Kementerian BUMN Tepis Hoaks Vaksin Covid-19 Dipasang Chip

Kementerian BUMN menepis informasi yang menyebutkan terdapat chip pada vaksin Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Jan 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)
Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)

Liputan6.com, Jakarta- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menepis informasi yang menyebutkan terdapat chip pada vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac, kabar tersebut dinilai berbahaya karena akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin.

Staf Khusus Menteri BUMNArya Sinulingga mengatakan, Pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir tentang barcode pada vaksin Covid-19 bertujuan untuk mendata vaksin yang tersedia dan menghindari pemalsuan vaksin.

"Yang dimaksud Pak ET (Erick Thohir) adalah bahwa yang namanya barcode vaksin itu terdata, supaya jangan sampai ada barcode yang palsu, vaksin yang satu ini punyanya si A gitu, jadi ketahuan langsung datanya, jadi semuanya ada barcodenya," kata Arya, di Jakarta, Selasa (19/1/2021).

Menurut Arya, jika vaksin palsu beredar dan digunakan akan membahayakan masyarakat dan kekebalan terhadap vaksin Covid-19 tidak terjadi. 

Arya pun menepis informasi yang menyebut terdapat chip pada vaksin Covid-19, kabar ini akan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin Covid-19. 

"Itu maskudnya bukan ada chipnya, mana mungkin ada chipnya itu kan cairan gimana sih, ini pasti orang-orang yang sengaja, orang-orang yang bikin hoaks ini semuanya sengaja untuk buat banyak korban rakyat Indonesia kalau nggak divaksin, ini berbahaya," jelasnya.

Arya menduga, informasi yang menyebut terdapat chip pada vaksin Covid-19 disebar oleh pihak yang ingin menghambat proses vaksin Covid-19 dan oknum tersebut berbahaya karena dapat menghambat pemutusan penyebaran Covid-19. 

"Ini pasti orang-orang yang sengaja, orang-orang yang sebarkan ini adalah memang orangorang yang ingin mencelakakan orang lain jadi dia berusaha untuk menghambat vaksiansi dan itu kan namanya membuat orang mati terbunuh karena corona, kita minta yang buat hoaks harus sadar dirilah, nggak ada agama yang bolehkan itu sebarkan hoaks dan buat orang lain celaka," tuturnya.

"Jadi vaksin yang ini dipakai untuk yang ini supaya jangan lagi nanti ada vaksin-vaksin palsu, sangat penting, kalau ada yang palsu kan bahaya, nanti nggak terjadi kekebalan kelompok itu, dampaknya kemana-mana," tuturnya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya