Liputan6.com, Jakarta - Studi terbaru terkait hoaks seputar vaksin covid-19 dirilis oleh University of NSW (UNSW), Australia. Studi itu menunjukkan kekhawatiran hoaks akan punya efek nyata bagi warga di sana.
UNSW meninjau lebih dari 600 hoaks yang ditulis dalam 24 bahasa berbeda yang berasal dari 50 negara. Hoaks tersebut telah dibagikan, disukai, atau mendapat respons dari 100 juta orang.
Salah satu penulis utama studi tersebut, Profesor Holly Seale pun mengingatkan masyarakat agar tidak terpapar hoaks.
Advertisement
"Salah satu hoaks yang paling mencolok adalah banyak orang yang akan mati atau cedera usai divaksin covid-19. Hoaks itu telah diedarkan 48 ribu kali di Instagram dan sangat salah," ujar Seale seperti dilansir AAP.
"Anda harus lihat apakah informasi yang didapat dari sumber terpercaya? Apakah Anda percaya dengan orang itu dan apakah agenda mereka? Intinya kita harus berhenti, berpikir dan periksa sebelum memberikan informasi itu pada orang lain," ujar Seale menambahkan.
"Studi yang kami buat menunjukkan kebutuhan mendesak untuk penelitian tentang cara terbaik untuk 'menginokulasi' terhadap informasi yang salah."
#IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement