator, krn saat ini RS khusus covid semua penuh.

Bisa diobati sendiri, obat di RS untuk pasien covid seperti ini:

- Antibiotik: azitromycin atau zitrothromax 500 mg diminum 10 hari

- Antivirus: fluvir 75

- Anti batuk dan kluarin dahak: fluimucil 200mg

- Anti radang: Dexamethasone 0,5

- Turun panas: Paracetamol, sanmol

- jgn panik dan Stress.

Untuk jaga imun diatas 55 thn

Tetap hrs minum multi vitamin C 1000 mg .D 5000 Iu .E 400 Iu .Zinc zat (besi )dan usahakan berjemur matahari pagi hari setidaknya 15 menit.

Lianghua sangat bagus untuk membantu meredakan gejala spt batuk dan sesak napas diminum 3x4 kapsul sehari

Silahkan di share ke semua yg membutuhkan, semoga dapat membantu dan cepat sembuh🙏 20kims12"

Lalu benarkah isi pesan berantai daftar obat covid-19 untuk perawatan mandiri di rumah tersebut?

Pesan berantai yang berisi daftar obat covid-19 untuk penanganan mandiri di rumah adalah tidak benar. Faktanya obat untuk covid-19 harus dikonsultasikan dengan dokter karena kondisi pasien berbeda satu sama lain.  

 

2. Pasien Covid-19 Dirawat di Istora Senayan

Hoaks pasien covid-19 dirawat di Istora Senayan. (Facebook)

 Beredar video yang mengklaim Istora Senayan dijadikan tempat penampungan pasien Covid-19 karena rumah sakit di Jakarta sudah penuh.

Salah satu pengguna Facebook yang mengunggah klaim video Istora Senayan digunakan untuk penampungan pasien Covid-19 adalah Masliah Amri.

Begini narasinya:

"Ruang isolasi full booked bagi yang terpapar Covid 19.

Kalau modelnya seperti ini sudah tidak ada lagi privacy

Simalakama kan ?!

Mau karantina di rumah takut ada keluarga, tapi karantina seperti ini bukannya nyaman malah tambah ga enak.

Tetap patuhi protokol kesehatan 🙏🏻"

Lalu, benarkah pasien covid-19 dirawat di Istora Senayan?

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut pasien covid-19 dirawat di Istora Senayan adalah palsu. Faktanya, selama pandemi covid-19, Istora Senayan tidak digunakan untuk kegiatan apapun.

 

3. Informasi seputar Covid-19

Beredar di media sosial postingan terkait virus corona Covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak September lalu.

Akun yang mengunggahnya adalah bernama Gusti Dior Ibas. Dia mempostingnya di Facebook pada 10 September 2020.

Berikut isi postingannya:

"PENTING DI BACA😀Rapid tes itu cek darah.. sedangkan covid-19 gak masuk ke darah

Rapid tes cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif..Bukan cek virus.Jika antibodi muncul/reaktif dianggap ada virus atau bakteri..Tapi gak tau itu virus/bakteri apa..Itu sdh dianggap hasilnya positif.

Org flu kalo ikut rapid tes hasilnya kemungkinan positif krn antibodinya muncul..Jd hasil rapid tes positif blm tentu kena corona.

Itu hanya menunjukkan antibodinya reaktif/muncul.PCR tes pun hanya menunjukkan keberadaan/adanya virus tp gak bisa tunjukkan itu virus apa dan juga gak bs membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sdh di bunuh sama antibodi kita.

Tes PCR akan memberikan hasil positif jika ada virus, entah itu virus hidup atau virus mati..

Gak ada yang meninggal disebabkan MURNI HANYA krn virus corona..Disebabkan krn terlalu bnyk bermacam² virus yg ada dlm tubuh shg antibodi kalah dan tidak mampu kalahkan virus yg terlalu bnyk dan bermacam² itu..

Jika ada ribuan yg meninggal itu menunjukkan sebelum adanya covid-19 banyak ribuan org sdh terjangkit virus..Sehingga ketika kena covid kondisi semakin parah.. antibodi gak ngatasi lagi..

Jadi kemungkinan yg kata media bertambah bnyk yg kena diliat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19.Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul/reaktif apa gak..Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul/reaktif..

Jika di rapid tes hasilnya juga bisa positif..Jadi waspada boleh..Takut juga boleh..Tapi gak perlu berlebihan sampai ketakutan akut/depresi..Sebab itu akan mempengaruhi imun kita..

Semisal Cotoh kasus:

Bbrp hari yg lalu ada org, wkt mlm tubuhnya panas.. besoknya sesak trs meninggal..Ternyata org ini kena typus (makanya tubuhnya panas)Tp dipikir pikir takut kena corona.. dia panik.. jatungnya berdebar kencang... sesak trs meninggal..Jd meninggalnya krn serangan jantung 🤭Hasil tes medis tidak ada virus corona maupun virus/ penyakit menular lainnya..Meninggal krn serangan jantung.. kalo sakitnya kena typus..

Semoga seluruh rakyat indonesia semakin paham ttg covid-19 ini shg mindset/pola pikirnya berubah menjadi tenang dan positif.#Tetap_tenang#jangan_mudah_percaya_dg_medsos.blokir semua postingan postingan menakutkan yg anda lihat.smga semua di beri keselamatan."

Hingga saat ini postingan tersebut telah mendapat lebih dari 1800 komentar dan dibagikan 32 ribu kali. Lalu benarkah isi postingan terkait virus corona Covid-19?

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi terkait virus corona Covid-19 yang beredar di media sosial adalah salah. Informasi tersebut telah dibantah doketer.

 

4. Video Hall di Senayan Dipenuhi Pasien Covid-19

 

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video Hall di Senayan yang penuh dengan pasien Covid-19

 Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video Hall di Senayan yang penuh dengan pasien Covid-19.

klaim video Hall di Senayan yang penuh dengan pasien Covid-19 diunggah akun Facebook Roby Ardinsyah, pada 28 Desember 2020.

Video yang diunggah menampilkan sejumlah orang sedang berjejer, sebagian duduk dan tertidur di aula dengan beralaskan kain, dalam aula tersebut terdapat sekat yang membatasi antar kelompok orang tersebut.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Hall.senayan penuh pasien covid..RS.udh gak mampu nampung(penuh)😭😭 kita selalu ingatkan 3 M ya🙏🙏"

Benarkah video Hall di Senayan yang penuh dengan pasien Covid-19?

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video Hall di Senayan yang penuh dengan pasien Covid-19 tidak benar.

Video tersebut merupakan kondisi Stadion Kuantan Indira Makota, Malaysia yang menjadi rumah sakit isolasi. 

 

5. Tulisan dr Siti Fadillah soal Pengobatan Covid-19

Beredar sebuah pesan berantai mencatut nama mantan Menteri Kesehatan sekaligus dokter jantung, dr Siti Fadillah. Pesan berantai itu membahas tujuh cara pengobatan covid-19 yang ampuh.

Disebutkan dalam narasi yang mengklaim cara penanganan covid-19 dari dr Siti Fadillah, istirahat selama tujuh hari sangat ampuh mengobati penyakit ini.

Begini narasi yang beredar:

"Tulisan dr Siti Fadillah, dokter jantung dan mantan mentri kesehatan

Menurut saya cara pengobatan Covid-19:

Pertama kita harus tahu bahwa batuk bukan penyakit utama, demam bukan penyakit utama, tapi itu hanya reaksi tubuh terhadap perlawanan infeksi atau lainnya, termasuk sakit tenggorokan.

Kalau kita beli obat flu, isinya adalah pereda nyeri tenggorokan, pereda batuk kering, pereda demam, ada pengencer dahak juga kadang kadang

Dari sini kita belajar, untuk penyembuhan flu diobati sesuai dengan gejala sakitnya apa.

Katakanlah Covid-19 gejala sakitnya adalah radang tenggorokan, batuk kering, demam, sesak nafas

Maka pengobatan nya adalah :

1. Istirahat Total ( ini wajib apapun jenis sakit flu nya, karena virus dilawan oleh antibodi ). Benar-benar istirahat sampai fit, bukan sampai badan terasa enakan. Harus sampai fit, bisa 7 hari istirahatnya.

2. Suplai vitamin dengan dosis double, kalau saya biasanya kena flu minum Farmaton Vit 2x sehari, Ester C 1000 mg 2x sehari, Madu 5 sendok, Habbats Cair 5 kapsul, Zaitun 3 sendok.

3. Jika sesak nafas ( karena semua jenis flu yang menyerang manusia memang menyebabkan atau dibarengi sesak nafas, apalagi untuk orang yang punya asma seperti saya). Jadi tidak usah heran kalau Covid-19 katanya bikin sesak nafas, karena semua flu memang begitu.

Nah lanjut lagi, kalau sudah sesak nafas, pengobatan yang mujarab adalah dengan alat uap Nebulizer + obat Ventolin cair + cairan infus ( bisa dilakukan sendiri di rumah, sangat mudah dan tidak berbahaya ). Diuapi sehari 3x sampai hilang sesak nafasnya, biasanya 1-3 hari hilang sesaknya seiring dengan semakin membaiknya kondisi tubuh.

3. Jika batuk ada dahaknya, dengan diuapi ikutan sembuh batuknya, masalahnya dahak akan keluar banyak dan pasti membuat iritasi tenggorokan, sehingga membuat sakit tenggorokan.

4. Sakit tenggorokan diobati dengan Metyl Predynoasolon dan pereda nyeri nya Asam MaFenamat, biasanya 1 sampai 3x minum sudah sembuh.

5. Kalau demam tinggal panasnya diturunkan dengan Paracetamol ( perlu diingat demam di sini berhubungan dengan infeksi, biasanya infeksi di tenggorokan atau radang tenggorokan). Kalau tidak ada radang tenggorokan yang parah, biasanya tidak akan demam.

6. Hindari makan buah yang bergetah seperti melon, nanas, semangka. Makan buah Jeruk saja, jeruk itu bagus.

7. Selama pengobatan ini, istirahat total dengan mengisolasi diri. Tidak usah mikir kerjaan, tidak usah mikir lain-lain ( ini yang akan bantu buat percepat sembuhnya).

Coba dipelajari cara penyembuhan diatas, apakah perlu kalian ke rumah sakit kalau cuma sakit flu?

Tidak kasihan kah dengan para dokter, tenaga medis dan pasien sakit berat lainnya?🍊🍊🍊🍊🍊🍊🍊🆘 * SPANYOL telah mengumumkan perpanjangan darurat hingga (Maret 2021). * 🆘 * Inggris - mengumumkan penguncian (satu bulan). * 🆘 * PRANCIS - (2 minggu) *

🆘 * JERMAN - (4 minggu) *

🆘 * ITALIA - juga akan segera menyusul. *

😱 * SEMUA negara ini telah mengonfirmasi bahwa GELOMBANG KEDUA lebih mematikan daripada yang pertama. *

😷 * Jadi kita harus sangat berhati-hati dan TERUS SEMUA PENCEGAHAN. * 🆘😷🆘

🧚🏻‍♂️💚🧚🏻‍♂️ * Harap juga menjadi komunikator ALERT di antara semua teman dan keluarga. *

😷 * SELAMATKAN SEMUA ORANG DARI GELOMBANG KEDUA. *

* Kami tidak dapat mengambil FASE PENGUNCIAN ke-2 SEBAGAI JIKA TIDAK ADA. *

😱 * Ya, sejarah memberi tahu kita bahwa (gelombang kedua) lebih berbahaya daripada gelombang pertama, seperti yang terjadi pada 1917 hingga 1919 dengan flu Spanyol. Jutaan orang tewas. *

🧚🏻‍♂️💚🧚🏻‍♂️ * Lindungi diri Anda dan keluarga Anda. *

Tetap aman, COVID-19 🙏🏻 * JANGAN menyimpan informasi ini hanya untuk diri Anda sendiri, berikan kepada semua keluarga dan teman Anda. * 🧚🏻‍♂️💚🧚🏻‍♂️"

Lalu, benarkah itu klaim tujuh cara pengobatan covid-19 dari dr Siti Fadillah?

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai dengan klaim tujuh cara pengobatan covid-19 dari dr Siti Fadillah adalah informasi yang tidak benar atau salah. Faktanya dr Siti Fadillah tak pernah mengirimkan pesan berantai tersebut.

 

Simak Video Berikut

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya